"Tolong, Dok, tolong.." Perempuan itu memandang saya dengan tampang memelas. "Anak saya di rumah sudah dua dari suami yang pertama. Dengan suami yang ini saya masih nikah siri. Suami yang ini belum resmi cerai dari istrinya yang pertama. Saya takut kalau anak ini lahir sedangkan status saya masih belum jelas.."
Saya menatapnya balik dengan tampang flat. "Lha belum resmi cerai kok sudah sama yang lain?"
Sang perempuan nampak jengah. "Yah..gimana ya.."
Saya menjawab dalam hati, "Because we girls are fools." Yah, tentu saja gw ngerti perasaan elu.
Tapi saya tetap tidak mau melakukan permintaannya.
"Bu, keputusan saya tidak bisa digugat. Kami tidak bisa melakukan apa yang Anda inginkan."
"Tapi, Dok, saya baru terlambat haid seminggu.."
Saya menatapnya balik dengan tampang flat. "Lha belum resmi cerai kok sudah sama yang lain?"
Sang perempuan nampak jengah. "Yah..gimana ya.."
Saya menjawab dalam hati, "Because we girls are fools." Yah, tentu saja gw ngerti perasaan elu.
Tapi saya tetap tidak mau melakukan permintaannya.
"Bu, keputusan saya tidak bisa digugat. Kami tidak bisa melakukan apa yang Anda inginkan."
"Tapi, Dok, saya baru terlambat haid seminggu.."