Sunday, September 13, 2015

Edukasi Keuangan: Orang Indonesia Memang Takut Kaya

Coba dipikir-pikir dulu: Kalau dapat uang Rp 100 juta, dan uang ini bukan penghasilan rutin, Anda mau apakan uang ini?

Survey ini disebarkan Sun Life Financial Indonesia kepada 505 responden di Jakarta dan Surabaya. Ternyata hasilnya, hanya 11% yang mau pakai uang ini untuk jadi modal usaha, dan hanya 6% yang mau pakai untuk beli rumah. Sekitar 8% bersedia menggelontorkannya untuk pergi ibadah (misalnya naik haji atau umroh). Tapi 30% masih pakai cara kolot: menyimpan dalam bentuk deposito (dan depositonya rupiah, pula!). Dan 34% lainnya lebih parah lagi, dikekep di tabungan bank.

Survey ini membuka talk show edukasi keuangan Jumpa Blogger Sun Life bertajuk "Yuk Kelola Keuangan dengan Bijak" yang dihelat oleh Sun Life Financial Indonesia di restoran Rocca, Surabaya, kemarin. Dalam talk show yang melibatkan blogger se-Jawa Timur ini, konsultan keuangan Alviko Ibnugroho memaparkan pedoman mudah untuk menjadi kaya. Dimulai dengan menjabarkan delapan "error" sifat manusia dalam mengelola keuangan, dan menjelaskan solusinya supaya manusia tidak sampai terperangkap dalam kesalahan-kesalahan tersebut.
Sekitar 100 blogger dari semua penjuru Jawa Timur
nampak memadati restoran mungil tersebut
sembari live tweet tentang acaranya.
Foto oleh Nurul Rahmawati

Nampak beberapa blogger veteran nyempil di antara penonton, seperti pebisnis informatik Budiono, entrepeneur transportasi Eddy Fahmi, wartawan senior radio Manda Roosalina, pengusaha tas Oky Listiani yang membawa bayinya yang berumur dua bulan, dan pegiat olahraga lari Avy Harviansyah.
Beberapa blogger di antara penonton.
Dapatkah Anda mengenali siapa saja mereka?
Foto oleh Eddy Fahmi
Alviko mengungkapkan dalam talk show ini bahwa memang sudah sejatinya sifat manusia ingin kaya. Di Indonesia, patokan seseorang disebut kaya ialah dari materi yang dimilikinya, baik itu berupa uang, rumah, atau kendaraan. Selain mengejar materi, manusia juga menginginkan banyak uang untuk tujuan lain sesuai tahapan hidupnya masing-masing, misalnya untuk biaya pernikahan, untuk biaya kuliah anak, untuk membuka usaha, atau untuk naik haji. Persoalannya, berapa pun uang yang akhirnya sudah dimiliki, orang Indonesia masih takut untuk mengelolanya. Ini nampak dari hasil survey sebelumnya, di mana sekitar 2/3 orang Indonesia akhirnya malah lari ke bank untuk menyimpan uangnya, bukan menggunakannya untuk mewujudkan angan-angan yang dicita-citakan tadi. "Orang Indonesia memang punya perasaan takut untuk menjadi kaya," jelas Alviko dalam show berdurasi dua jam itu.

Alviko membeberkan beberapa solusi
supaya masyarakat mampu mencapai keinginannya.
Foto oleh Budiono
Alviko membeberkan beberapa solusi supaya masyarakat mampu mencapai keinginannya. Ia mengimbau para blogger supaya tidak sungkan-sungkan bicara tentang cara mengatur keuangan. Ia juga menyarankan para blogger ini supaya punya target finansial, dan bisa menentukan spesifik berapa target yang diinginkan. "Misalnya, ingin bisa menyekolahkan anak di Teknik Industri ITS, butuh Rp 60 juta," ia memberi contoh. Adanya target finansial akan membuat manusia tahu berapa banyak uang yang harus ia kumpulkan untuk mewujudkannya, dan lebih penting lagi, berapa yang harus ia tabung dan investasikan untuk mengembangkan penghasilannya.

Alviko juga memberi tips praktis untuk bijak menggunakan uang. Contohnya, menghindari memakai kartu kredit. "Pakai kartu kredit kok bangga? Kartu kredit itu ngutang," tegasnya sembari menjelaskan bahwa utang yang dalam bisa menghambat pencapaian target finansial.

"Pakai cara jaman dulu. Uangnya disimpan amplop per amplop," katanya. Cara ini dipercayanya efektif untuk mencegah uang simpanan cepat habis karena keinginan impulsif untuk belanja. Ia mengkonversi cara jadul ini dengan cara kekinian, yakni menyarankan membuka beberapa rekening sekaligus untuk pos-pos yang berbeda. Misalnya, rekening untuk menabung simpanan dana kuliah anak dipisahkan dari rekening untuk belanja bulanan rumah tangga.

Ia bahkan memberikan saran supaya tetap bijak dalam berbelanja bulanan. Cara supaya berbelanja tetap terkendali ini cukup gampang. "Belanja di supermarket itu sepulang dari kantor, malam-malam, pas tokonya mau tutup," tandasnya.

Sun Life Financial Indonesia nampaknya serius menggarap kalangan blogger sebagai juru kampanye edukasi finansial bagi masyarakat Indonesia. Perusahaan perencanaan keuangan ini antusias memperkenalkan produk-produknya yang dapat membantu klien merencanakan keuangan dengan lebih baik. Efek viral disebarkan melalui instrumen lomba-lomba yang segera diserbu para blogger yang hadir, antara lain melalui kompetisi live tweet dengan tagar #LebihBaik, kuis-kuis kecil, dan lomba foto selama acara berlangsung.
Para blogger pemenang kuis berpose bersama hadiah masing-masing
Foto oleh Eddy Fahmi

Blogger-blogger yang datang pun riang lantaran talk show singkat ini membuka banyak wawasan mereka tentang cara mengatur keuangan. Seperti yang mereka ungkapkan dalam tweet mereka berikut ini:





Ada juga yang mendesah gagal karena kalah live tweet yang berhadiah handphone itu.



Namun banyak blogger yang berhasil menarik tips sederhana yang dijelaskan Alviko.



Termasuk selipan tentang konsep proteksi yang menjadi tujuan asuransi sebagai bagian dari perencanaan keuangan.


Sun Life Financial Indonesia membuka kantor barunya di kawasan Diponegoro, Surabaya, pekan ini. Ini merupakan cabang kantor mereka selanjutnya setelah sebelumnya mereka membuka pusat layanan nasabah di Jakarta, Medan, dan Denpasar.