Sunday, March 18, 2012

Apartemenku Seperti New Orleans

Saya baru pulang dari jaga pagi ini dengan penuh kelelahan lantaran baru saja terbebas dari hari yang cukup berat. Seharian kemaren jagain rumah sakit saya direpotkan ibu melahirkan yang kebanyakan stolsel, ibu dengan bayi cacat yang separuh air ketubannya sukses membanjiri baju saya, ditambah gadis ingusan berumur 16 tahun yang hamil di luar nikah dan semalaman nangis jerit-jerit kepingin ditemani ibunya. Saya nggak kepingin apapun selain pulang, mandi, dan mulet sebentar di kasur. Jadi itulah harapan terakhir saya waktu membuka kunci apartemen dan menemukan..

..Kamar saya kotor, kotor, kotor. Seperti New Orleans diguyur Katrina.

Seperti baru dilimpahi hujan air yang bercampur debu. Mustahil. Saya selalu nutup jendela sebelum pergi kok.

Lalu saya mendongak dan menyadari ambang lobang angin yang biasanya hanya akan tembus air jika badai super lebat. Dan kecil kemungkinannya badai itu terjadi di Surabaya. Surabaya bisa hujan saja sudah hebat, apalagi badai?

Tapi badai macam apa yang mengguyur apartemen saya sampek-sampek saya nggak berani tidur di sprei saya sendiri saking kotornya lantaran kecipratan hujan? Cipratan hujan debu itu mengotori seluruh kamar saya, mulai dari tempat tidur sampek meja tulis. Mendadak saya merasa bersyukur karena saya punya kebiasaan menyimpan sajadah di lemari. Sekiranya saya malas dan menggeletakkan sajadah bekas sholat di lantai begitu saja, pasti sajadah itu kecipratan hujan debu juga dan nggak bersih buat dipakai sholat.

"Bapaak!" Saya mengadu ke concierge yang jagain apartemen saya. "Kenapa kamarku jadi kayak ken Katrina begini??"
Lalu concierge saya bilang bahwa yang kena musibah kamarnya kena badai nggak cuman saya, ternyata tetangga-tetangga di gedung apartemen saya juga kena semua.

Belakangan saya baru tahu se-Surabaya Timur diguyur badai yang sama. My hunk terpaksa menyapu living room di rumahnya lantaran ruangan itu kecipratan badai kotor juga.

Kejadian badai itu terjadi kemaren, Sabtu, sekitar jam 1 siang. Saya bergidik ngeri, membayangkan kalau pas kejadian badai itu saya lagi tidur siang di kamar saya, pastilah badai debu itu menimpa saya dan saya langsung kena pneumonia.

Padahal saya lagi jaga rumah sakit. Dan beberapa hari sebelumnya saya sempat bersungut-sungut bahwa saya dapet giliran jaga rumah sakit hari Sabtu, lagi. Hari sabtu tuh seharusnya orang pergi berkencan, bukan masuk kantor.

Ada gunanya ya sholat itu? Tuhan menyelamatkan saya, lagi. Dia menyelamatkan saya dari badai debu dengan cara kasih saya giliran jaga rumah sakit hari Sabtu.

Saya nulis ini dalam perjalanan ke kuliah profesor. Hari Minggu saya tetap kuliah. Padahal apartemen saya lagi berantakan seperti New Orleans kena badai Katrina. Dan besok saya akan pergi dinas keluar kota sampek dua minggu. Saya tidak tahu kapan saya akan sempat membersihkan kamar saya dari bekas bencana itu..
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com