Tuesday, July 3, 2012

Nguping Rumpian Dokter Sebelah

Dugem, pada hakekatnya adalah bersenang-senang. Mencicipi makanan sampek kenyang, menyeruput esgrim sampek lidah mati rasa kedinginan, pulang sambil sempoyongan dengan perut miring sebelah. Mabuk atau tidak, yang penting hati puas. Karena sesungguhnya, dugem artinya DUnia GEMbul alias makan-makan..

Suatu malam dua bulan lalu, saya dugem bareng my hunk di sebuah restoran Italia di kawasan Darmo. Kami ambil tempat di pojok, yang sudah saya analisa sedemikian rupa dan saya simpulkan bahwa tempat itu cukup strategis untuk melihat setiap stand makanan dan punya jarak perimeter yang sama dengan masing-masing stand, sehingga kalau kami masih keblinger, kami tinggal sambar penganan yang kami mau (yang nulis ini, aseli orangnya gembul abis)(tapi tetep cantik) (terserah deh, nurut aja) (lanjut!).

Lalu ternyata, di meja tetangga, ada segerombolan pengunjung yang langsung saya kenali, nampaknya adalah kolega-kolega saya dari kantor. Kami sama-sama dokter, tapi departemennya lain. Kalau di kantor, saya kan di lantai atas, kalau mereka itu di lantai bawah.

Nampaknya satu departemen itu lagi dugem bareng-bareng di restoran itu. Dengan berpiring-piring pizza di meja, plus gelas-gelas sloki yang malah diisi squash. Jumlah mereka yang banyak, plus volume suara yang keras, bikin saya bisa menguping pembicaraan mereka dengan mudah.

Dan astaghfirullah..mereka sedang bicara tentang pneumothorax! *tepok jidat*

Sudah jauh-jauh ke salah satu restoran paling fancy di kota dan yang diomongin masih urusan pneumothorax??

***

Kalau dokter ngerumpi sama sesama dokter lagi, pasti yang diomonginnya itu-itu lagi: Pasien yang sakitnya jelek. Kolega yang suka nikam dari belakang. Kongkalikong sama detailer yang tukang nipu. Rumah sakit dengan manajemen korup.

Saya bosan.

Mbok saya kepingin tuh jalan-jalan sama kolega-kolega saya sembari ngomongin hal-hal yang lebih variatif. Tentang harga tiket snorkling yang murah. Cari tukang jual wagyu yang enak. Atau salon pijet yang bisa bikin ketiduran. Yang pasti, bukan debat kusir soal urusan medis yang nggak jelas juntrungannya.

Makanya, kalau my hunk ngajak saya nemenin dos-q ketemu temannya entah siapa, saya hampir selalu semangat mengiyakan. Soalnya saya tahu temannya bukan dokter. Dan berkenalan dengan orang baru selalu kasih kita pengetahuan baru. Itu membebaskan kita dari dunia karier akademis kita yang cupet.

Sodara-sodara, ada yang kepingin jalan-jalan sambil makan-makan? Ayuk, ajakin saya ya..

*Foto diambil di sebuah tempat dugem pada sebuah hotel di Surabaya yang jualan nasi goreng. Alhamdulillah, waktu itu kami nggak ada yang ngomongin urusan medis.*
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com