Sunday, March 28, 2010

Perkara Perkomentaran


Waktu blog gw di Blogspot ini baru dikenal, seorang blogger ngomporin gw buat buru-buru pindah ke Wordpress. Alasannya, sistem perkomentaran Blogspot ini cukup ribet ketimbang di Wordpress. Waktu itu gw nggak ngerti, dan gw milih mempertahankan Georgetterox sampai jadi besar seperti sekarang. (Oke, gw terdengar seperti ibu dari balita berumur 1,5 tahun.)

Pertama-tama punya Georgetterox, yang komen masih do-re-mi, jadi masih terkendali mbalas komentarnya. Tapi lama-lama penontonnya jadi banyak. Ketika Georgetterox berumur enam bulan, penonton yang komentar dalam sekali post mencapai 10 orang dan mulailah gw mengenal kata "kewalahan". Sering terjadi komentar yang masuk berendeng sampai gw kesulitan menjawab semuanya.

Oh ya, gw nggak menganut sistem menjawab komentar orang per orang. Buat gw, fungsi penting dari blog adalah diskusi buat bagi-bagi pengetahuan, di mana setiap komentar mesti layak dibaca oleh tiap orang, bukan cuman dibaca oleh gw doang. Makanya gw jarang nyebut komentar ini untuk Mbak X atau Mas Y, misalnya. Gw pikir, justru di situlah kelebihan sistem komentar di Blogspot.

Yang repot, kalau gw nggak buka internet selama beberapa jam, terus ternyata yang komentar udah lebih dari empat orang. Waduh, itu yang pusing ngebalesnya.

Makanya gw usahain, begitu satu komentar masuk, langsung gw bales saat itu juga. Jadi nggak ada yang ngantre lama di kolom moderasi. Itu sebabnya push mail gw nyalain di HP, supaya kalau ada notifikasi komentar bisa langsung ketahuan oleh gw.

Oh ya, ada dua metode kolom komentar di Blogspot. Metode pertama, kolomnya ditaruh langsung di bawah posting. Metode kedua, kolom komentar ditaruh di halaman tersendiri. Menurut gw, masing-masing metode ada kelebihan dan kelemahannya sendiri.

Gw pernah pakai metode pertama. Jadi kolom komentarnya langsung di bawah posting-nya. Ini memberi efek menggoda langsung kepada penonton untuk langsung berkomentar setelah membaca artikel.

Tapi jeleknya, kalau penontonnya masih komentator gaptek. Bingung dia, "Select profile" itu apaan sih? Di mana dia harus naruh nama dirinya? Gimana kalau dia nggak punya alamat e-mail di Google?

Jadi, metode gini cuman cocok buat blogger newbie yang kepingin blognya cepet rame komentar, dan mengincar komentator dari segmen kelas "blogger senior".

Metode kedua, kolom komentar ditaruh di halaman tersendiri. Kelebihannya, ada petunjuk buat penonton yang kebingungan untuk berkomentar. Klik "post a comment". Nanti pilih, mau pakai alamat di Google, atau pakai Name/URL aja. Dan komentator yang pakai alamat Google-nya, bisa dapet keuntungan tambahan coz fotonya narsis di situ.

Kelemahannya jelas. Terlalu banyak klik sungguh tidak baik buat penonton yang fakir bandwidth, hahaha!

Gw pilih metode ini, coz gw berusaha mendesain blog gw supaya ramah kepada para blogger newbie, terutama kepada para netter yang nggak pernah baca blog. Soalnya sebagian besar relasi gw adalah dokter-dokter yang gaptek dan nggak ngerti caranya berkomentar dalam blog.

Nah, segala macam kelemahan dari sistem perkomentaran di Blogspot, sebenarnya udah diatasi di Wordpress. Tapi menjawab tantangan di alinea pertama, gw nggak mau memboyong Georgetterox pindah ke Wordpress. Soalnya, nama www.georgetterox.blogspot.com masih jauh lebih "menjual" ketimbang nama www.georgetterox.wordpress.com, di kalangan netter non-blogger. Nama "blog" pada kata "blogspot" masih mengandung makna eksklusif.

Tapi bukan berarti Wordpress nggak asyik lho. Buktinya, penonton Wordpress gw di URL http://laurentina.wordpress.com masih mencapai angka kunjungan yang lumayan, untuk sebuah English blog yang penontonnya nggak biasa ngomong pakai bahasa linggis. :-)

Oh ya, gw sering diprotes coz gw naruh satpam terlalu banyak di kolom komentar gw. Mulai dari captcha sampai moderasi. Alasannya gini lho.

Namanya juga blog publik, gw sering disatronin penonton nakal. Mereka pura-pura komentar, padahal tujuan akhirnya mau kirim iklan berupa link. Beuh, gw benci banget kalau ada yang ngiklan di blog gw tanpa bayar premi! Dan yang paling bejat mereka tuh suka nyepam. Komentar yang sama dikirim sampai lima kali, jelas bukan lantaran koneksi error. Makanya gw pasang captcha, supaya para spammer capek sendiri.

Dan kenapa tiap komentar kudu dimoderasi? Simpel aja, gw mau blog gw berkualitas, jadi sedapat mungkin gw nggak meluluskan komentar nggak nyambung dengan postingan. Misalnya gw lagi nulis tentang pencegahan kematian ibu melahirkan, tau-tau ada komentar ngiklan buat ngajakin ikutan MLM obat herbal? Komentar nggak nyambung gini ya terpaksa gw reject dong. Dan sengaja tiap komentar yang masuk gw moderasi dulu, supaya gw bisa meng-ACC mana komentar yang layak tayang dan mana komentar yang nggak layak tayang.

Dan tiap orang yang komentar pasti gw catet URL-nya, dan biasanya gw kunjungin balik. Kalau gw main ke suatu blog orang lain, biasanya gw komentar di situ juga. Terima kasih buat penonton yang udah komentar di sini, jangan bosen ya..:-)