
Jadilah pasien itu diopname dan saya mesti observasi. Ternyata, keluarganya cerita ke saya, kalau di rumah engkong-engkong ini suka ngamuk dan nggak mau makan. Lalu, engkongnya suka nggak mau mandi. Boro-boro mandi, bersihin selangkangannya yang bekas pipis aja nggak mau. Waduh..
Anak-anaknya nyerah, coz nggak bisa jagian. Jadi dianggapnya benjolan di jidat ini sebagai alasan buat merawat. Lho, rumah sakit nggak bisa nolak dong. Apa Anda pernah dengar rumah sakit nolak pasien hanya dengan alasan, “Maap, ayah Anda tidak bisa dirawat di sini cuman gara-gara di rumah nggak mau mandi..”
Bokap saya pernah dapet yang lebih lucu lagi. Ceritanya ada anak kecil dibawa emaknya lantaran demam berdarah. Kata bokap saya harus dirawat soalnya takut ada renjatan. Pas nyokapnya mau urus pendaftaran kamar, anaknya yang lebih besar kena flu. Kalau yang ini, kata bokap saya, kasih obat aja terus pulang. Tapi nyokapnya malah minta anaknya yang satu lagi itu diopname aja sekalian.
Bokap saya bilang, bocah ini nggak ada indikasi buat opname. Lagian nanti nyokapnya malah jadi bayar kamarnya dobel padahal yang harusnya diopname cuman satu orang. Tapi kata nyokapnya, “Biarin, Dok. Biar saya nggak pusing mikirin dua tempat sekaligus.”
Kalau kayak gini rumah sakitnya kan jadi cengar-cengir, hehehe..
Jadi, selain karena butuh observasi oleh perawat, alasan kepingin pasien diopname di rumah sakit adalah:
1. Supaya pasiennya mau dipaksa mandi oleh perawat. Kalau sama keluarganya sendiri kan nggak mau?
2. Soalnya di rumah nggak ada mami yang masakin.
3. Sebagai alasan buat mangkir mendadak kalau ditunjuk jadi host arisan ibu-ibu RT.
4. Rumah lagi renovasi, bingung mau ngungsi ke mana.
5. Lagi diubek-ubek sama Komisi Pemberantasan Korupsi.
6. … (isi aja sendiri!)