Pada dasarnya semua ibu itu bisa melahirkan dengan tenang selama ada duit. Tapi yang namanya manusia itu memang nggak sip kalau nggak dikasih cobaan, sehingga kadang-kadang masih ada aja ibu bersalin yang kesusahan sehingga terpaksa melahirkan di rumah sakit. Bagian yang menyusahkan adalah rumah sakit itu cepat atau lambat pasti akan minta bayaran, sehingga ibu tinggal berhadapan dengan dua pilihan, bayar sendiri biaya yang sangat mahal itu atau minta surat miskin supaya pemerintah aja yang bayarin. Siyalnya, pemerintah itu nggak mau rugi, pemerintah mau aja bayarin asalkan si ibu punya kartu keluarga.
Persoalannya, gimana mau bikin kartu keluarga, orang suami aja dapetnya dengan nikah siri?
Saya, entah kenapa saban kali dapet pasien yang kebetulan status nikahnya (masih) nikah siri, mesti urusannya nggak ada yang bener. Kalo nggak abortus provokatus lah, mesti eklampsia atau plasenta previa dengan fluksus aktif. Mbok sekali-kali kek pasien saya yang nikah siri itu pasien yang bersalin normal aja, biar nggak ada masalah. Nyatanya enggak tuh.
Setelah saya iseng bikin analisa, saya ngeh kalau hampir semua masalah pasien itu sedikit-banyak ada penyebab faktor sosialnya.
Semisal aja abortus provokatus itu terjadi karena si ibu memang sengaja minum jamu karena kepingin anaknya gugur. Dia begitu karena nggak siap besarin anak sendirian. Sendirian? Iya, soalnya suaminya masih tinggal sama istri yang satunya.
Pasien plasenta previa sebetulnya nggak segitunya menyusahkan sekiranya dari awal kehamilan sudah ketahuan di USG kalau ari-arinya memang menyumbat jalan lahir. Persoalannya si ibu nggak pernah USG karena si ibu takut ke dokter sendirian lantaran takut ditodong bayar. Suaminya nggak kasih dia duit saku buat bayar dokter karena suaminya sibuk kasih nafkah ke istrinya yang lain dan lebih sah..
Eklampsia adalah musibah yang bisa menimpa siapa aja. Korbannya rata-rata perempuan yang baru pertama kali hamil. Nggak heran banyak pasien penyakit ini adalah cewek-cewek yang nggak berpengalaman dalam urusan hamil dan punya anak. Nikah siri menambah ruwet masalah karena mereka nggak kepikiran untuk menyuruh suaminya jadi suami siaga.

Dan setelah saya iseng bikin pola, saya nemu bahwa ciri-ciri pelaku nikah siri pada pasien saya itu hampir semuanya sama: