Sekarang sahur on the road lagi ngetrend. Orang-orang keliling-keliling di jalan menjelang subuh-subuh sambil bagi-bagiin nasi kotak.
Gerakan yang sebetulnya umurnya udah semenjak 15 tahun lalu ini saya ingetnya dirintis oleh stasiun radio. Penyiar-penyiar dan klub pendengarnya patroli di jalan raya bagiin nasi bungkus. Sasaran utamanya anak jalanan, gelandangan, tukang parkir, polisi, pokoknya orang-orang yang kesulitan untuk makan di rumah pada jam empat pagi. Intinya sih ibadah, berbagi dengan yang kurang mampu. Kurang mampu itu, baik yang kurang materi maupun kurang waktu.
(Kalo berbagi dengan yang jomblo, itu termasuk kurang mampu nggak ya? Termasuk kan ya? Iya aja deh..) *maksa*
Sekarang, gerakan sahur on the road mulai melenceng dari niat ibadahnya. Penggiat sahur on the road ini mulai bikin macet. Bawa-bawa makanan pakai sepeda motor, jalan beriringan, kadang-kadang bawa bendera entah apa, dengan suara knalpot digede-gedein. Kadang-kadang tampangnya lebih mirip mau tawuran ketimbang mau bagi-bagi nasi kotak.
Gerakan yang sebetulnya umurnya udah semenjak 15 tahun lalu ini saya ingetnya dirintis oleh stasiun radio. Penyiar-penyiar dan klub pendengarnya patroli di jalan raya bagiin nasi bungkus. Sasaran utamanya anak jalanan, gelandangan, tukang parkir, polisi, pokoknya orang-orang yang kesulitan untuk makan di rumah pada jam empat pagi. Intinya sih ibadah, berbagi dengan yang kurang mampu. Kurang mampu itu, baik yang kurang materi maupun kurang waktu.
(Kalo berbagi dengan yang jomblo, itu termasuk kurang mampu nggak ya? Termasuk kan ya? Iya aja deh..) *maksa*
Sekarang, gerakan sahur on the road mulai melenceng dari niat ibadahnya. Penggiat sahur on the road ini mulai bikin macet. Bawa-bawa makanan pakai sepeda motor, jalan beriringan, kadang-kadang bawa bendera entah apa, dengan suara knalpot digede-gedein. Kadang-kadang tampangnya lebih mirip mau tawuran ketimbang mau bagi-bagi nasi kotak.