Thursday, February 7, 2013

Memaksa Ibu Merawat Bayi

Hal aneh yang kadang terjadi di ruang bersalin adalah, ternyata tidak semua ibu yang baru melahirkan, bersedia untuk langsung memegang bayinya.

Saya menghabiskan waktu sepanjang hari ini untuk mendengar keluhan bidan. Ceritanya, bidan di kamar nifas tempat saya bersekolah, sekarang punya tugas baru, yaitu ngajarin ibu-ibu yang baru melahirkan untuk mandiin bayinya sendiri. Tujuannya, supaya kalau ibunya sudah pulang dari rumah sakit, ibu bisa mandiin anaknya di rumah.

Persoalannya, ternyata nggak semua ibu yang melahirkan itu senang dan antusias. Mereka yang masih merasa letoy cenderung males bangun, males pipis, dan pada akhirnya males megang bayi yang baru dia lahirkan sendiri. Megangnya aja males, apalagi mandiin. Akibatnya mereka minta bidan yang mandiin. Bidan jadi resah karena pasien kan jadi nggak mau mandiri.

Ibu-ibu yang baru melahirkan pertama kali ternyata juga banyak yang penakut. Takut menjatuhkan bayinya yang licin waktu dimandiin.

Di saat e-mail saya mulai dibanjiri keluhan sana-sini dari ibu-ibu muda yang mengeluh sering dipaksa pakai susu kaleng untuk bayinya yang baru lahir, saya terenyuh karena ternyata masih banyak ibu yang menolak mandiin anaknya sendiri dan minta orang lain yang mandiin. Apa kendalanya sampek mereka takut ngejatuhin bayinya sendiri? Apakah mereka menyangka vagina mereka begitu rapuh sesudah melahirkan sehingga takut jahitannya buyar kalau mereka bangun sedikit aja? Padahal kata Pak Guru saya, otot kemaluan itu ajaib, biarpun jahitannya miring-miring pun tetap aja hasilnya nyambung. Jarang banget kejadian jaitannya buyar. Membuat saya masih percaya bahwa Allah memang Maha Pencipta, apalagi dalam urusan menciptakan otot selangkangan.

Mungkin karena ini rumah sakit buat orang-orang miskin ya. Sewaktu masih hamil, rata-rata mereka memeriksakan kehamilannya ke bidan atau Puskesmas dengan tarif murah-meriah, mungkin di fasilitas itu nggak dapet kursus Lamaze atau kursus merawat bayi sehingga mereka nggak termotivasi untuk mandiin anaknya sendiri sesegera mungkin. Tapi ide mengaitkan rendahnya motivasi dengan masalah ekonomi itu terlalu naif, memangnya yang males mandiin anaknya cuman ibu miskin doang?

Selama ini saya selalu punya mantra rutin yang saya ucapkan kepada setiap pasien yang baru saya tolong persalinannya: "Bu, nanti anaknya disusuin pake ASI ya. Tidak pake susu kaleng ya."
Mosok saya harus nambahin mantranya: "Bu, nanti anaknya dimandiin sendiri yaa?"
Ada yang punya usulan mantra tambahan? Heheheheh..

Ibu memang seharusnya mandiin bayinya sendiri kan? Nggak perlu sampek dipaksa segala kan?
www.laurentginekologi.wordpress.com
www.laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com