Dugem saya di acara pecinta kumpulan puisi ini jauh banget
dari stereotype orang penyair. Kawan-kawan yang biasa merangkai kata-kata puisi
ini nggak ada mirip-miripnya sama pujangga penggombal yang biasa bikin lirik
puisi cinta; orang-orang ini nggak romantis. Style-nya nggak klasik juga kayak
pembaca karya-karyanya Chairil Anwar. Nggak cupu bin nerdy. Dan style-nya juga
nggak mirip mahasiswa militan yang bisa berhari-hari nggak mandi gegara sibuk
bikin puisi. Penampil terakhirnya malah bacain contoh puisi pake mode lagu musikalisasi
puisi.
![]() |
Donal membacakan kata-kata puisi diiringi Iwan dalam Malam Puisi Surabaya Gambar diambil dari sini |
Acara yang ditajuk bernama Malam Puisi Surabaya ini dihelat Sabtu kemaren, 10 Oktober, di Kaya Resto and Coffee Holix, sebuah tempat dugem yang berada di bilangan Jemursari, Surabaya.
Yang dateng memenuhi venue acara di restoran itu sekitar 50 orang, rata-rata
berpotongan mahasiswa atau fresh graduated, bawa motor, mengantongi Android, dan
cuman duduk minum es teh. Mereka nampak nggak kenal satu sama lain kecuali
mungkin sama temen-temen segengnya sendiri, tapi sama-sama dateng ke sana
karena tertarik pada acara ini yang udah diiklanin dalam seminggu terakhir dan
cuman diiklanin via Twitter oleh sebuah komunitas bernama Kotajancuk.
![]() |
Penonton memenuhi Kaya Resto dan berbagi kata-kata puisi Gambar oleh Eddy Fahmi |
Dalam acara itu, mereka yang hadir dipersilakan maju spontan
bacain puisi masing-masing. Ada yang baca puisi karyanya sendiri. Ada yang baca
puisi karya orang lain, entah itu tulisannya sastrawan beken atau cuman tulisan
temennya sendiri. Ada sekitar 20 orang yang berani nampil, dan jangan harap
tampilan mereka mirip penyair yang niat banget itu. Sebagian bacain puisinya
yang udah disiapin di rumah ditulis pake kertas HVS. Tapi lebih banyak yang
nulis puisinya di note HP-nya dan langsung baca HP di atas panggung.
![]() |
Ayu Mustikasari dalam Malam Puisi Surabaya Gambar diambil dari sini |
![]() |
Astri Dwijayanti dalam Malam Puisi Surabaya Gambar diambil dari sini |
Nggak semua dari orang-orang ini sungguhan keranjingan
puisi. Sebagian dari mereka malah ngaku terakhir kali baca puisi adalah waktu
mereka masih sekolah SD. Lagaknya juga nggak ekspresif kayak yang biasa
mondar-mandir nampil di lomba puisi. Tapi setiap orang yang turun dari panggung
selalu dihujani tepuk tangan meriah, seolah-olah yang tampil itu WS Rendra.
Kalau Jajang C. Noer lihat ini, dia bisa nangis darah, hihihi.
Puisi di hari gini udah nggak lagi eksklusif cuman diadain
di auditorium kampus seni atau di teater dengan pencahayaan dan tata suara yang
extravaganza. Komunitas Malam Puisi ngadain acara pembacaan puisi di kafe-kafe,
menyasar siapapun berkantong cekak untuk dateng ke acara sini dengan gratis.
Yang biasa bikin puisi dibolehkan dateng, dan yang nggak pernah suka puisi pun
juga disambut hangat. Acara ini ingin bikin puisi itu merakyat.
![]() |
Baca puisi juga nggak sekedar melulu monolog monoton di pentas. Salah satu penampil favorit saya, Ayu Rusdiana tampil duet dengan Denza Perdana. Ayu bacain 2-3 verse puisi cinta di kertasnya di atas panggung, disusul Denza yang tiba-tiba nongol dari antara penonton sembari baca verse lanjutannya di HP-nya. Mereka baca puisi bersahut-sahutan, dan mengakhiri penampilan mereka dengan verse final di atas panggung. Gambar diambil dari sini |
Saya beruntung coz pas episode Malam Puisi Surabaya ini
kedatengan bintang tamu Swaranabya. Band akustik ini asal
Semarang ini merupakan band yang mengkhususkan diri dalam genre musikalisasi
puisi, alias membawakan lagu aransiran mereka yang liriknya diambil dari puisi.
Nggak seperti kebiasaannya, semalam khusus di hadapan audiens penonton puisi
Surabaya, Swaranabya tanpa tanggung-tanggung tampil all out dengan membawakan
lima lagu sekaligus. Lagu penutupnya, Bangun Tengah Malam, sukses bikin mereka
mengakhiri pentas dengan tepuk tangan meriah.
![]() |
Swaranabya membawakan contoh puisi yang ditampilkan dalam bentuk mukalisasi dalam Malam Puisi Surabaya Gambar diambil dari sini |
Kotajancuk akan mengumumkan episode Malam Puisi Surabaya
berikutnya dua bulan lagi di account Twitter mereka, @kotajancuk.