Monday, February 9, 2009

Tak Harus Jadi Bolong


Matanya ilang. Mulutnya raib. Kepalanya bercokol di pinggir persimpangan Jalan Pananjung Tarung dan Jalan Pembangunan di Pulang Pisau. Siapa nih, kuyang baru ya?

Gw baru sadar empat hari yang lalu, ngelewatin dia pas gw lagi naik motor sama staf kantor gw ke kantor. Dia tadinya berdiri di pinggir jalan, cantik seperti perempuan normal. Posturnya tinggi, kayaknya dari jauh juga keliatan. Sudah berhari-hari dia berdiri di situ.

Tapi hari itu, tampangnya bikin gw terkejut. Lho, kok mata dan mulutnya ngga ada?

Staf kantor yang naik motor bareng gw cuman tersenyum. "Dibolongin orang kali, Dok.." nadanya penuh maklum, seolah pencongkelan mata dari kepala perempuan udah biasa di dusun ini.

Hari ini gw lewat situ lagi bareng staf kantor gw yang lain. Ternyata perempuan bermata bolong itu udah ngga ada di sana. Tapi jejaknya masih ketinggalan, nunjukin kalo dia pernah nongkrong di situ. Buktinya, tiang-tiang bingkai dari bambu yang pernah menyokong dia dulu, masih tegak berdiri. Seolah-olah kalo si perempuan mau balik ke situ lagi, tiang bambu yang mendukungnya udah siap dipasang.

Gw mengeluh. Kampanye pemilu Indonesia damai apanya?! Sungguh norak menyabotase baliho seorang caleg perempuan dengan membolongi mata dan mulutnya. Padahal buat membolongi itu pelakunya harus manjat tangga, coz baliho itu setinggi tiga meter dan letaknya di tanah pasir yang nggak stabil buat naruh tangga. Anehnya, baliho caleg yang ini doang yang dirusak. Coz di titik jalan yang sama, baliho caleg-caleg lain masih tegak berdiri dan sehat wal afiat. Sabotase ini jelas bukan kerjaan iseng pengangguran lokal.

Padahal, ketimbang bikin seorang caleg nampak mirip sunder bolong, masih banyak cara lain yang lebih elegan yang bisa dipake buat menggagalkan kesuksesan caleg. Misalnya:
1. Saat sang caleg sedang berkampanye, panggillah penari hujan. Hujan bakal bikin acara apapun bubar.
2. Pada pamflet-pamflet iklan caleg yang dipasang di tembok-tembok pinggir jalan, timpalah dengan pamflet berisi iklan tentang perusahaan Anda. Orang jadi ngga bisa liat mukanya si caleg, tapi malah hafal sama produk Anda.
3. Di tempat ditanamnya baliho caleg, tanam juga pohon palem tinggi yang kira-kira bisa nutupin baliho itu. Pada batang pohonnya, gantungkan tulisan, MARI SUKSESKAN PENGHIJAUAN.
4. Hubungi PLN buat nyopotin lampu jalan yang nyinarin baliho. Maka baliho ngga akan keliatan terang di malam hari. Sebagai gantinya lampu jalan, pasang tulisan, MATIKAN LAMPU YANG TIDAK PERLU. AYO HEMAT ENERGI!
Nah, tanpa sabotase pun, kampanye si caleg sasaran pun gagal.

Mari sukseskan kampanye damai Pemilu Indonesia!