Monday, July 25, 2011

Berburu Rasa Ganja ke Bali

Gara-gara dikomporin kolega yang seneng banget sama mie Aceh, terpaksalah rasa penasaran membawa saya kemari. Konon, di negeri asalnya, mie Aceh dibikin dengan memakai ganja. Ganja itulah yang dijadikan penyedap sehingga rasanya jadi uenaak pol.

Saya berhasil nemu restoran yang jual mie Aceh ini di deket sekolah saya. Seperti yang saya baca-baca di literatur (halah, literatur apa sih? Kalau nggak ada di jurnal ilmiah sih bukan literatur namanya!), mie Aceh adalah mie tebal yang digoreng basah dan disajikan dengan ketimun dan emping, pakai udang atau daging yang dipotong dadu.

Lha mie yang saya temuin ini ada rasa ganjanya apa enggak? Wah, saya nggak tahu. Lha saya kan nggak pernah ngincipin ganja, jadi saya nggak tahu kayak apa rasanya ganja, hehehe..

Saya juga nggak berani nanyain ke penjualnya, yang kebetulan berlogat Aceh, apakah dia seperti nenek moyangnya yang suka bikin mie Aceh pakai ganja. Takut dia ngeri dan nggak mau jualan di situ lagi. Padahal mienya enak banget, weitjee..

Mie Aceh buka setiap hari, tutup jam 10 malam. Sepiring mie dibanderol Rp 10k. Kalau mau nambah udang dan daging, harganya naik jadi Rp 15k. Posisinya di Surabaya, di Jalan Bali, antara Jalan Gubeng dan Jalan Biliton. Tolong ya, mohon kemari dan tes mie-nya, apakah bener mie-nya pakai ganja apa enggak. :D
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com