Tuesday, August 30, 2011

Khusus Buatmu, Tak Ada Lebaran!

Jadi ceritanya, menurut tahayul yang saya baca, salah satu budaya Lebaran yang cukup menonjol di Indonesia dan nggak ada di negara-negara Islam lain itu adalah minta maaf. Itu menjelaskan kenapa pada sekitar Lebaran ini banyak banget ucapan "mohon maaf lahir batin" berseliweran pada tweet, status Blackberry, ataupun di wall Facebook. Saya rada bosen ngeliatnya, coz saya tau itu kan sifatnya broadcast gitu, jadi nggak private. Membuat saya yang skeptis ini kadang-kadang bertanya-tanya, kalau Anda ngumumin di tempat umum itu, apakah Anda betul-betul minta maaf sama SAYA? Apakah Anda sungguh minta maaf karena sudah bikin saya ninggalin pekerjaan sementara Anda enak-enakan tidur selimutan? Apakah Anda sungguh minta maaf karena sampek hari ini Anda pinjem duit saya dan belum dibayar? Apakah Anda sungguhan minta maaf karena udah ngejelek-jelekin saya di belakang punggung saya? Saya kuatir status Anda yang broadcastive itu cuman basa-basi.


Ngulik Facebook itu baru menyenangkan kalo ada fitur-fitur anyar.
Kalo gitu-gitu doang sih, ya ngebosenin.
Foto dijepret dengan sukarela oleh Eddy Fahmi
Ngomong-ngomong, itu cuman intermezzo.

Nah, barusan saya buka Facebook buat meriksa pesen-pesen, dan ternyata saya nemu sesuatu yang cukup menarik: Hey, ternyata sekarang kita bisa nulis status di Facebook tanpa terbaca oleh seseorang!

Caranya, bukalah Facebook Anda di kompie, lalu tulis sesuatu di status Anda. Nah, di sebelah kanan bawah kolom status, itu ada icon Custom kan? Tekan icon-nya, pilih Custom. Akan muncul kolom baru, namanya Hide this from; nah di kolom itu, tulislah nama friend yang tidak Anda inginkan untuk baca status itu. Setelah selesai, pencet Save Changes, dan..voila! Status Anda nongkrong di news feed orang-orang, tanpa ketahuan orang tertentu. ;)

Contoh kasus: Liburan gini kita pingin jalan-jalan ke Madagaskar, ngajak Katy dan Beyonce sewa pesawat jet. Tapi nggak mau ngajakin Ghadafy, soalnya Ghadafy itu maunya enaknya doang tapi nggak mau urunan mbayar pesawat.
Nah, cara nulis status gini, tulis di kolomnya status, "Hey @Katy Perry n @Beyonce Knowles, ayuk kita hang out ke Madagaskar hari Rebo besok!"
Nah, di sebelah kanan bawah, tekan icon, nanti muncul pilihan Custom. Di kolom Custom Privacy, pada kolom Hide this from,, tekan nama friend yang tidak diinginkan, misalnya Muammar Ghadafy. Pencet Save Changes. Maka publish deh! Dan Ghadafy-nya nggak tahu, hihihi..

Bagaimana cara memeriksa bahwa si Ghadafy memang nggak akan tahu apa yang kita tulis?
Simpel. Buka profil Anda. Di sebelah atas, pencet icon "View As". Pada kolom Enter a friend's name, tulis nama friend yang tidak diinginkan, misalnya Muammar Ghadafy..

Apa kaitan tips ini dengan judul di atas? Tips ini bisa diaplikasikan buat kasus-kasus lain, misalnya:
- Kita mau pamer di tempat umum lantaran kita ikutan nobar film Breaking Dawn, tapi nggak mau ketahuan temen kita si Beverly gara-gara pada saat bersamaan dia ngundang kita minum teh sama boneka Barbie-nya.
- Kita lagi sumpek dan kepingin memaki-maki boss di news feed gara-gara dia pinjem mobil kita dan pulang-pulang tinggal bempernya doang, tapi kita nggak berani ngomong ke boss langsung soalnya takut gaji kita disunat..
- Kita mau ngomong mohon maaf lahir batin di publik, tapi kita nggak ingin salah satu teman merasa bahwa kita udah minta maaf sama dia :p
- dan lain-lain.. Isi sendiri!

Tentu saja ini ada kelemahannya:
1. Nulis status di Facebook-nya harus ditulis di komputer, pasalnya di HP lebih ribet lagi.
2. Biarpun kita sudah set supaya si Ghadafy nggak tahu bahwa kita nulis status itu, tapi si Ghadafy tetap tahu kalau dia log in ke Facebook-nya pakai nama orang lain, bukan pakai nama sendiri.
3. Butuh kecermatan buat klik icon Custom, masukin nama orang yang tidak diinginkan. Pendek kata, kalau Anda gaptek, tips ini bubar!

Tips ini menarik, tapi saya malah jadi mikir. Kenapa sih kita harus nulis sesuatu di tempat umum kalau nggak kepingin seseorang tahu? Bukankah itu malah jadi sumber ribet, antara keinginan mengutarakan pendapat dan keinginan merahasiakan pendapat? Kenapa kita nggak tutup mulut aja kalau kita memang takut menyinggung perasaan orang lain? Bukankah kita harus bertanggungjawab atas apa yang kita ucapkan? Ngomong minta maaf ya sungguhan minta maaf, kalau kemaren ngrasani ya besok-besok jangan ngefitnah lagi, kalau kemaren malak duit ya besok-besok jangan malak lagi, kalau kemaren merasa bikin susah ya besok-besok jangan ngerepotin lagi. Lebaran mestinya jadi sarana cuci dosa permanen, bukan recycling maaf dan besok-besok dosanya dibikin lagi.. :D

http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com

Monday, August 29, 2011

Hilal Ngumpet, Konspirasi Tukang Daging?

Bahwasanya pada sore ini, semua orang sudah gembira menanti hari Lebaran besok pagi. Opor ayam telah dihidangkan, rendang sudah siap di panci, tinggal menunggu untuk dimakan.

Tetapi..

..sehubungan dengan hilal yang masih labil dan nggak mau nongol-nongol, membuat semua petinggi ormas Islam kebingungan menentukan kapan gantinya bulan, maka tidak ada yang bisa kita lakukan selain menyimpan kembali opor ayam di kulkas dan menutup panci rendang, untuk terpaksa dimakan lebih cepat pas sahur besok, soalnya kalau nggak dimakan besok ya ma'emnya jadi bau, coy.. :p

Maka, saya bisa bayangkan para tukang daging mentah dan tukang jual bumbu bersorak-sorai sekarang, karena dengan terpaksa dimakannya menu Lebaran selasa besok pas sahur, maka dipastikan penjualan daging dan bumbu akan melonjak drastis coz orang-orang kan jadi harus belanja buat Lebaran hari rebo..

Sesungguhnya saya rasa para tukang daging mentah dan tukang jual bumbu telah berkonspirasi bersama para tukang jual ketupat untuk mengumpetin hilal demi meningkatkan kurva penjualan.
*Ini su'uzhon a la pengamat marketing amatiran yang gagal masuk Wall Street*

Wooi..ayo besok sahur lagi, wooi! Lebarannya masih lusa, wooi!
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com

Saturday, August 20, 2011

Si Buyung Memang Butuh Bapak

Semua orang tau bahwa di mesjid, pria dan wanita sembahyang secara terpisah. Adalah janggal mendapati pria bergentayangan di antara kumpulan mukena, tetapi jika yang kelayapan itu makhluk berpenis yang masih kecil, nampaknya semua orang mafhum.

Saya mengerti nggak semua ibu punya suami, jadi adalah sulit nitipin anak laki-lakinya pada orang lain jika dia sendiri mau sholat di mesjid. Saya juga mengerti bahwa nggak semua anak laki-laki mau nempel sama bokapnya, beberapa anak bahkan mengidap sindrom oedipus-complex, alias ketergantungan setengah mati untuk nempel pada nyokapnya.

*Vicky Sayang, seharusnya malam ini kau pergi ke Mesjid Al-Akbar untuk taraweh, bukan buat motret untuk blogmu..*
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com

Tuesday, August 16, 2011

Mendadak Sunblock Laris

Jemaah, kapan sih Anda terakhir kali ikut upacara bendera?

Pertanyaan itu mendadak bikin saya geli. Dimulai pas beberapa hari lalu Pak Guru di sekolah saya ngajakin supaya mahasiswa-mahasiswa pada ikutan upacara bendera di rumah sakit pada hari kemerdekaan besok. Nah, sebagian besar Jemaah Georgetterox pasti tahu kalau saya kan sekolah setingkat S2, dan mahasiswa-mahasiswa setingkat saya jelas adalah dokter. Jelas kami udah lama banget nggak ikutan upacara bendera, udah lama nggak panas-panasan di lapangan demi menghormat kepada selembar kain berwarna merah dan putih. Maka alhasil, banyak banget kolega saya, dari macam-macam program studi spesialistik, pada melenguh kayak sapi, nggak tega bayangin diri mereka disuruh ikut upacara bendera. Pak Guru saya yang mengusulkan itu, malah terheran-heran, disuruh upacara bendera kok protes?

*Saya jelas nggak melenguh. Besok, saat semua orang sibuk upacara bendera, saya kebagian tugas jaga di instalasi gawat darurat dari jam 7 pagi sampek jam 7 pagi lusa. Jelas saya nggak mungkin ikutan upacara. :D*

Maka kemaren pun, Pak Guru bertanya kepada saya, “Vicky, apa artinya tanggal 17 Agustus?”
Dan saya menjawab dengan tenang, sesuai kapasitas intelektual saya yang cetek, “17 Agustus adalah tambahan tanggal merah.”
Pak Guru saya mengangguk-angguk. Katanya, “You’re absolutely right.”

Saya nggak bisa diharapkan mau kasih jawaban nasionalis. Tidak, dengan kenyataan bahwa jalan depan rumah kost saya masih bopeng-bopeng dan jadi genangan banjir di musim hujan, padahal ngakunya itu jalan protokol di kota Surabaya.

Pegawai kantoran ikut upacara bendera.
Apakah Anda salah satunya?
Foto diambil dari sini
17 Agustus, bagi pegawai negeri sipil, adalah hari di mana mereka bisa enak-enak libur di rumah.
17 Agustus, bagi pasien langganan kemoterapi, adalah hari ketika jadwal kemoterapi mereka terpaksa mundur lantaran petugas ruang kemoterapinya lagi libur.
17 Agustus, bagi pegawai bagian hemodialisa, adalah hari ekstra kerja keras lantaran orang cuci darah nggak bisa nunggu libur, sedangkan crew yang dinas cuman sedikit, tidak sebanyak crew pada hari kerja.
17 Agustus, bagi mahasiswa yang lagi bikin tugas akhir, adalah berkurangnya kesempatan untuk minta tentiran ke dosennya karena berkurangnya hari kerja di universitas.
17 Agustus, bagi dosen, adalah kesempatan tambahan buat main sama anak dan cucu yang jarang dia temuin sehari-hari karena pada hari kerja dia sibuk membimbing anak orang lain.
17 Agustus, bagi pegawai bagian rumah tangga di kantor pemerintah, adalah hari sibuk lantaran dia harus nyiapin mic dan lapangan yang mau dipakai buat upacara bendera.
17 Agustus, bagi para pedagang kaki lima, adalah hari berkah karena laris buat jualan bendera merah putih buat dikibar-kibarin, dan juga jualan pinang setinggi tiang listrik buat dipanjat.

Jadi, saya masih ketawa bayangin kolega-kolega saya tepok jidat lantaran besok disuruh upacara. Eh, lantaran saya tahu sebagian besar jemaah blog saya adalah eksekutif-eksekutif muda kantoran, saya mau nanya, apa sih arti 17 Agustus dan upacara bendera buat kalian? Jawaban yang jujur ya, selain menaikkan omzet para tukang jualan lotion sunblock..

Saturday, August 13, 2011

Razia Tebang Pilih

Di saat orang mulai menggunjingkan razia tempat makan yang buka di siang hari, saya malah heran kenapa orang belum merazia stasiun-stasiun tivi yang masih nayangin acara masak-memasak pada jam-jam puasa.

Razia kok milih-milih? Apakah lebih gampang membredel warung-warung makan pinggir jalan ketimbang membredel Barra Pattirajawane dan Farah Quinn?

Tahu yang lebih ironis lagi? Sebegitu tiarapkah iman umat saya sampek merasa perlu rumah-rumah makan ditutup lantaran dianggap menggoda iman umat saya yang lagi puasa?
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com

Tuesday, August 9, 2011

Tajil Itu Lagi

Bagian favorit saya dari bulan Ramadhan adalah, kalau kau datang ke restoran untuk buka puasa, maka kau akan mendapat menu tajil gratis.

Seperti yang saya foto ini, di Lekko ada kacang ijo anget untuk setiap buka puasa.

Tapi saya mikir, ke manapun saya pergi, kayaknya menu tajil yang dijual semua orang itu-itu aja. Kolak pisang, kacang ijo, es blewah, ronde angsle. Kok monoton ya? Mbok sekali-kali ada restoran yang kasih menu tajil lain daripada yang lain, gitu? Misalnya tajilnya es krim, atau cocktail, atau puding tiramisu..
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com

Friday, August 5, 2011

Topeng

Kadang-kadang, dalam hidupmu kamu harus pakai topeng.

Tapi kadang-kadang, kamu muak pake topeng terus karena kamu ingin memperlihatkan wajahmu yang asli.

Hari ini, apakah kamu memakai topeng di hadapan lingkunganmu?
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com