Wednesday, January 29, 2014

Anti Made in China

Ini akibatnya kebanyakan baca artikel tentang eksploitasi buruh.

Kemaren adek saya nunjukin ke saya kalo adek baru beli micro SD card baru. Dos-q bilang, waktu di tokonya dos-q udah celingak-celinguk cari card. Terus pramuniaganya nunjukin dos-q dua pilihan. Pilihan pertama card bonus adaptor. Pilihan kedua card nggak pake adaptor. Kalo pake adaptor, selisih harganya lebih mahal seribu perak. Ya udah, dos-q beli yang pake adaptor aja.

Jadi kesimpulannya, adaptor itu harganya seribu perak. Itu yang mau dos-q pamerin ke saya.

Saya ngeliat kemasan produknya, terus saya bilang gini. Adaptor seharga seribu perak ini dibikin di negara Republik Rakyat China, orang yang membuat barang ini telah diupah dengan harga yang sangat tidak layak, bekerja dengan jam kerja yang berlebihan dengan beban kerja yang overburden, dan dos-q harus hati-hati dengan kehidupan rumahtangganya karena istrinya akan dipaksa untuk aborsi bila mereka berkeluarga lebih dari satu anak.



Bagaimana caranya pabrik ini bisa membuat adaptor dan menjualnya dengan harga yang sama murahnya dengan dua bongkah cireng?

Adek saya, menatap saya masam, lalu menunjuk batu mulia di cincin saya, terus bilang batu itu dibikin di Sierra Leone, di mana banyak buruh kuli tambang dipaksa menggali batu perhiasan sebanyak-banyaknya untuk kepentingan tukang kulakan yang membayari mereka dengan harga rendah dan menjualnya ke negara-negara lain dengan harga setinggi mungkin yang mana akan menjualnya ke calon-calon penganten yang lagi dimabok cinta dan bersedia membayarnya dengan harga berapapun tanpa mempedulikan buruh kuli tambang Sierra Leone yang sudah capek-capek menambangnya dengan kualitas hidup buruh yang tidak layak. Dan saya memakai cincin ini terus-terusan.

Saya terdiam.
Mungkin sebaiknya kami membicarakan donat saja.
Powered by Telkomsel BlackBerry®