Thursday, April 30, 2009

24 Jam Tidak Seksi



Gw ngerti gimana judul di atas bisa nimbulin seratus tanda tanya, apa maksudnya? Bagaimana Vicky bisa sebut gitu? Satu jam aja nggak bisa dibilang seksi, apalagi 24? Emangnya jamnya punya perut six-pack atau pake rok mini?

Itu gara-gara gw niru panutan nulis gw, Kompas, akhir-akhir ini. Udah seminggu ini Kompas punya judul aneh-aneh, "Isu Lingkungan Tidak Seksi", atau "Mega-JK? Tidak Seksi!" Gimana caranya isu lingkungan mau dibilang seksi? Isu itu topik, tema, bahan pembicaraan, mana bisa disebut seksi? Seksi kan artinya punya sex appeal, sesuatu disebut punya sesx appeal kalo hal itu bisa menimbulkan..yaa itu deh. Lha gimana caranya isu bisa menimbulkan sex appeal?
Bahkan Mega-JK pun nggak bisa dibilang seksi. Lha mau bikin sex appeal buat siapa? Taufik kiemas atau Bu Mufida? Lagian susah juga mereka mau dibilang seksi, mengingat wibawa eks-presiden dan wapres yang lebih pantas jadi ibu-ibu atau bapak-bapak ketimbang memicu sex appeal. Yang pantes dibilang seksi tuh: Brad Pitt, Angelina Jolie, Carla Bruni, Barack Obama..
*waks..Vicky diskriminatif! Kepala negara dan Ibu Negara orang kok boleh dibilang seksi?*

Mungkin maksudnya wartawan itu, isu lingkungan nggak menarik. Mega-JK mungkin nggak menarik. Lha mau bilang menarik aja kok pake acara menggantik kata "menarik" dengan kata "seksi"? Apa maksudnya mau nyuri perhatian pembaca yang dangkal (kayak gw ini) buat ngeklik beritanya? kalo gitu, gw juga mau tiru-tiru. Daripada bikin tulisan dengan titel "24 Jam Tidak Menarik", mendingan gw nyuri perhatian Sodara-sodara Jemaah dengan judul "24 Jam Tidak Seksi"!

Janggal? Biarin!

Kalo nggak ada halangan, mestinya kemaren, di Institut Seni Indonesia, Solo, digelar acara menari 24 jam. Dari jam 6 pagi kemaren sampai jam 6 pagi tadi. Eh, bener nggak ya? Lha gw kan di Cali, jadi nggak bisa mantau. Tolong Sodara-sodara yang di Solo dicek deh, apa bener ornagnya menari nggak brenti-brenti selama 24 jam? nggak pegel, tah?

Gw rasa itu judul acaranya cuman dibikin-bikin buat heboh aja. Mestinya ada beberapa pertunjukan nari yang ditampilin bergantian selama 24 jam, bukan ada orang nari selama 24 jam nonstop. Gila, emangnya nggak kebelet pipis, apa?

Tapi memang ada aja orang mau bikin rekor buat dimasukin ke buku rekornya Guinness atau Jaya Suprana. Pernah denger kan ada orang main piano 24 jam atau main drum 24 jam nonstop? Orang-orang itu betul-betul melakukannya. Drummer yang gw ceritain ini, tangannya main drum terus-menerus, sementara istrinya yang nyuapin makan dan ngelapin keringat dia. *Kok nggak pasang slang kateter sendirian, biar nggak usah mikirin pipis, gitu lho?* Pertanyaannya, bijaksanakah itu?

Ada alasan simpel kenapa orang kudu makan tiap hari. Coz lidah yang kering bikin bau naga.
Ada alasan simpel kenapa orang kudu tidur tiap hari. Coz tanpa istrirahat, fungsi otak jadi ngaco sampai 50%.
Ada alasan simpel kenapa orang kudu pipis tiap hari. Coz sarafnya kandung kemih sudah kerja otomatis buat menuhin kencing, jadi nggak bisa diatur seperti kita merintahin tangan kita buat ngeblog selama 24 jam.
Jadi, dalam 24 jam kita perlu istirahat. Entah itu buat berdoa, makan, boker, atau tidur.

Maka, bikin rekor melakukan apapun terus-menerus selama 24 jam, entah itu nari, main drum, megang mobil, bekerja, atau cuman ngeblog, tidaklah bijaksana. Itu bukan rekor yang patut dianggap keren. Tidak menarik. Tidak seksi!

Lagipula siapa bilang sehari semalam itu 24 jam? Itu katanya guru SD, biar murid nggak bingung. Bumi berputar keliling matahari bukan selama 24 jam, tapi :hanya" selama 23 jam 59 menit. Penduduk dunia "korupsi" waktu 1 menit tiap harinya, dan mereka baru membayar gantinya setelah 365 hari x 4 tahun. Itulah sebabnya kenapa ada hari kabisat setiap 4 tahun sekali yang jatuh pada tanggal 29 Februari. Kenapa jatuhnya mesti bulan Februari? Entah, tanyakan pada kaisar Romawi yang bikin penanggalan itu.

Sekarang, mau nggak Anda bikin rekor baru, dengna judul "Ngeblog Selama 23 Jam 59 Menit"?

*Waduh, Vic! Itu sama sekali nggak seksi!*