Friday, December 18, 2009

Mengusir Midnite Sale

Kalau Anda buka toko, Anda pasti kepingin toko Anda banyak pengunjungnya. Tapi pasti ada saat-saat di mana Anda justru kepingin pengunjung buru-buru cabut dari toko Anda secepat mungkin, ya kan? Apalagi kalau sudah waktunya toko tutup.. Sekarang pertanyaannya, gimana caranya Anda ngusir pengunjung dari toko Anda tanpa bikin pengunjungnya be-te sama toko Anda?

Jadi begini, kakak gw baru dateng dari luar kota dan agenda kami adalah ikut acara berduka cita di rumah paman karena istri paman gw baru meninggal dua hari yang lalu. Acara duka cita itu baru selesai malem-malem jam 10-an, dan karena kakak gw jarang banget ke Bandung, maka gw ambil inisiatif buat nganterin dia liat-liat Bandung di malam hari, mumpung mata kami masih segar-bugar. Puter-puter kota dan hasrat kepingin ngemil pun muncul, tapi kan restoran-restoran di kota sudah banyak yang tutup malam itu. Lalu gw inget bahwa sebuah mal di Sukajadi bikin midnight sale, jadi pasti tuh mal buka sampai malem. Makanya pergilah kami ke sana.

Ternyata, biarpun kami sampai di sana baru jam 11 malem, ternyata kami susah banget dapet tempat parkir. Parkirnya penuh banget dan macet. Sudah gitu, semua toko penuh sesak dengan orang-orang yang kepingin belanja. Suami kakak gw sampai bilang dia nggak bisa jalan, saking berjubelnya pengunjung. Hampir semua toko buka dan bikin diskon, mulai dari diskon ecek-ecek yang cuman 10% (diskon kok nggak niat?) sampai diskon yang rada gedean sebesar 50% (diskon yang nggak ikhlas!).

Kita sih cuman liat-liat barang doang, tapi nggak belanja. Apalagi gw, yang lagi nggak nafsu ngabisin duit. Paling-paling gw cuman seneng ngeliatin orang-orang belanja doang. Heran gw, kok begitu ngebetnya orang-orang ini, padahal kalau gw pikir-pikir harganya setelah didiskon pun juga nggak murah-murah amat.

Setelah puter-puter mal itu, kita pun sepakat kepingin duduk-duduk aja di kafe mana gitu sambil minum-minum. Nggak taunya, ternyata kafe-kafe pun menunjukkan gelagat mau tutup, keliatan dari beberapa pelayan yang matanya udah kedip-kedip mulai mirip bohlam lima watt. Yang lucunya gw liat tuh di teras-teras kafenya masih banyak pengunjung yang duduk-duduk ngerumpi seolah-olah nggak kepingin pulang. Padahal jam sudah nunjukin jam 12.15 malem.

Gw mendadak jadi kesiyan sama pelayan kafenya, soalnya gw baca di spanduknya mal itu bahwa midnight sale-nya kan cuman sampai jam 12 malem. Jadi logikanya kan mestinya setelah jam 12 ya tokonya mulai tutup dan pelayannya boleh siap-siap pulang. Tapi kayaknya pengunjung semal itu belum nunjukin gelagat mau pergi. Dan makin larut, pengunjung yang dateng pun makin banyak. Lha gimana, mosok mau pengunjungnya diusir dan dibilang, “Sudah, sudah! Pergi sana! Kami mau tutup!”

Jadi gw mempelajari cara-cara halus mereka ngusir orang-orang yang masih duduk-duduk di kafe:
1. Lampu kafenya dikedip-kedipin, jadi seolah-olah nunjukin listriknya kehabisan energi.
2. Mulai matiin lampu satu per satu. Tadinya cuman lampu di pinggir-pinggir doang, lama-lama mati lampunya mulai ke tengah hingga yang nyala tinggal lampu di meja yang masih ada pengunjungnya.
3. Panggangan mulai dimatiin. Kompor mulai dimatiin, jadi udah tanda-tanda nggak akan nggoreng oden dan takoyaki lagi.
4. Bangku-bangku dinaikin ke atas meja. Lama-lama bangku yang masih turun tinggal bangku yang masih didudukin doang.
5. Pintu-pintu ditutup satu per satu. Lama-lama yang pintu yang masih buka tinggal satu.
6. Pelayan nampak duduk-duduk dan pura-pura nyopot topi seragamnya sambil senam-senam dikit. Kalau diliatin pengunjung, mereka senyum lima senti tapi matanya menyorot judes mengusir.

Paling kesiyan gw kalau pelayannya kerja di suatu kafe dan kebetulan kafenya itu lagi didudukin oleh segerombolan geng yang lagi rame-rame ngerumpi sambil cekikikan. Coba, gimana caranya ngusir orang yang lagi enak-enak ketawa, ngusirnya juga nggak tegaan..

Midnight sale cuman menyenangkan pemilik mal dan yang punya vendor-vendornya. Dan menyenangkan pengunjung yang konsumtif dan senang hura-hura, atau yang seneng observasi orang lain kayak gw. Tapi tidak pernah menyenangkan, buat pelayan-pelayannya yang disuruh lembur..