Monday, July 6, 2009

Lagu Semua Orang

Setelah baca tulisan ini, gw harap para penyanyi itu bisa lebih waspada bahwa pekerjaan profesional yang mereka lakukan untuk menghibur orang itu bisa menyeret mereka ke kantor polisi.

Seorang staf di kantor gw, nama sebenarnya bukan Ryhen tapi anggap aja begitu, 38, cerita ke gw bahwa waktu kecil dia pernah kepepet. Di desanya daerah Barabai gitu, waktu itu Ryhen, baru berumur 9 atau 10 tahun, kebelet pengen nonton panggung hiburan. Nah, panggungnya tuh kan baru kelar tengah malem, jadi Ryhen kemaleman pulangnya. Sialnya rumah dia kan di kampung tuh, kalo mau pulang kudu lewat kuburan di pinggir hutan yang guelapnya minta ampun. Ryhen ngeri pulang sendirian lewat situ. Tapi gimana, kalo nggak pulang malam itu juga kan bisa-bisa besoknya dipukul emaknya pake rotan? Akhirnya karena takut dipukul emaknya, Ryhen nguat-nguatin nyali buat pulang, biarpun harus lewat kuburan angker itu. Nah, supaya nggak ngeri, pas lewat kuburan, dia nyanyi keras-keras. Lagunya begini, "Indonesia..tanah airku..tanah tumpah darahku.."

Pokoke sepanjang dia nyusurin kuburan itu, dia nggak berhenti nyanyi, "Indonesia Raya! Merdeka, merdeka! Tanahku, negriku yang kucinta.. Indonesia Raya! Merdeka, merdeka! Hiduplah Indonesia Raya.."
Dan Ryhen pun akhirnya berhasil melewati kuburan itu. Dengan selamat. Dan berani.

Pertanyaan gw cuman satu, "Pak, kenapa yang dinyanyiin mesti lagu Indonesia Raya? Emangnya ndak ada lagu lain ya buat dinyanyiin di kuburan?"

Ryhen jawab, "Waduh, Dok, waktu itu yang terpikir di kepalaku cuma lagu Indonesia Raya. Aku ketakutan sekali waktu lewat kuburan itu jadi tidak bisa berpikir lagu yang lain.."

Gw menelungkupkan kepala gw di meja sambil nahan tawa.

Itu cerita biasa, tapi kalo dipolitisir jadi luar biasa. Tau nggak, menurut Peraturan Pemerintah no. 44 tahun 1958 pasal 8 ayat 1, lagu kebangsaan nggak boleh dinyanyikan pada waktu dan tempat sesuka-sukanya sendiri. Jadi lagu Indonesia Raya nggak boleh dinyanyiin sembari nimang anak, sambil mandi, atau sewaktu kita nahan takut gara-gara lagi jalan nyusurin kuburan..

Lalu, masih menurut PP yang sama pasal 8 ayat 3, orang yang nyanyi lagu kebangsaan ada sikapnya sendiri yang diatur. Kalo yang nyanyi pake seragam dari suatu organisasi, maka mereka kudu sikap menghormat sesuai cara penghormatan organisasi tersebut. Tapi yang nggak pake seragam, sikap menyanyinya adalah meluruskan lengan ke bawah, melekatkan tapak tangan dengan jari-jari rapat ke paha, dan penutup kepala kudu dibuka (kecuali yang emang nutup kepalanya menurut agama, adat, dan kebiasaan masing-masing). Jadi bukan nyanyi sambil jalan-jalan. Apalagi kalo nyanyinya sambil pegang mic dengan badan meliuk nurutin musik, persis kayak Rio Febrian waktu mimpin nyanyi Indonesia Raya pas kampanye capres di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu lalu.

Sayang banget performa Rio kudu dirusak oleh polemik di internet yang memprotes cara Rio nyanyi Indonesia Raya yang dikasih improvisasi itu. Seorang pembaca Detik.com pun bahkan bilang Rio kudu dipidanakan. Nyanyiannya itu dianggap melanggar hukum, coz ternyata menurut pasal 8 ayat 2, lagu Indonesia Raya nggak boleh dinyanyikan dengan nada-nada, irama, iringan, dan gubahan-gubahan selain yang ada di partitur dalam lampiran PP itu. Artinya, lagu Indonesia Raya dilarang diimprovisasi. Dan kalo gw mau jail, dengan ayat yang sama gw bisa nuntut orang yang mainin lagu Indonesia Raya a la gambus atau pake musik gamelan. Soalnya, partitur yang ada di lampiran cuman disediain buat orkes simfoni, orkes harmoni, orkes fanfare, dan piano.

Yang berani melanggar PP ini, diancam bui paling lama tiga bulan, atau denda paling banyak..Rp 500,- saja.

Baru kali ini gw dengar ada orang bisa masuk penjara gara-gara nyanyi lagu Indonesia Raya di negaranya sendiri.

Ada apa sih? Kenapa kita nggak boleh kreatif terhadap lagu kita sendiri? Padahal kalopun kita berimprovisasi toh tidak menghilangkan penghormatan nasionalisme kita terhadap negara sendiri. Apakah kalo Rio nyanyi Indonesia Raya dengan gaya a la Barat lantas dia dianggap nggak cinta Indonesia? Apakah kalo Ryhen nyanyi Indonesia Raya keras-keras sambil nyusurin kuburan lantas dianggap menghina lagu kebangsaan?

Lagu Indonesia Raya bukan cuma milik Wage Rudolf Supratman, bukan cuma milik DPR era '58 yang mengesahkan PP, bukan cuma milik anak sekolah dan PNS yang upacara tiap senen. Lagu Indonesia Raya adalah milik semua orang yang mengaku dirinya orang Indonesia, jadi wajar kalo mereka nyanyi itu dengan gaya kesukaan mereka sendiri. Toh tidak melanggar PP tersebut yang bilang bahwa hakekatnya lagu Indonesia Raya dinyanyikan untuk menghormat Kepala Negara/wakilnya, menaik/turunin bendera, menghormat negara asing, pernyataan perasaan nasional, atau keperluan pengajaran. Rio dan Ryhen jelas tidak melanggar hakekat itu.

Sekedar tips, kalo ada kopi darat blogger internasional dan disuruh urun lagu, jangan pernah nyanyi Indonesia Raya. Nasionalis yang tidak tepat itu, ternyata bisa berbuntut penjara..

http://georgetterox.blog.friendster.com
www.georgetterox.blogspot.com