Berarti gw dong?"
Him: "Kamu percaya sama manusia setengah salmon itu?"
![]() |
Tampilan profil Facebook saya setelah diutak-atik pakai Timeline. |
Burung dara saos Inggris, Mie Tokyo, Nginden, Surabaya. |
Departemen saya dikonsulin departemen Psikiatri. Alkisah, ada seorang perempuan putus dari pacarnya, lalu dikawinpaksa dengan cowok yang nggak dia maui. Semenjak kawin paksa ini, menurut keluarganya, si cewek jadi berubah kepribadian. Yang tadinya rame jadi pendiam, yang tadinya cerewet jadi banyak mengurung diri di kamar. Sampek kemudian dia hamil.
Repotnya, semenjak hamil, dia jadi beringas dan marah-marah nggak jelas melulu. Dia benci semua orang, ya bonyoknya, ya sodaranya, lebih parah lagi dia benci suaminya. Keluarganya yang panik, membawanya ke dokter. Singkat kata, dia dirawat di rumah sakit, masuk ke bangsal untuk pasien-pasien sakit jiwa.
Pasien ini ternyata ngidap skizofrenia paranoid. Penjelasan gampangnya, penyakit ini adalah penyakit nggak bisa membedakan kenyataan dengan khayalan. Dan yang menjengkelkan, dia curigaan terhadap semua orang. Dia mengira semua orang ingin mencelakai dia. Sekarang kami para dokter yang mau jadi dokter kandungan, takut si ibu curigaan sama bayinya juga. Lha kalau dia berusaha membunuh anaknya sendiri gimana?
Untungnya si janin masih bagus, dan dosen-dosen saya pikir mendingan tuh pasien nanti melahirkan dengan operasi Caesar aja. (Nggak kebayang kalau nanti dia melahirkan lewat vagina, orang gila + stress mengejan bukanlah kombinasi yang menyenangkan. Oops..nggak boleh sebut "orang gila" ya?)
Kedua orang tua si ibu sudah bilang, nanti kalau bayinya lahir, bayinya akan diasuh oleh mereka berdua (kakek-nenek si bayi). Nggak masalah sih yang itu. Sekarang yang jadi masalah, si pasien ini ternyata susah banget disuruh minum obat buat nyembuhin sakit jiwanya. Sebulan lalu dia sempat rada enak diajak ngomong, karena itu psikiater memulangkannya ke rumah sambil membekalinya pil kecil-kecil. Ternyata selama di rumah, si pasien pundung nggak mau minum obat lagi, dan akibatnya si pasien jadi kumat lagi gokilnya sehingga keluarga terpaksa mengopnamekannya lagi.
Kami yang kerja di bagian kandungan, bingung mikirin gimana kalau nanti si ibu ini hamil lagi? Bisa-bisa nanti skizonya kumat lagi dan bukan tidak mungkin kalau hamil lagi dia akan berusaha membunuh janinnya. Maka nggak ada jalan lain selain merayu keluarga si pasien supaya pasien ini boleh ikut KB. Persoalannya, metode KB apa yang cocok buat ibu dengan sakit jiwa yang disuruh minum obat sendiri aja nggak mau?
Sebagian kolega saya bilang, baiknya si ibu dioperasi steril aja. Nanti kan dia melahirkan dengan Caesar, sambil dikeluarin janinnya ya sambil dibikin mandul, gitu. Kan gampang tuh tinggal sekali jalan. Nggak perlu kuatir lagi dia bakalan hamil, kumat nggak waras lagi dan mencelakai janinnya.
Tapi sebagian kolega saya yang lain nggak setuju. Perempuan berhak hamil. Dan perempuan berhak menentukan sendiri apakah dia ingin hamil atau tidak. Termasuk menentukan apakah dia ingin membuat dirinya tidak hamil. Ya, meskipun dia sakit jiwa.
Si suami sendiri nggak bisa bikin keputusan. (Kami kalau mau bikin operasi mandul pasti harus minta ijin suami pasiennya dulu. Itu protokolnya). Dia menyadari bahwa istrinya nggak layak mengasuh anaknya sendirian, tapi dia juga nggak kepingin istrinya dibikin mandul. Mungkin, jauh di lubuk hatinya yang dalam, dia berharap suatu hari nanti istrinya akan sembuh, dan mereka bisa mengasuh anak mereka bersama-sama seperti keluarga normal (dan mungkin si istri perlahan akan belajar mencintainya pelan-pelan). Dan operasi steril jelas akan mengacaukan impian itu.
Tadi pagi, kami putuskan untuk tidak mensterilisasi si pasien. Soalnya, kolega-kolega di Psikiatri bilang bahwa bisa aja kemungkinan si pasien ini sembuh. Kalau si ibu sampek sembuh, dan dia sudah keburu dioperasi steril, bisa jadi suatu hari nanti dia akan menuntut dokter-dokter karena telah sengaja membuatnya mandul. Meskipun mungkin, dokter membuatnya mandul karena ingin menyelamatkan si pasien dari kehamilan yang sulit dihadapi oleh si pasien.
(Saya sendiri tidak yakin dia akan sembuh. Dulu saya diajari bahwa skizofrenia yang timbul pada usia muda seperti ini akan sulit sekali sembuhnya. Tapi saya bukan mahasiswa psikiatri, ini jelas bukan kompetensi saya, barangkali lebih baik kalau saya mempercayai kolega-kolega saya di Psikiatri saja, karena mungkin mereka benar karena mereka punya ilmunya).
Saya menulis ini untuk kasih wacana ke Jemaah blog saya, bahwa setiap manusia punya hak yang sama. Setiap perempuan berhak hamil jika dia ingin. Setiap perempuan berhak mengenakan kontrasepsi jika dia ingin. Dan yang juga sama pentingnya, setiap perempuan berhak untuk menolak kontrasepsi jika dia masih kepingin punya anak lagi.
Dan kita tidak bisa memutuskan bahwa seseorang tidak berhak untuk punya anak. Siapapun dia, meskipun kita mengira dia tidak punya cukup akal untuk bersikap rasional. Entah karena dia masih di bawah umur, atau karena dia sakit jiwa..
East Coast Center, Keputih, Surabaya, semalam. |
Penjajah baru bernama sepeda. Foto oleh Eddy Fahmi. |
Ketentuan yang kudu dipatuhin antara lain, bahwa tiap kandidat yang mau masuk ke ruang ujian, nggak boleh bawa HP. Alhasil panitia malah kerepotan sendiri ngumpulin HP-HP kandidat. Sebetulnya yang saya kuatirkan malah kalau HP-nya itu ilang pas lagi disimpen panitia.
Hari ini saya mengasistensi ujian nasional Obstetri Ginekologi dan kami melayani 50 kandidat. Kolega saya sampek bela-belain bawa koper buat nampung HP-HP dokter yang mau ujian spesialis itu. Modusnya, tiap kandidat dapet satu kantong plastik buat masukin HP, nanti kita kumpulin 50 kantong yang akan kita simpen dalam koper. HP akan dikembalikan ke pemiliknya jika ujian sudah selesai. Tidak perlu kuatir tertukar coz tiap kantong sudah dilabelin sesuai nama pemiliknya. Dan sebelum nyerahin HP pun baik pemilik HP dan panitia penjaga HP sudah melakukan ijab kabul tertulis.
Selalu ada masalah untuk tiap solusi. Ada kandidat yang ternyata nggak matiin HP-nya sebelum dititipin ke panitia. Alhasil tuh HP kedap-kedip melulu kalau ada panggilan masuk. Untung alert-nya cuma kedap-kedip, bayangin kalau pakai ringtone yang super banter dan ringtone-nya lagu Ayu Tingting pula. Kasihan panitia yang ketiban tugas jagain HP kalau dipaksa dengerin ringtone gituan, pasti dia berdoa supaya ujiannya cepet selesai..
Saya mikir, kenapa upaya kayak gini baru dipraktekin di ujian nasional untuk pendidikan setingkat S2? Kenapa nggak dipraktekin sekalian buat ujian-ujian nasional SMA dan SMP yang sering bikin ricuh gitu? Supaya nggak ada lagi berita kecurangan ujian nasional gara-gara muridnya kedapatan bawa HP ke ruang ujian. Apakah Dinas Pendidikan nggak tega nyuruh guru-guru pengawasnya ngegeret koper? Kalau nggak modal sedia koper kan bisa pakai karung goni, atau bahan lain yang lebih murah. Lha gimana kalau murid-muridnya dibiarkan bawa HP ke ruang ujian, sanggupkah kita percaya bahwa mereka semua tidak akan kirim-kirim jawaban via BBM?
*Ah, Vicky, kamu kayak nggak pernah ujian SMA aja. Mosok sih nggak pernah buka-buka HP waktu ujian?*
(Idih, waktu saya SMA kan belum musim HP, nggak pernah lah saya kirim-kirim jawaban pakai HP.. :p*
![]() |
Burger, Hi Tech Mall, Tambaksari, Surabaya. |
![]() |
Roti prata bisa dimakan secara plain, tapi direkomendasikan buat dimakan dengan disiram saos kari. Bisa disajikan dengan kari sapi, tapi kali ini saya minta pakai bumbu kari ayam aja. |
![]() |
Ikan asem manis pesenan my hunk, dengan latar es mangga di belakangnya. Es mangganya dicampur podeng, rasanya suegerr! |
![]() |
Galau adalah saat kau tidak tahu mana yang harus kaulakukan duluan, menggado ayam panggangnya, makan nasi gorengnya, atau tersenyum pada kamera. |
Saya mencatat itu baik-baik, karena itu dulu saya selalu rajin tidur siang. Bahkan kalau suatu hari saya nggak sempat tidur siang pun, misalnya lantaran saya pulang setelah jam tiga sore, saya selalu menyempatkan diri tidur. Eh, itu namanya bukan tidur siang ya, tapi tidur sore. Tapi nggak pa-pa, yang penting kuantitas delapan jam tidurnya terpenuhi.
Ketika semester yang baru di sekolah saya mulai Juli lalu, saya pun harus rela pulang dari sekolah sore-sore, karena memang tugas saya yang seabrek nggak bisa diselesaikan siang-siang. Kadang-kadang saya baru pulang jam tujuh malam sampek apartemen, suatu hal yang ironis mengingat sebetulnya letak sekolah saya persis di depan apartemen saya. Praktis tidur siang pun jadi barang mahal buat saya. Jadi kalau seumur-umur gini orang ditanyain, apa barang mahal yang kamu inginkan, mungkin orang akan jawab mobil, cicilan rumah, atau liburan ke Sinx, jawaban saya mungkin beda sendiri: Bobok siang!
Atau lebih tepatnya, saya sungguh kangen tidur delapan jam sehari.
Karena program kuliah saya beda jauh antara semester sekarang dan semester sebelumnya, teman-teman kuliah saya pun ikutan ganti. Dalam 2-3 minggu ini, kalau saya lagi tugas jalan ke departemen lain selain departemen obgyn, saya banyak ketemu teman-teman yang kuliah bareng saya di semester lain. Terus, saban kali mereka liat saya, mereka selalu bilang, "Vicky, kok kamu jadi kurus??"
Memang berat saya susut tiga kilo sih. Tapi mosok sih sampek keliatan kurus? Mungkin rona muka saya nampak capek ya. Muka kan nggak bisa bohong, kelelahan itu keliatan dari pancaran muka, dan lain-lain..
Saya sampek janji, kalau ada waktu buat tidur, saya akan tidur. Pada hari Sabtu dan Minggu, kalau ada yang berani nelfon saya pagi-pagi, saya bisa ngamuk lantaran jam segitu saya masih meluk guling dan dipeluk selimut. Lha hari-hari kerja kan saya harus bangun pagi-pagi, coz posisi saya menyebabkan saya kudu dateng ke kantor lebih duluan daripada senior. Jadi Sabtu-Minggu kan libur, maka giliran saya menikmati bangun siang dong? ;)
Tapi belakangan, rencana saya buat bayar utang tidur di waktu weekend itu, terpaksa kudu direvisi lagi. Bukan, nggak ada appointment yang saya bikin di hari weekend. Tapi penyebabnya, lebih karena badan saya yang memilih bangun sendiri.
Saya nggak bisa merem lagi setelah sholat subuh. Biarpun saya udah milih berbaring diam di atas kasur, tetep aja saya nggak bisa tidur. Mungkin karena badan ini sudah biasa disuruh kerja mulai subuh, jadi kalau jam segini disuruh bobok, dia malah kebingungan sendiri..
Saya berharap kasur saya mengerti. Memang sedikit demi sedikit saya berubah. Tapi saya tetap mencintainya, sama seperti dia mencintai saya. Percayalah, ke manapun saya pergi, saya akan selalu kembali ke pelukannya.. *sambil nyium kasur dan mulai merapikan sprei*
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com
![]() |
Frappucino chocochip, roti panggang kaya spesial, teh susu ginseng, roti goreng telur kornet keju. Lokasi: Phoenam Cafe, Surabaya. |
Lalu saya bertanya-tanya, sebetulnya ikut senam pagi saban jumat itu hukumnya wajib atau sunnah? Kalau wajib, kalau pegawainya nggak ikut senam, ada pemotongan gaji, nggak? Sebaliknya kalau sunnah, kalau pegawainya ikut senam, dapet renumerasi nggak?
Instansi pemerintah seharusnya belajar memoles peraturannya supaya nampak menarik dan supaya pegawai menyadari manfaatnya, bukan sekedar maksa pegawai senam cuman gegara takut benjol oleh atasan.
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com
Narsis di atas Bukit Mentigen pas matahari terbit. |
Bukit Mentigen ini masih berpasir, jadi nggak ada tempat yang jelas buat memijak. Di sebelah kanan saya itu ufuk timur, sedangkan di sebelah kiri saya sebetulnya bukan Angki, melainkan Gunung Batok, hehehe.. |
Ternyata, untuk berfoto di gurun pasir nggak perlu harus ke Arab! Lokasi: Pasir Berbisik, Kabupaten Probolinggo, |
Duduk manis di atas padang pasir. Yang moto ini Eddy Fahmi. |
Pura ini berposisi sekitar 1 km jalan kaki dari pangkalan jip kawah Bromo, dan 2 km dari anak tangga Bromo. |
Difoto Eddy Fahmi dari jauh. Tadinya saya kepingin naik kuda sambil pakai gaun gitu, tapi takut dikira artis n dimintain tanda tangan.. |
Perhatikan anak tangganya yang penuh pasir. Kalau cuman turun sih gampang, tapi naiknya itu yang berat, bo'. Beberapa pengunjung malah nggak mau turun pakai tangga; mereka milih ngesot di area sebelah tangga yang memang penuh pasir. Foto dijepret oleh Angki. |
Siaran langsung dari puncak Bromo! Latar belakang: Gunung Batok. Alhamdulillah yaah..akhirnya sampek juga. "Sesuatu" banget yaahh.. |
Para blogger berbuat narsis dengan berpose membentuk inisial nama masing-masing. Lokasi: Kawah Bromo. Dari kiri ke kanan: V untuk Vicky Laurentina, F untuk Eddy Fahmi, R untuk Risdania Syafdini, A untuk Angki. |
Ngulik Facebook itu baru menyenangkan kalo ada fitur-fitur anyar. Kalo gitu-gitu doang sih, ya ngebosenin. Foto dijepret dengan sukarela oleh Eddy Fahmi |
Saya mengerti nggak semua ibu punya suami, jadi adalah sulit nitipin anak laki-lakinya pada orang lain jika dia sendiri mau sholat di mesjid. Saya juga mengerti bahwa nggak semua anak laki-laki mau nempel sama bokapnya, beberapa anak bahkan mengidap sindrom oedipus-complex, alias ketergantungan setengah mati untuk nempel pada nyokapnya.
*Vicky Sayang, seharusnya malam ini kau pergi ke Mesjid Al-Akbar untuk taraweh, bukan buat motret untuk blogmu..*
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com
![]() |
Pegawai kantoran ikut upacara bendera. Apakah Anda salah satunya? Foto diambil dari sini |
Razia kok milih-milih? Apakah lebih gampang membredel warung-warung makan pinggir jalan ketimbang membredel Barra Pattirajawane dan Farah Quinn?
Tahu yang lebih ironis lagi? Sebegitu tiarapkah iman umat saya sampek merasa perlu rumah-rumah makan ditutup lantaran dianggap menggoda iman umat saya yang lagi puasa?
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com
Seperti yang saya foto ini, di Lekko ada kacang ijo anget untuk setiap buka puasa.
Tapi saya mikir, ke manapun saya pergi, kayaknya menu tajil yang dijual semua orang itu-itu aja. Kolak pisang, kacang ijo, es blewah, ronde angsle. Kok monoton ya? Mbok sekali-kali ada restoran yang kasih menu tajil lain daripada yang lain, gitu? Misalnya tajilnya es krim, atau cocktail, atau puding tiramisu..
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com