Saturday, December 24, 2011

Postulat si Kambing Jantan

Her: "Mas, katanya Raditya Dika, cewek yang bisa naik angkot dan nyuci baju sendiri itu seksi.
Berarti gw dong?"
Him: "Kamu percaya sama manusia setengah salmon itu?"

Monday, December 19, 2011

Ingin Seperti Blog, Ingin Seperti Plurk

Ketika saya melihat tampilan profil Facebook saya yang teranyar, tidak bisa menyangkal, saya langsung teringat Plurk.

Tampilan profil Facebook saya setelah diutak-atik pakai Timeline.
Dengan fondasi utama berupa garis vertikal persis di tengah-tengah display yang menandakan lini masa khas Plurk, saya segera menuduh Facebook berusaha mengadopsi timeline a la Plurk untuk menampilkan profil anggotanya. Cuman bedanya kalau Plurk punya garis timeline horizontal, Facebook membuatnya vertikal. Di kiri-kanan garis, berjejer legenda yang kalau di-expand sebenarnya adalah update-update-an yang di-post oleh si empuny profile. Semua post tetap diurut dari atas ke bawah, yang paling atas adalah post yang terbaru tentu saja, tetapi diatur kiri-kanan, gitu lho.

Bagian yang paling eye-catching, menurut saya, justru header-nya. Facebook memberikan space kosong yang cukup gede selebar banner untuk tempat kita menaruh foto favorit kita. Menurut rencana arsitekturnya Facebook, foto yang ditaruh selebar banner ini boleh kita pilih sendiri, untuk menyiratkan citra apa yang ingin ita buat saat orang pertama kali buka profil kita. Foto lebar a la banner inilah yang mengingatkan saya akan blog. Bukankah kita sendiri sering kebingungan milih foto buat ditampilkan di header blog kita?

Di bawah header, ada sederetan boks kecil yang masing-masing menampilkan preview teman-teman, foto, dan hal-hal yang jadi favorit kita. Boks Friends memasang foto dari enam orang teman kita, dan umumnya teman yang ditampilkan di sini adalah teman yang paling banyak gentayangan di Facebook baru-baru ini. Foto yang di-preview juga foto yang paling banyak dikasih jempol atau paling banyak dikomentarin.

Bagi saya, meskipun feature ini banyak miripnya dengan media-media sosial lain, ini tetap saja kemajuan buat Facebook karena berhasil membuat profil tiap anggotanya jadi lain daripada yang lain. Jadi nggak setel membosankan hanya dengan satu foto di sudut kiri atas doang.

Facebook sendiri menerangkan di situsnya, bahwa desain profil Timeline yang mereka tawarkan ini bertujuan supaya pemilik profil bisa menerangkan di "CV online"-nya ini tentang apa yang terjadi pada mereka dalam kurun waktu terakhir. Dengan hanya menarik scroll di kanan display dan melihat timeline, orang bisa menilai secara garis besar dengan lebih akurat tentang siapa pemilik profil ini, apa aktivitas kesehariannya, bagaimana perjalanan hidupnya, apa yang menjadi minatnya, dan lain-lain. Facebook juga menambahkan bahwa kita bisa menampilkan hal-hal di masa lalu yang ingin kita tampilkan persis pada tahun yang kita inginkan. Misalnya jika Anda punya tim sepakbola sendiri di tahun 1995, maka Anda tinggal menekan timeline pada tahun 1995, dan post-kan foto tim sepakbola Anda lengkap beserta tag nama-nama teman Anda, maka publish-lah itu di timeline tahun 1995. Ya, meskipun pada tahun segitu belum ada Facebook.

Pertanyaan yang menggelitik, apakah dengan tampilan kayak gini, pencitraan empunya profile-nya akan jauh lebih menarik?

Jawab saya, tergantung. Mengingat kekuatan paling besar dari tampilan profile ini dibangun dari foto, jadi kalau empunya profile jarang nge-posting fotonya sendiri, mungkin profile-nya hanya akan plain saja dan hanya akan didominasi foto-foto teman-temannya yang kebetulan menyapanya di wall-nya atau comment di status-nya (itu juga kalau ada temannya yang mau nge-wall atau comment status ya..)

Singkat kata: Kau sendirilah yang bertanggung jawab untuk membuat dirimu tampak lebih menarik!

Ada yang mau coba ngubah profil Facebook-nya jadi versi Timeline? Silakan coba tutorialnya di sini dan langsung jadi dalam satu menit. Kasih tahu kesan-kesan Anda ya :)

Sunday, December 18, 2011

Ada Saos Inggris di Burung Dara

Burung dara saos Inggris, Mie Tokyo, Nginden, Surabaya.
Saban kali saya cari resep burung dara di internet, pasti yang ketemunya adalah burung dara saos mentega. Nggak pernah saya nemu varian saos-saos lainnya, paling saya nemu burung dara saos jeruk, tapi kebanyakan selalu aja burung dara saos mentega.

Jadi sewaktu saya ke sebuah restoran Cina di kawasan Nginden semalem, saya disodori pilihan antara burung dara saos mentega atau saos Inggris. Saya milih saos Inggris, karena kalau saos mentega kan sudah banyak fotonya di internet, jadi saya mau potret sesuatu yang berbeda. (Oke, alasan saya milih menu makanan adalah karena saya berharap tampang makanannya cukup eye-catching untuk dipotret).

Maka keluarlah burung daranya, dan ternyata nampaknya burung dara saos Inggris nggak beda-beda jauh tampangnya dengan saos mentega. Lagian setelah saya baca dengan teliti lagi, resep-resep burung dara saos mentega menggunakan kecap Inggris sebagai bumbunya. Maka terbitlah pertanyaan saya sebagai mahasiswa kost yang jarang banget masak, apa bedanya kecap Inggris sama kecap biasa? Kenapa saya susah nemu kecap Inggris di minimarket sebelah apartemen saya?

P.S. Ada yang seneng makan burung dara kayak saya? Kita kencan yuuk.. ;)

Friday, December 16, 2011

Sakit Jiwa Boleh Hamil?

Disclaimer: Semula saya mau nulis judulnya "Bolehkah Orang Gila Hamil?" Tapi kolega-kolega saya dari Departemen Psikiatri sering bilang bahwa penggunaan kata "orang gila" itu salah kaprah. Karena yang betul itu "kelainan jiwa". Dan kelainan jiwa itu spektrumnya luas, mulai dari gangguan jiwa sampek yang sakit jiwa. Kalau yang gentayangan nggak jelas di jalan-jalan dan nggak pakai baju itu sakit jiwa. Tapi kalau yang suka marah-marah di status Facebook dan galau nggak jelas di Twitter sampek update statusnya lima kali sehari padahal nggak ada yang komen, itu jelas gangguan jiwa.

Departemen saya dikonsulin departemen Psikiatri. Alkisah, ada seorang perempuan putus dari pacarnya, lalu dikawinpaksa dengan cowok yang nggak dia maui. Semenjak kawin paksa ini, menurut keluarganya, si cewek jadi berubah kepribadian. Yang tadinya rame jadi pendiam, yang tadinya cerewet jadi banyak mengurung diri di kamar. Sampek kemudian dia hamil.

Repotnya, semenjak hamil, dia jadi beringas dan marah-marah nggak jelas melulu. Dia benci semua orang, ya bonyoknya, ya sodaranya, lebih parah lagi dia benci suaminya. Keluarganya yang panik, membawanya ke dokter. Singkat kata, dia dirawat di rumah sakit, masuk ke bangsal untuk pasien-pasien sakit jiwa.

Pasien ini ternyata ngidap skizofrenia paranoid. Penjelasan gampangnya, penyakit ini adalah penyakit nggak bisa membedakan kenyataan dengan khayalan. Dan yang menjengkelkan, dia curigaan terhadap semua orang. Dia mengira semua orang ingin mencelakai dia. Sekarang kami para dokter yang mau jadi dokter kandungan, takut si ibu curigaan sama bayinya juga. Lha kalau dia berusaha membunuh anaknya sendiri gimana?

Untungnya si janin masih bagus, dan dosen-dosen saya pikir mendingan tuh pasien nanti melahirkan dengan operasi Caesar aja. (Nggak kebayang kalau nanti dia melahirkan lewat vagina, orang gila + stress mengejan bukanlah kombinasi yang menyenangkan. Oops..nggak boleh sebut "orang gila" ya?)
Kedua orang tua si ibu sudah bilang, nanti kalau bayinya lahir, bayinya akan diasuh oleh mereka berdua (kakek-nenek si bayi). Nggak masalah sih yang itu. Sekarang yang jadi masalah, si pasien ini ternyata susah banget disuruh minum obat buat nyembuhin sakit jiwanya. Sebulan lalu dia sempat rada enak diajak ngomong, karena itu psikiater memulangkannya ke rumah sambil membekalinya pil kecil-kecil. Ternyata selama di rumah, si pasien pundung nggak mau minum obat lagi, dan akibatnya si pasien jadi kumat lagi gokilnya sehingga keluarga terpaksa mengopnamekannya lagi.

Kami yang kerja di bagian kandungan, bingung mikirin gimana kalau nanti si ibu ini hamil lagi? Bisa-bisa nanti skizonya kumat lagi dan bukan tidak mungkin kalau hamil lagi dia akan berusaha membunuh janinnya. Maka nggak ada jalan lain selain merayu keluarga si pasien supaya pasien ini boleh ikut KB. Persoalannya, metode KB apa yang cocok buat ibu dengan sakit jiwa yang disuruh minum obat sendiri aja nggak mau?

Sebagian kolega saya bilang, baiknya si ibu dioperasi steril aja. Nanti kan dia melahirkan dengan Caesar, sambil dikeluarin janinnya ya sambil dibikin mandul, gitu. Kan gampang tuh tinggal sekali jalan. Nggak perlu kuatir lagi dia bakalan hamil, kumat nggak waras lagi dan mencelakai janinnya.
Tapi sebagian kolega saya yang lain nggak setuju. Perempuan berhak hamil. Dan perempuan berhak menentukan sendiri apakah dia ingin hamil atau tidak. Termasuk menentukan apakah dia ingin membuat dirinya tidak hamil. Ya, meskipun dia sakit jiwa.

Si suami sendiri nggak bisa bikin keputusan. (Kami kalau mau bikin operasi mandul pasti harus minta ijin suami pasiennya dulu. Itu protokolnya). Dia menyadari bahwa istrinya nggak layak mengasuh anaknya sendirian, tapi dia juga nggak kepingin istrinya dibikin mandul. Mungkin, jauh di lubuk hatinya yang dalam, dia berharap suatu hari nanti istrinya akan sembuh, dan mereka bisa mengasuh anak mereka bersama-sama seperti keluarga normal (dan mungkin si istri perlahan akan belajar mencintainya pelan-pelan). Dan operasi steril jelas akan mengacaukan impian itu.

Tadi pagi, kami putuskan untuk tidak mensterilisasi si pasien. Soalnya, kolega-kolega di Psikiatri bilang bahwa bisa aja kemungkinan si pasien ini sembuh. Kalau si ibu sampek sembuh, dan dia sudah keburu dioperasi steril, bisa jadi suatu hari nanti dia akan menuntut dokter-dokter karena telah sengaja membuatnya mandul. Meskipun mungkin, dokter membuatnya mandul karena ingin menyelamatkan si pasien dari kehamilan yang sulit dihadapi oleh si pasien.

(Saya sendiri tidak yakin dia akan sembuh. Dulu saya diajari bahwa skizofrenia yang timbul pada usia muda seperti ini akan sulit sekali sembuhnya. Tapi saya bukan mahasiswa psikiatri, ini jelas bukan kompetensi saya, barangkali lebih baik kalau saya mempercayai kolega-kolega saya di Psikiatri saja, karena mungkin mereka benar karena mereka punya ilmunya).

Saya menulis ini untuk kasih wacana ke Jemaah blog saya, bahwa setiap manusia punya hak yang sama. Setiap perempuan berhak hamil jika dia ingin. Setiap perempuan berhak mengenakan kontrasepsi jika dia ingin. Dan yang juga sama pentingnya, setiap perempuan berhak untuk menolak kontrasepsi jika dia masih kepingin punya anak lagi.

Dan kita tidak bisa memutuskan bahwa seseorang tidak berhak untuk punya anak. Siapapun dia, meskipun kita mengira dia tidak punya cukup akal untuk bersikap rasional. Entah karena dia masih di bawah umur, atau karena dia sakit jiwa..

Monday, December 12, 2011

Artis Sendirian

East Coast Center, Keputih, Surabaya, semalam.
Kelemahan besar piano adalah pemainnya menghadap sayap piano itu sendirian, akibatnya dia hanya akan terkonsentrasi pada pianonya, pada musiknya. Dia tidak menghadap penonton, akibatnya dia tidak tahu apakah penonton mendengarkannya atau tidak. Apakah penonton menikmati musiknya atau tidak. Intinya, tak ada interaksi antara artis dan pendengar.
Sebenarnya akan jauh lebih baik jika sayap piano diputar balik, sehingga sayap berada di depan, dan pemain akan bisa main piano sembari melihat wajah penonton. Dia bisa main sembari sesekali melempar senyum ke penonton, dan itu akan membuat penonton lebih betah menikmati pertunjukannya.
Jika saya main piano di hadapan keluarga besar dan teman-teman saya, saya selalu nanya dulu, lagu apa yang mereka ingin saya mainkan. Saya lebih seneng kalau saya main dan penonton ikutan nyanyi. Kadang-kadang sementara jari saya main, saya memandang tajam ke seorang penonton tanpa mengucapkan apa-apa. Itu cara saya mengkomunikasikan musik yang saya mainkan, seolah-olah saya bermain piano itu hanya untuk dia.
Penonton mungkin tidak ikutan nyanyi jika aslinya lagu itu memang instrumentalia. Apalagi kalau nomernya klasik macam The Swan Lake atau Fur Elise. Makanya saya jarang mainkan lagu-lagu semacam itu jika saya sedang berada di depan penonton. Meskipun saya sendiri punya background musik klasik, tapi saya memakai aliran klasik itu sebagai gaya, sedangkan lagu yang saya suka mainkan rata-rata dari genre rock. Saya sendiri pemuja Axl Rose, orangnya sangar tapi dia sendiri menang kontes piano klasik pada umur sembilan tahun. Itu adalah genre yang cukup tidak nyambung, mengingat musik klasik sebetulnya diajarkan untuk membuat seseorang jadi lembut dan anggun (yang kalau kebablasan, orangnya akan jadi melankolis alias menye-menye).
Yang jelas, seorang pianis baiknya tidak menjadi artis sendirian. Kecuali dia bermain seorang diri di ruangan tertutup, hendaknya dia sadar bahwa musik yang dia mainkan harus bisa dinikmati orang lain. Jadi kalau disuruh main di mall, bermainlah sambil menghadap penonton, dan mainkan lagu di mana penonton bisa ikutan nyanyi dengerin lagu itu. Karena musik adalah alat komunikasi, bukan sekedar alat pamer bakat dan kemampuan belaka.

Sunday, December 11, 2011

Car Free Day yang Kebablasan

Penjajah baru bernama sepeda.
Foto oleh Eddy Fahmi.
Seiring dengan maraknya tren bersepeda, masalah-masalah baru yang timbul oleh kendaraan ini mulai bermunculan.

Mulai dari pengendara sepeda yang nggowes massal di jalur mobil, sampek-sampek mobil nggak kebagian jalan. Pengendara yang jatuh dan gegar otak lantaran nggak pakai helm. Sampek sepeda-sepeda pixie yang nggak ada remnya itu.

Hari ini Minggu dan mendadak bermunculan orang-orang naik sepeda dari mana-mana menuh-menuhin jalan. Sepertinya mereka akan pergi ke satu tujuan: Taman Bungkul, karena di kawasan Darmo sana diadakan hari bebas mobil.

Hey, car free day-nya dihelat di Darmo kan? Bukan di Embong Malang sini kan? Jadi kenapa mobil-mobil yang mau jalan di Embong Malang sini nggak kebagian jalur?

Saya rasa mestinya penggowes bisa bersikap lebih bijak. Jalan jangan dipake semua, tapi bagi-bagilah karena yang makai jalan nggak cuman sepeda. Kan bisa bikin satu jalur buat sepeda, satu jalur lagi buat mobil. Gimana kalau ada ambulans mau lewat, mosok harus permisi dulu sama rombongan sepeda?

Saturday, December 10, 2011

Geret Koper ke Ruang Ujian

Salah satu syarat menjadi dokter spesialis kandungan adalah harus mengikuti ujian nasional. Ujiannya hampir sama seperti ujian negara umumnya, kandidat-kandidat datang ke kota tempat ujian yang sudah ditentukan, lalu masuk ke ruang ujian untuk bertemu pengujinya.

Ketentuan yang kudu dipatuhin antara lain, bahwa tiap kandidat yang mau masuk ke ruang ujian, nggak boleh bawa HP. Alhasil panitia malah kerepotan sendiri ngumpulin HP-HP kandidat. Sebetulnya yang saya kuatirkan malah kalau HP-nya itu ilang pas lagi disimpen panitia.

Hari ini saya mengasistensi ujian nasional Obstetri Ginekologi dan kami melayani 50 kandidat. Kolega saya sampek bela-belain bawa koper buat nampung HP-HP dokter yang mau ujian spesialis itu. Modusnya, tiap kandidat dapet satu kantong plastik buat masukin HP, nanti kita kumpulin 50 kantong yang akan kita simpen dalam koper. HP akan dikembalikan ke pemiliknya jika ujian sudah selesai. Tidak perlu kuatir tertukar coz tiap kantong sudah dilabelin sesuai nama pemiliknya. Dan sebelum nyerahin HP pun baik pemilik HP dan panitia penjaga HP sudah melakukan ijab kabul tertulis.

Selalu ada masalah untuk tiap solusi. Ada kandidat yang ternyata nggak matiin HP-nya sebelum dititipin ke panitia. Alhasil tuh HP kedap-kedip melulu kalau ada panggilan masuk. Untung alert-nya cuma kedap-kedip, bayangin kalau pakai ringtone yang super banter dan ringtone-nya lagu Ayu Tingting pula. Kasihan panitia yang ketiban tugas jagain HP kalau dipaksa dengerin ringtone gituan, pasti dia berdoa supaya ujiannya cepet selesai..

Saya mikir, kenapa upaya kayak gini baru dipraktekin di ujian nasional untuk pendidikan setingkat S2? Kenapa nggak dipraktekin sekalian buat ujian-ujian nasional SMA dan SMP yang sering bikin ricuh gitu? Supaya nggak ada lagi berita kecurangan ujian nasional gara-gara muridnya kedapatan bawa HP ke ruang ujian. Apakah Dinas Pendidikan nggak tega nyuruh guru-guru pengawasnya ngegeret koper? Kalau nggak modal sedia koper kan bisa pakai karung goni, atau bahan lain yang lebih murah. Lha gimana kalau murid-muridnya dibiarkan bawa HP ke ruang ujian, sanggupkah kita percaya bahwa mereka semua tidak akan kirim-kirim jawaban via BBM?

*Ah, Vicky, kamu kayak nggak pernah ujian SMA aja. Mosok sih nggak pernah buka-buka HP waktu ujian?*
(Idih, waktu saya SMA kan belum musim HP, nggak pernah lah saya kirim-kirim jawaban pakai HP.. :p*

Friday, December 9, 2011

Pepesan Kosong Bernama Jamkesmas

Sering terjadi, pasien hamil di rumah sakit tempat saya bersekolah nggak bisa kontrol berobat lantaran nggak bisa bayar. Alasannya, karena surat asuransi pemerintah yang membayarinya berobat belum diperpanjang. Padahal, ibu hamil kan harus kontrol berobat rutin supaya kita bisa memastikan ibu dan bayi sehat wal afiat pada persalinan nanti.


Jemaah Georgetterox mungkin tahu bahwa Pemerintah menanggung biaya pengobatan sebagian rakyat miskin di negeri ini. Penanggungan itu dilakukan melalui asuransi bernama Jamkesmas alias Jaminan Kesehatan Masyarakat. Dengan asuransi Jamkesmas ini, pemegang kartu Jamkesmas bisa berobat gratis ke rumah-rumah sakit pemerintah. Termasuk pasien hamil pemegang kartu Jamkesmas, dia boleh kontrol hamil dan melahirkan gratis, selama kartunya masih berlaku, tentu saja.


Di lapangan, konsep gratis ini nggak berjalan semudah yang dijalankan. Kartu Jamkesmas itu cuman berlaku selama sebulan. Jika masa berlakunya habis, pemegangnya kudu perpanjang lagi ke Puskesmas. Tidak sembarang Puskesmas berwenang untuk memperpanjang kartu seseorang, karena Puskesmas yang berwenang adalah Puskesmas di kecamatan tempat orang itu tinggal. Bisa dibayangkan, seorang pemegang kartu Jamkesmas kudu dateng ke Puskesmas setiap bulan hanya untuk perpanjang masa berlaku kartunya, setiap kali dia ingin pergi berobat ke rumah sakit pemerintah.


Mungkin kedengerannya ribet karena seseorang kudu bolak-balik setiap bulan cuman buat berobat. Tapi saya memandangnya dari sisi lain. Ini seperti kamu punya kartu diskon buat karaokean di suatu tempat dugem, tapi kartu diskon itu hanya berlaku sebulan. Penyelenggara tempat karaoke tentu nggak mengharapkan kamu nyanyi gratis di situ seumur hidup, sama seperti Pemerintah nggak mengharapkan kamu miskin terus hanya untuk supaya kamu bisa berobat gratis. Karena itu dibikin setting seolah kamu cuman miskin selama "sebulan". Moga-moga dalam sebulan, kamu bisa menabung cukup supaya kamu bisa bayar pengobatan, jadi kamu nggak usah ngejar-ngejar perpanjang kartu Jamkesmas lagi.


Tapi konsep itu tinggal mimpi karena orang ternyata lebih seneng miskin terus (baca: dibayarin Pemerintah terus-menerus) supaya bisa berobat. Saat ini, separuh lebih pasien rumah sakit tempat saya bersekolah, adalah pemegang kartu Jamkesmas yang sudah langganan berobat. Rumah sakit tempat saya bersekolah kewalahan, lantaran nombokin pasien Jamkesmas yang penyakitnya memang butuh banyak biaya, sementara Pemerintah nggak kunjung bayarin asuransi Jamkesmas yang seharusnya di-cover oleh Pemerintah. Dalam bentuk sederhana, persediaan obat-obatan di rumah sakit mulai habis karena rumah sakit kesulitan beli stok baru. Rumah sakit nggak bisa belanja obat banyak-banyak karena uang saku yang dimiliki rumah sakit sudah habis. Rumah sakit kehabisan uang, karena Pemerintah belum bayar utang asuransi Jamkesmas-nya kepada rumah sakit. Pelik.


Beberapa hari yang lalu, rumah sakit tempat saya bersekolah, dengan tenang mengumumkan bahwa penduduk miskin di Surabaya yang ingin berobat di situ, harus bayar. Soalnya, Pemerintah Kota Surabaya belum bayarkan utang Jamkesmas atas warganya ke rumah sakit. Warga Surabaya ngamuk setengah mati, coz kesannya, orang miskin dilarang sakit. Meskipun kalau ditilik-tilik, sebetulnya rumah sakit tempat saya bersekolah tidak akan sampek hati menolak pasien miskin seandainya Pemerintah-nya Surabaya mau bayarkan utang Jamkesmas-nya yang nunggak milyaran itu ke rumah sakit.


Dulu saya pernah ditanyain seorang jemaah Georgetterox, kenapa di negeri ini, dokter begitu pelit sekali mengijinkan orang miskin berobat gratis? Saya selalu tersenyum baca pertanyaan itu, karena pertanyaan itu menandakan jelas bahwa penanya tidak tahu situasi yang sebenarnya. Coba gantilah kata "dokter" di atas dengan kata "rumah sakit", maka kau akan ketemu jawabannya. Di dunia ini nggak ada yang gratis, Bung. Kau bisa saja tanya-tanya gratis ke dokter, tapi untuk mendapatkan obat tentu akan ada yang harus kaubayarkan. Jika kau tidak bisa membayar obat, maka kau harus cari orang lain untuk membayarkannya untukmu. Pemerintah sudah baik hati mau membayarkan obatmu asalkan kau masuk dalam daftar pasien Jamkesmas, tinggal rumah sakit yang akan bekerja mengobatimu. Tetapi rumah sakit juga tidak akan bisa bekerja kalau Pemerintah belum membayar atas nama dirimu, gitu lho.


Dalam pendapat saya yang paling jujur, di negeri ini nggak ada orang yang miskin-miskin amat. Semiskin-miskinnya orang, kalau dia masih bisa beli rokok, maka dia nggak miskin. Kenapa? Coz berarti dia menaruh rokok sebagai prioritas lebih utama ketimbang membelikan keluarga dan dirinya sendiri beberapa bungkus nasi. Sedangkan, nggak ada sejarahnya orang bisa mati gara-gara dia nggak bisa merokok, tapi sudah banyak orang mati kelaparan gara-gara dia nggak bisa makan. Karena itu, coba tengoklah pasien-pasien Jamkesmas yang keluarganya berserakan di ruang tunggu rumah sakit, dan hitunglah berapa keluarganya yang merokok. Anda akan tahu, bahwa nggak semua pemegang asuransi Jamkesmas itu memang betul-betul miskin..


Kita ini nggak miskin duit. Melarat jelas tidak. Tapi yang sudah dipastikan, sebagian besar dari kita memang miskin mental. Miskin mental untuk menjaga diri tetap sehat. Miskin mental untuk mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Miskin mental untuk tidak bergantung kepada selembar kartu bernama Jamkesmas..

Tuesday, December 6, 2011

Melukis dengan Sambel

Burger, Hi Tech Mall, Tambaksari, Surabaya.
Ini cuman saos, padahal. Tapi suka tidak suka, saya terpaksa mengakui bahwa penampilan saos yang disemprot-semprot dikit ini bikin burger yang cuman isi keju + selada + daging aja bisa bikin laper yang ngeliatnya. Ini mendongkrak nilai jual si burger, dari yang tadinya modal awalnya cuman Rp 3k, bisa naik sampek 3-5 kali lipat, tergantung di mana kau menjual burgernya.

Yang satunya, itu juga cuman bubuk kayu manis yang dibubuhin a la ceprok-ceprok di piring pancake. Tidak bisa dicocol oleh pancake-nya, bahkan dijilat langsung pun akan nampak seperti kurang kerjaan. Tapi ceprokan bubuk kayu manis ini bikin pancake-nya nampak lebih cakep ;)

Kadang-kadang, kalau saya lagi bikin proyek di dapur, waktu yang saya habiskan buat menghias-hias pakai saos ataupun bubuk ini jauh lebih banyak ketimbang bikin makanan utamanya. Bahan lukis yang paling saya sukai adalah mayonnaise dan whipped cream :)

P.S. Foto-fotonya saya jepret sendiri lhoo..

Pancake, Mayang Suki & Pancake, Gubeng, Surabaya.

Monday, December 5, 2011

Orangnya Harus Bejibun, Ya?

Disclaimer: Tulisan berikut ini penuh celaan, jadi kalau Anda nggak suka bahasan penuh hina-dina, silakan tekan tanda silang di sebelah kanan atas dan nggak usah baca sampek selesai. *kedipin sebelah mata kayak orang setep*

Jadi, malem ini saya lagi duduk di kantor nungguin ruang gawat darurat sembari berdoa semoga semua wanita dalam keadaan sehat dan tidak datang kemari lantaran mengeluh berdarah-darah dari sela-sela selangkangannya. Ya know, tidak ada dokter yang seneng dapet pasien berat kalau tengah-tengah malem begini, tidak saat mata sudah mulai kriyep-kriyep, kadar kortisol sudah mulai turun, dan gairah kerja sudah mulai reduksi lantaran dipakai kerja seharian. Saya lagi browsing di leptop, sembari playlist saya muterin Gloria Estefan dan Axl Rose (kalau Anda nggak tahu siapa itu Axl Rose, saya bisa pastikan Anda pasti jauh lebih ingusan daripada saya. Axl Rose itu yang nyanyi Sweet Child O' Mine sebeum di-recycle oleh Sheryl Crow. Awas kalau Anda juga nggak tahu siapa itu Sheryl Crow!), lalu perawat di kantor nyetel tivi dan..voila,  di tivi ada kontes boyband dan girlband.

Saya ngeliat tivi dan mematung kaku. I think I wanna die. Ya Tuhan, kenapa di dunia ini harus ada boyband dan girlband?!

Boyband dan girlband membanjir baru-baru ini, sungguh-sungguh mengotori tivi, membuat saya tidak punya pilihan lain kalau nyetel tivi selain terpaksa nontonin show-nya Mario Teguh atau Jakarta Lawyers Club. Dokter kok nontonin pengacara? Mereka ada di setiap channel, setiap jam, setiap menit. Membosankaaann!

Ini semua gegara Smash. Cowok-cowok yang air mukanya dibikin imut itu seolah-olah jadi prototype, dan dengan cepat produser-produser musik mengira bahwa resep artis macam ginian bisa digandakan. Kau kumpulkan lima orang, dandanin mereka dengan wax dan gel rambut, ajari mereka joget-joget, dan beri lagu yang mutunya so-so. Bayarkan segepok uang untuk membuat mereka tampil di Dahsyat,  bikin cewek-cewek menjerit-jerit, dan..jadilah boyband!

Beberapa hal yang bikin saya empet setengah mati lihat boyband dan girlband:
- Jumlah personelnya banyak banget. Ya Tuhan, ini mau nyanyi apa mau demo?
- Bajunya sama semua. Mengingatkan saya pada baju di Pasar Atum, bayar cepek dapet lima. Bajunya pasaran!
- Seolah-olah nggak cukup, tatanan rambutnya juga sama semua! Kayak anak-anak panti asuhan baru dipanggilin tukang potong rambut, semuanya dipotong dengan gaya rambut yang sama..
- Anehnya, biarpun ada banyak macamnya boyband dan girlband, tapi kok gaya narinya sama semua.. Apakah koreografer yang ngelatihnya juga sama? Misalnya hari Senen ngelatih girlband A, besok hari Selasanya ngelatih girlband B?
- Lagunya sangat-sangat tidak bermutu! Persis model pop permen karet, lagunya begitu mudah dikunyah, begitu mudah dibuang dan dilupakan..
- Dan yang paling penting, saya nggak yakin grup-grup kayak gini bakalan tahan lama. Alasannya simpel aja, coz anggotanya ada tujuh! Susah ngebagi honornya tuh. Anggap aja sekali manggung dihargain Rp 10 juta, gimana caranya ngebagi Rp 10 juta jadi tujuh?

Kenapa sih orang-orang tivi itu begitu percaya bahwa pertunjukan boyband dan girlband bisa mendongkrak pemasukan iklan di tivi? Atau jangan-jangan saya aja yang udah ketuaan sampek kesulitan mengapresiasi cewek-cewek jual tampang berambut panjang potongan a la Korea yang jingkrak-jingkrak a la ababil dan berkostum a la Sailormoon?

*Sudahlah, Vic, daripada kau mengomel terus, bagaimana kalau kau mulai mendirikan girlband juga? Siapa tau bisa masuk tivi dan nyaingin Cherry Belle..*

Eh ya, adakah blogger yang kepikiran mau bikin girlband atau boyband? Gabung dong, saya juga mau ikutan, hihihi.. Tapi saya maunya grupnya unisex, jadi di grup itu ada personel cewek dan personel cowok sekaligus.. (maumu, Vic!)

Yu now mi so eeell..

Sunday, November 27, 2011

Cangkruk di Dusun Malaysia

Roti prata adalah jenis panekuk yang dibikin dari bahan dasar bubur dan digoreng di atas panggangan, membentuk roti yang enak dimakan empuk. Roti ini banyak dijumpai di Semenanjung Malaya, biasa jadi makanan kebangsaannya orang-orang Tamil, maklumlah lantaran asal roti ini sebetulnya ya dari India sebelah selatan sana. Di Malaya, roti prata disajikan dengan kuah kari.

Roti prata bisa dimakan secara plain, tapi direkomendasikan buat dimakan  dengan disiram saos kari.
Bisa disajikan dengan kari sapi, tapi kali ini saya minta pakai bumbu kari ayam aja.
Tapi kita nggak perlu jauh-jauh pergi ke Malaysia sana buat ngincipin roti prata. Masakan Malaysia sekarang lagi booming di Indonesia, termsuk roti prata. Restoran-restoran Malaysia berserakan di segala penjuru Surabaya, dan dengan berani mereka bersaing menjual roti prata. Salah satunya ialah Malay Village yang saya dan my hunk datengin kemaren di bilangan Adityawarman, yang mengusung roti prata sebagai appetizer jagoannya.

Milih masakan Malaysia sebetulnya nggak susah-susah amat lantaran cita rasa Malaysia nggak asing-asing banget dengan lidah Indonesia. Malay Village nyodorin macem-macem penganan dengan campuran selera antara Melayu, Cina, dan India, sesuai dengan negara asal makanannya yang memang jadi tempat tinggal suku-suku itu. Saya pun tanpa tedeng aling-aling nyobain semuanya, mulai dari roti prata yang khas India, sambil mengganyang nasi Hainan yang penuh kaldu ayam.

Char siew, cara masak a la Cina (denger-denger sih khasnya daerah Kanton, bener nggak sih?).
Konon, di Cina sana, biasanya yang dimasakin char siew adalah daging babi, tapi di resto ini pakai daging ayam aja.
Yang sempet bikin saya penasaran adalah ayam char siew, coz sepanjang yang saya tahu, char siew adalah daging yang dipanggang setelah dibumbuin madu, kecap kedelai, dan konon disiram sherry. Saya ngincipin juga ayam char siew ini, tapi saya nggak bisa mengidentifikasi apakah di Surabaya ini disiram sherry juga apa enggak. Soalnya saya kan nggak boleh ngincipin sherry, takut besoknya mabok dan tanpa sadar ngoceh yang enggak-enggak :p

Ikan asem manis pesenan my hunk,
dengan latar es mangga di belakangnya.
Es mangganya dicampur podeng, rasanya suegerr!
Galau adalah saat kau tidak tahu
mana yang harus kaulakukan duluan,
menggado ayam panggangnya, makan nasi gorengnya,
atau tersenyum pada kamera.
My hunk sih nggak mau susah, dos-q pilih menu Melayu aja, fillet ikan asem manis plus nasi goreng sapi lada item, hihihi.. Dan ternyata dari semua makanan yang ada di meja, dos-q memang paling seneng ikan asem manisnya. Aih, mungkin lantaran bumbu asem manis memang paling mirip sama lidah Indonesia yaa..

Satu hal yang saya sukai dari tempat ini adalah servisnya cepet tapi masakannya tetep enak. Pesenan saya dateng dalam 10 menit, nggak lama-lama amat lah.

Oh ya, kalau kamu pingin ngincipin masakan Malaysia tapi nongkrong jauh dari Surabaya, Malay Village juga ada di Cilandak lho. Bagi-bagi dong di sini, apa masakan Malaysia kesukaanmu? ;)

Foto-foto dijepret oleh Eddy Fahmi.

Tuesday, November 15, 2011

Sutra, Jangan Pakai Dulu Deh!

Sebagai seorang Event Organizer amatiran, sering banget saya dapet keluhan bahwa penonton nggak bisa denger suara pembicara di mic-nya. Saya nggak bisa mangkir bahwa sebagian masalah itu nongol gegara ketidakbecusan sound-system, tetapi saya menjumpai bahwa kerap kali itu memang kesalahan tidak sengaja oleh pengguna mic-nya.

Salah satu penyebabnya ternyata adalah masalah baju. Lho, kok bisa? Kayak contohnya yang di gambar ini. Mic kini dilengkapi clip on yang bisa dijepitkan ke baju, dan fungsinya adalah supaya suara si pembicara tetap kedengeran oleh seluruh dunia tanpa menghalangi gerak tangannya yang bebas, sehingga tangannya nggak perlu kaku megang mic. Ini keliatannya praktis, tapi ternyata jadi problem kalau bahan bajunya nggak cocok sama mic-nya.

Jika pembicaranya pakai baju dari sutra, dan mic dijepitkan ke bajunya, perlahan-lahan posisi mic akan bergeser karena sutranya licin. Awal-awal memang nggak terasa, tapi kalau pembicaranya banyak bergerak, lama-lama sutra bajunya akan bergesek dan jepitan mic-nya akan bergeser, maka suara pembicara akan pelan-pelan hilang dari pengeras suara. Akibatnya apa yang dibicarakan si pembicara nggak bisa terdengar oleh penonton.

Diperlukan mic dengan jepitan yang cukup kuat supaya nggak sampek ngegeser saat menjepit bahan sutra. Mungkin jepitannya bisa bikin bahannya sendiri jadi sedikit cacat.

Sekiranya kita sering ditodong jadi pembicara, sebaiknya kita belajar tahu sedikit-dikit tentang teknik nampil, nggak cuma tentang cara menyampaikan bahan ke khalayak ramai, tapi juga tentang macam-macam mic dan cara pegangnya supaya pembicaraan kita efektif.

Saturday, October 15, 2011

Siape Elu?

Sering kita mengunjungi tempat makan dan kita liat di sana pemilik tempatnya memajang foto-foto pengunjungnya yang pernah makan di situ. Tadinya saya bingung kenapa mereka dipasang fotonya di situ, kok kesannya narsis banget, tapi belakangan baru saya tahu kalau foto mereka dipajang di situ lantaran mereka adalah orang terkenal. Definisi orang terkenal itu sangat relatif, kadang-kadang menurut si pemilik tempatnya orang di foto itu terkenal, tapi menurut saya nggak terkenal tuh. Buktinya ada beberapa figur di foto yang saya nggak kenali, tapi ternyata dia dipasang di situ lantaran dia adalah penyanyi dangdut. Owalah, pantesan saya nggak kenal.. *melengos*

Kalau yang di foto ini bukan ibu-ibu yang pulang dari pengajian,
tapi sekumpulan mahasiswa residensi ginekologi di Surabaya.
Sehubungan rumah makan bebek di Nginden
tidak mau memasang foto mereka di meja kasirnya
lantaran dianggap kurang terkenal,
maka saya memasang foto mereka di sini karena kasihan.
Oh ya, mbak yang paling kiri itu paling cantik lho :D
KENAPA PEMILIK TEMPATNYA MESTI REPOT-REPOT MEMAJANG FOTO MEREKA?
Mungkin alasannya begini:
1. Bahkan Siti Nurhaliza bilang makanan di sini enak!
2. Nih lho, Moerdiono pernah makan di sini. Mosok Anda enggak?
3. Dengan makan di sini, Anda akan bisa seperti Syahrini! Liat aja fotonya!
Dan mungkin saya akan menanggapinya lain:
1. Berapa banyak rumah makan ini berani bayar manajemennya Mbak Siti supaya mau memboyong Mbak Siti untuk makan di situ dan berfoto bersama pemilik rumah makannya?
2. Moerdiono pernah makan di sini. Dan sekarang dia meninggal. Jadi, makan di sini bisa bikin meninggal?
*tidak lulus pelajaran silogisme*
3. Nggak mauu! Nggak mau jadi kayak Syahriniii!
*kabur pake helikopter*

KENAPA YANG BEGINI INI HANYA TERJADI PADA RUMAH MAKAN?
Mengapa tempat-tempat dagang lain nggak melakukan hal yang sama?
Saya nggak pernah liat ada bengkel cuci mobil masang foto artis yang pernah nyuci mobilnya di situ. Atau salon yang majang foto menteri yang lagi krimbat di situ. Atau mungkin supermarket lah. Mosok sih selebriti nggak pernah nyuci mobil, krimbat, atau minimal belanja gula? Mereka kan juga manusia?
(Tapi saya pernah nemu toko souvenir kecil di Jalan Raya Kuta di Bali yang majang fotonya Mona Ratuliu, lengkap dengan testimoninya segala.)
Lha saya sendiri pernah papasan sama Jovanka Mordova di Pondok Indah Mall, tubrukan sama Didi Petet di Plaza Senayan, dan cengar-cengir sama Denny Chandra yang lagi beli susu di Borma. Tapi nggak ada tuh PIM, Playan, n Borma mau masang foto artis di meja kasir..

KENAPA NGGAK PERNAH ADA RUMAH MAKAN MINTA SAYA FOTO BARENG PEMILIK RUMAHNYA?
Padahal saya kan juga orang terkenal. Ayo coba Anda pikir, Anda yang sering baca blog saya pasti kenal saya, berarti saya orang terkenal kan? :p
*disambet pakai tasnya Balenciaga*

Lalu, karena saya dokter: KENAPA NGGAK ADA RUMAH SAKIT MEMAJANG FOTO ARTIS YANG PERNAH BEROBAT KE SITU?
Misalnya foto bintang film yang lagi operasi jantung. Atau foto penyanyi cilik yang lagi disunat.
Kalau pun nggak ada artis, mbok minimal ya foto Pak Gubernur lagi vasektomi. Kan gubernur juga orang terkenal? Ya kan? Ya kan?
Lebih bagus lagi kalau yang dipasang itu foto Prita Mulyasari, saya yakin itu akan jadi upaya marketing yang hebat untuk mendongkrak kunjungan pasien ke situ!

Jika Anda mau buka usaha, usaha apapun meskipun bukan usaha kuliner, berani nggak Anda pasang foto orang terkenal di tempat usaha Anda? Nggak usah yang muluk-muluk, saya juga mau kok pasang foto saya di situ.. *ngedipin sebelah mata yang kelilipan*

Owalah, Vic, Vic, emangnya..siape elu??
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com

Sunday, September 25, 2011

Kasur, Kangenkah Kepadaku?

Guru saya dalam suatu ceramah psikiatri pernah bilang, "Tidurlah 8 jam sehari, maka Anda akan memiliki badan yang cukup sehat untuk beraktivitas optimal."

Saya mencatat itu baik-baik, karena itu dulu saya selalu rajin tidur siang. Bahkan kalau suatu hari saya nggak sempat tidur siang pun, misalnya lantaran saya pulang setelah jam tiga sore, saya selalu menyempatkan diri tidur. Eh, itu namanya bukan tidur siang ya, tapi tidur sore. Tapi nggak pa-pa, yang penting kuantitas delapan jam tidurnya terpenuhi.

Ketika semester yang baru di sekolah saya mulai Juli lalu, saya pun harus rela pulang dari sekolah sore-sore, karena memang tugas saya yang seabrek nggak bisa diselesaikan siang-siang. Kadang-kadang saya baru pulang jam tujuh malam sampek apartemen, suatu hal yang ironis mengingat sebetulnya letak sekolah saya persis di depan apartemen saya. Praktis tidur siang pun jadi barang mahal buat saya. Jadi kalau seumur-umur gini orang ditanyain, apa barang mahal yang kamu inginkan, mungkin orang akan jawab mobil, cicilan rumah, atau liburan ke Sinx, jawaban saya mungkin beda sendiri: Bobok siang!

Atau lebih tepatnya, saya sungguh kangen tidur delapan jam sehari.

Karena program kuliah saya beda jauh antara semester sekarang dan semester sebelumnya, teman-teman kuliah saya pun ikutan ganti. Dalam 2-3 minggu ini, kalau saya lagi tugas jalan ke departemen lain selain departemen obgyn, saya banyak ketemu teman-teman yang kuliah bareng saya di semester lain. Terus, saban kali mereka liat saya, mereka selalu bilang, "Vicky, kok kamu jadi kurus??"

Memang berat saya susut tiga kilo sih. Tapi mosok sih sampek keliatan kurus? Mungkin rona muka saya nampak capek ya. Muka kan nggak bisa bohong, kelelahan itu keliatan dari pancaran muka, dan lain-lain..

Saya sampek janji, kalau ada waktu buat tidur, saya akan tidur. Pada hari Sabtu dan Minggu, kalau ada yang berani nelfon saya pagi-pagi, saya bisa ngamuk lantaran jam segitu saya masih meluk guling dan dipeluk selimut. Lha hari-hari kerja kan saya harus bangun pagi-pagi, coz posisi saya menyebabkan saya kudu dateng ke kantor lebih duluan daripada senior. Jadi Sabtu-Minggu kan libur, maka giliran saya menikmati bangun siang dong? ;)

Tapi belakangan, rencana saya buat bayar utang tidur di waktu weekend itu, terpaksa kudu direvisi lagi. Bukan, nggak ada appointment yang saya bikin di hari weekend. Tapi penyebabnya, lebih karena badan saya yang memilih bangun sendiri.
Saya nggak bisa merem lagi setelah sholat subuh. Biarpun saya udah milih berbaring diam di atas kasur, tetep aja saya nggak bisa tidur. Mungkin karena badan ini sudah biasa disuruh kerja mulai subuh, jadi kalau jam segini disuruh bobok, dia malah kebingungan sendiri..

Saya berharap kasur saya mengerti. Memang sedikit demi sedikit saya berubah. Tapi saya tetap mencintainya, sama seperti dia mencintai saya. Percayalah, ke manapun saya pergi, saya akan selalu kembali ke pelukannya.. *sambil nyium kasur dan mulai merapikan sprei*
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com

Saturday, September 10, 2011

Tips Ngelobi Orang

Suatu hari saya dan my hunk lagi dugem di food court sebuah mal, dan kami dengar di meja sebelah kami seseorang lagi ngoceh kepada teman makannya tentang sebuah produk. Kalau dari caranya ngomong, feeling saya sih dia lagi presentasi MLM.

Saya melirik si tetangga dan berpikir, produk dia nggak akan laku kalau presentasinya kayak gitu. Atau pun kalau laku, tidak akan laris dalam secepat periode yang dia inginkan. Penyebabnya multipel: food court itu terlalu berisik, ada anak kecilnya, dan presentasi dilakukan sambil makan mie hot plate.

Saya bukan sales girl, tapi sebagai seorang buyer yang over kritis, tentu saja saya punya tips buat orang-orang yang demen ngelobi untuk menaikkan kurva penjualan barangnya. Kuncinya satu: Perhatikan bahwa dari seluruh presentasi yang Anda berikan pada seseorang, maka yang nyantol di kepala orang tersebut cuman 30%. Sisanya? Menguap entah ke mana. Jadi, upayakan lingkungan supaya isi presentasi Anda bisa betul-betul nyantol di kepala penontonnya.

1. Jangan pernah presentasi produk di food court. Food court itu berisik. Anda mau lawan bicara Anda dengar semua presentasi Anda kan? Ajak lawan bicara Anda untuk makan-makan di sebuah kafe yang tenang dengan keberisikan di bawah 60 db.

2, Kalau bisa, jangan sampek lawan bicara Anda itu bawa anak kecil. Dengan adanya anak yang kemungkinn rewel, dia akan terpecah konsentrasinya antara mendengarkan Anda dan meladeni anaknya yang masih belum bisa dikendalikan kesabarannya. Kecuali kalau Anda memang presentasi tentang produk yang berguna buat anak rewel.

3. Menu makanan sangat berpengaruh buat presentasi Anda. Baik Anda maupun lawan bicara Anda, sebaiknya jangan pesan makan yang panas-panas apalagi pedas! Anda kan nggak mau presentasi dengan hidung meler lantaran kepedesan, mosok Anda mau mengharapkan lawan bicara Anda mendengarkan Anda sementara dia sendiri kepanasan karena disuguhi mie di atas hot plate?

Frappucino chocochip, roti panggang kaya spesial, teh susu ginseng, roti goreng  telur kornet keju.
Lokasi: Phoenam Cafe, Surabaya.
4. Sekiranya Anda nggak terlalu bermodal, nggak perlu memberatkan diri dengan mentraktir calon pembeli di restoran mahal, tapi juga jangan di tempat yang terlalu murah. Kadang-kadang calon pembeli tidak tahu dia mau ditraktir apa, maka sebaiknya Anda memberi contoh dengan memesankan menu yang cukup classy tapi tidak terlalu mengenyangkan. Kesan classy untuk menunjukkan kelas Anda. Kenapa jangan sampek terlalu kenyang? Soalnya kalau terlalu kenyang, orang nggak bisa konsentrasi mendengarkan dan malah jadi cenderung ngantuk. Pilihlah menu-menu ringan, misalnya pasta ukuran medium atau roti kaya dengan kopi atau teh.

* Dear Vicky, sebenarnya posting ini tentang tips melobi buat para sales, atau cuman mau pamer menu makan malammu? :p *

Wednesday, September 7, 2011

I Love Him!

Foto ini diambil oleh Angki ketika kami hang out ke gurun pasir di Bromo weekend lalu. Sudah lama saya dan my hunk kepingin punya foto kami berdua lagi jumpalitan, tapi kendalanya ternyata banyak:
1. Perlu orang ketiga buat nekan tombol shutter-nya. Pakai self-timer susah, tau..
2. Action gini nggak bisa dilakukan di sembarang tempat. Coba kalau kami beginian aja di jalan raya, bisa-bisa jadi tontonan rakyat gratis dan dikira orang gila..

You and me, kita meloncat bersama ;)


Tuesday, September 6, 2011

Sehat atau Takut Benjol?

Ketika orang berbondong-bondong ingin daftar jadi Pegawai Negeri, saya yakin tidak satu pun dari mereka yang berencana ikut senam pagi di kantornya setiap jumat.

Lalu saya bertanya-tanya, sebetulnya ikut senam pagi saban jumat itu hukumnya wajib atau sunnah? Kalau wajib, kalau pegawainya nggak ikut senam, ada pemotongan gaji, nggak? Sebaliknya kalau sunnah, kalau pegawainya ikut senam, dapet renumerasi nggak?

Instansi pemerintah seharusnya belajar memoles peraturannya supaya nampak menarik dan supaya pegawai menyadari manfaatnya, bukan sekedar maksa pegawai senam cuman gegara takut benjol oleh atasan.
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com

Monday, September 5, 2011

Bromo! Bromo! Bromo!

Yaiyy..saya jalan-jalan lagi! Kali ini saya dan beberapa blogger nyoba kopi darat jenis lain dengan hiking ke Bromo. Sebenarnya sudah berkali-kali sih saya ke Bromo, tapi kali ini istimewa lantaran nggak cuman ini pertama kalinya saya jadi event organizer langsung buat tour ke Bromo (lha biasanya saya kan pergi bareng bonyok, dan sebagai anak saya selalu manut sama susunan acara bikinan bokap saya). Tetapi juga lantaran Bromo sekarang udah nggak kayak dulu lagi semenjak Bromo meletus akhir tahun lalu. Banyak banget landscape Bromo yang berubah total, sebagian bikin nggak nyaman, tapi justru sebagian lagi malah jadi lahan wisata baru yang nambah tempat itu jadi semakin menarik.

Narsis di atas Bukit Mentigen pas matahari terbit.
Jam 4 kurang, saat semua orang masih tertidur lelap dan bahkan ayam pun belum ada yang nekat berkokok, kita-kita udah cabut dari hotel dan nyewa jip. Tujuannya ya standar-standar aja deh: ngejar matahari terbit buat foto-fotoan, haha!
Semula saya sempat heran soalnya rute yang dilewatin supir jipnya bukan rute yang biasa saya lewatin pas saya terakhir kali ke Bromo tujuh tahun lalu. Dulu tuh kalau saya nemenin bokap ngejar foto matahari terbit, kami biasanya pergi ke Bukit Pananjakan, coz dari situ bisa dapet foto matahari terbit dengan berlatar pegunungan Bromo-nya. Kali ini supir jipnya bilang bahwa akibat Bromo erupsi tahun lalu, jalan ke Pananjakan jadi rusak berat dan nggak bisa dilewatin. Akibatnya turis-turis terpaksa digiring ke bukit lain yang sekiranya bisa dapet pemandangan matahari terbit yang sama bagusnya. Maka jadilah subuh tadi kami pergi ke Bukit Mentigen.
Bukit Mentigen ini masih berpasir, jadi nggak ada tempat yang jelas buat memijak.
Di sebelah kanan saya itu ufuk timur, sedangkan di sebelah kiri saya
 sebetulnya bukan Angki, melainkan Gunung Batok, hehehe..

Dengan adanya rombongan yang semuanya sesama pecinta kamera (sebagian lagi seneng banget moto dan sebagian lagi seneng banget difoto!), maka klop deh itu pemandangan matahari terbit dilalap habis sama kita. Berkali-kali kita nyoba macem-macem pose dengan macem-macem latar belakang, mulai dari yang mataharinya masih malu-malu sampek malu-maluin alias silau banget, hihihi.. Sekalian juga saya sukses siaran langsung dari Bromo via HP. Begitu matahari mulai nongol dikit di ufuk timur, langsung saya narsis pakai kamera HP dan buruan saya upload fotonya ke Facebook, biar nggak hoax kalau ada isu bahwa saya lagi di Bromo dong aah..

Ternyata, untuk berfoto di gurun pasir nggak perlu harus ke Arab!
Lokasi: Pasir Berbisik, Kabupaten Probolinggo,

Selanjutnya, supir jipnya pun bawa kita ke Pasir Berbisik. Eits..apaan nih nama tempat kok mirip judul pelemnya Dian Sastro? Ternyata, ini gurun pasir lho, dan suka dipakai syuting film-film FTV gitu deh (ini sih kata supir jipnya, lha saya nggak ngerti soalnya saya kan nggak pernah nonton tivi..). Begitu tiba di venue, kita langsung bersorak kegirangan, soalnya akhirnya kita berhasil membantah tahayul yang bilang bahwa kalau orang Indonesia kepingin foto di gurun pasir harus ke Arab! Cihuuy..Indonesia punya gurun pasir!

Duduk manis di atas padang pasir.
Yang moto ini Eddy Fahmi.


Ehh..apaan nih kok ada foto saya berani duduk di atas pasir padahal saya orangnya takut banget sama yang kotor? Lhaa..pasirnya bersih dan berkilauan, Sodara-sodara! Tempat ini juga asik banget coz biarpun waktu kami dateng ke sini sudah jam 7 pagi, tapi tempat ini masih sepi dan belum banyak pengunjung yang dateng. Alhasil kita sukses foto-fotoan tanpa ada figur orang lain di dalam background, hihihi..

Pura ini berposisi sekitar 1 km jalan kaki dari
pangkalan jip kawah Bromo, dan 2 km dari anak tangga Bromo. 

Kelar dari Pasir Berbisik, akhirnya jadi juga kita ke kaldera Bromo yang super luas itu. Di sinilah saya ngeliat perbedaan Bromo tahun ini dengan Bromo sebelum erupsi. Akibat dari meletusnya Bromo, kawah Bromo yang tadinya cuman beralaskan batu-batu dan nyaman buat dipakai hiking, kini jadi full pasir dan bikin medan hiking jadi berat banget. Jarak dari parkiran jip ke bawah anak tangga sekitar 2 km, dan sepanjang itu jalurnya tertimbun pasir setinggi sekitar dua meter. Saya baru jalan 500 meter langsung terengah-engah lantaran nggak kuat mendaki tanah pasir Bromo yang curam dan berpasir, dan akhirnya nyerah dan melambaikan tangan pada joki kuda. Jadilah my hunk motretin saya naik kuda, sementara dia sendiri berdiri dari atas, hehee.. Agak nyesel juga sih saya, kenapa tadi nggak pakai gaun aja ya, kan asyik kalau saya foto-fotoan naik kuda di Bromo sambil pakai gaun panjang gitu..

Difoto Eddy Fahmi dari jauh.
Tadinya saya kepingin naik kuda sambil pakai gaun gitu,
tapi takut dikira artis n dimintain tanda tangan..

Anak tangga menuju puncak Bromonya ternyata juga nggak kalah parahnya. Cita-cita saya mau ngitung jumlah pasti anak tangganya pun terpaksa bablas gara-gara anak tangganya ketutupan pasir!

Perhatikan anak tangganya yang penuh pasir. Kalau cuman turun sih gampang, tapi naiknya itu yang berat, bo'.
Beberapa pengunjung malah nggak mau turun pakai tangga;
mereka milih ngesot di area sebelah tangga yang memang penuh pasir.
Foto dijepret oleh Angki.

Naik tangganya bikin stress lantaran saya kebingungan nggak tau memijak ke yang mana, ditambah faktor kecuraman anak tangga yang berbanding terbalik dengan stamina saya yang nggak selangsing tujuh tahun lalu. Saya terpaksa berhenti sebentar-sebentar, dan itu ternyata cukup mengganggu lalu-lintas karena anak tangga yang sempit bikin orang di belakang kita nggak bisa naik kalau orang di depannya berhenti. Saya sampek denger seorang pengunjung berseloroh, “Dooh..nggak di Surabaya, nggak di Bromo, sama aja macetnya!”

Dan akhirnya kita sampek juga di puncak Bromo, yaiyyy!
Siaran langsung dari puncak Bromo! Latar belakang: Gunung Batok.
Alhamdulillah yaah..akhirnya sampek juga. "Sesuatu" banget yaahh..

Langsung saya upload foto saya ke Facebook dong buat siaran langsung, hihihi.. Hey..ternyata sinyalnya si merah juara lho!

Para blogger berbuat narsis dengan berpose membentuk inisial nama masing-masing.
Lokasi: Kawah Bromo. Dari kiri ke kanan:
V untuk Vicky Laurentina, F untuk Eddy Fahmi, R untuk Risdania Syafdini, A untuk Angki.

Tips jalan-jalan ke Bromo:
1.       Sebaiknya pakai jip kalau mau ke kawah pasirnya. Jangan naik motor matic, gila! (Sambil inget tadi pagi kami lihat ada orang susah-payah bawa Mio ke kawah Bromo, ck..ck..ck)
2.       Kalau memang niat nonton matahari terbit, datenglah sebelum jam 4.30 untuk nge-tag tempat, soalnya setelah itu susah banget lantaran gerombolan orang makin lama makin banyak yang kepingin nongkrong di Mentigen demi berbuat narsis.
3.       Sebagian jalur harus didaki dengan jalan kaki. Siyalnya kemiringan jalurnya curam banget. Lebih repot lagi lantaran jalurnya berpasir, jadi sering muka kita belepotan pasir dari depan kita. Mendingan pakai masker deh buat yang nggak tahan debu.
4.       Sewa jip bisa digepok sampek Rp 500k/mobil, bisa dimuatin 8 orang kalo kurus-kurus. Lebih baik kordinasi sama hotel tempat kita nginep supaya bisa dapet harga murah. Harga Rp 275-375k cukup reasonable kok.
5.       Kalau mau bawa tas, nggak usah isi tasnya dengan barang banyak-banyak! Nggak usah bawa laptop, mentang-mentang mau ke puncak Bromo terus mau check in di Foursquare gitu? Nggak usah bawa payung juga cuman gara-gara Anda takut kulit Anda jadi ber-glitter bak Edward Cullen kalau kena panas. Cukup isi tas dengan dompet, yang cukup buat bayar tip untuk supir jip dan jajan di bawah anak tangga Bromo. Sarapan dengan mie instant kemasan gelas dan kopi di sana cukup memadai lho.

Tuesday, August 30, 2011

Khusus Buatmu, Tak Ada Lebaran!

Jadi ceritanya, menurut tahayul yang saya baca, salah satu budaya Lebaran yang cukup menonjol di Indonesia dan nggak ada di negara-negara Islam lain itu adalah minta maaf. Itu menjelaskan kenapa pada sekitar Lebaran ini banyak banget ucapan "mohon maaf lahir batin" berseliweran pada tweet, status Blackberry, ataupun di wall Facebook. Saya rada bosen ngeliatnya, coz saya tau itu kan sifatnya broadcast gitu, jadi nggak private. Membuat saya yang skeptis ini kadang-kadang bertanya-tanya, kalau Anda ngumumin di tempat umum itu, apakah Anda betul-betul minta maaf sama SAYA? Apakah Anda sungguh minta maaf karena sudah bikin saya ninggalin pekerjaan sementara Anda enak-enakan tidur selimutan? Apakah Anda sungguh minta maaf karena sampek hari ini Anda pinjem duit saya dan belum dibayar? Apakah Anda sungguhan minta maaf karena udah ngejelek-jelekin saya di belakang punggung saya? Saya kuatir status Anda yang broadcastive itu cuman basa-basi.


Ngulik Facebook itu baru menyenangkan kalo ada fitur-fitur anyar.
Kalo gitu-gitu doang sih, ya ngebosenin.
Foto dijepret dengan sukarela oleh Eddy Fahmi
Ngomong-ngomong, itu cuman intermezzo.

Nah, barusan saya buka Facebook buat meriksa pesen-pesen, dan ternyata saya nemu sesuatu yang cukup menarik: Hey, ternyata sekarang kita bisa nulis status di Facebook tanpa terbaca oleh seseorang!

Caranya, bukalah Facebook Anda di kompie, lalu tulis sesuatu di status Anda. Nah, di sebelah kanan bawah kolom status, itu ada icon Custom kan? Tekan icon-nya, pilih Custom. Akan muncul kolom baru, namanya Hide this from; nah di kolom itu, tulislah nama friend yang tidak Anda inginkan untuk baca status itu. Setelah selesai, pencet Save Changes, dan..voila! Status Anda nongkrong di news feed orang-orang, tanpa ketahuan orang tertentu. ;)

Contoh kasus: Liburan gini kita pingin jalan-jalan ke Madagaskar, ngajak Katy dan Beyonce sewa pesawat jet. Tapi nggak mau ngajakin Ghadafy, soalnya Ghadafy itu maunya enaknya doang tapi nggak mau urunan mbayar pesawat.
Nah, cara nulis status gini, tulis di kolomnya status, "Hey @Katy Perry n @Beyonce Knowles, ayuk kita hang out ke Madagaskar hari Rebo besok!"
Nah, di sebelah kanan bawah, tekan icon, nanti muncul pilihan Custom. Di kolom Custom Privacy, pada kolom Hide this from,, tekan nama friend yang tidak diinginkan, misalnya Muammar Ghadafy. Pencet Save Changes. Maka publish deh! Dan Ghadafy-nya nggak tahu, hihihi..

Bagaimana cara memeriksa bahwa si Ghadafy memang nggak akan tahu apa yang kita tulis?
Simpel. Buka profil Anda. Di sebelah atas, pencet icon "View As". Pada kolom Enter a friend's name, tulis nama friend yang tidak diinginkan, misalnya Muammar Ghadafy..

Apa kaitan tips ini dengan judul di atas? Tips ini bisa diaplikasikan buat kasus-kasus lain, misalnya:
- Kita mau pamer di tempat umum lantaran kita ikutan nobar film Breaking Dawn, tapi nggak mau ketahuan temen kita si Beverly gara-gara pada saat bersamaan dia ngundang kita minum teh sama boneka Barbie-nya.
- Kita lagi sumpek dan kepingin memaki-maki boss di news feed gara-gara dia pinjem mobil kita dan pulang-pulang tinggal bempernya doang, tapi kita nggak berani ngomong ke boss langsung soalnya takut gaji kita disunat..
- Kita mau ngomong mohon maaf lahir batin di publik, tapi kita nggak ingin salah satu teman merasa bahwa kita udah minta maaf sama dia :p
- dan lain-lain.. Isi sendiri!

Tentu saja ini ada kelemahannya:
1. Nulis status di Facebook-nya harus ditulis di komputer, pasalnya di HP lebih ribet lagi.
2. Biarpun kita sudah set supaya si Ghadafy nggak tahu bahwa kita nulis status itu, tapi si Ghadafy tetap tahu kalau dia log in ke Facebook-nya pakai nama orang lain, bukan pakai nama sendiri.
3. Butuh kecermatan buat klik icon Custom, masukin nama orang yang tidak diinginkan. Pendek kata, kalau Anda gaptek, tips ini bubar!

Tips ini menarik, tapi saya malah jadi mikir. Kenapa sih kita harus nulis sesuatu di tempat umum kalau nggak kepingin seseorang tahu? Bukankah itu malah jadi sumber ribet, antara keinginan mengutarakan pendapat dan keinginan merahasiakan pendapat? Kenapa kita nggak tutup mulut aja kalau kita memang takut menyinggung perasaan orang lain? Bukankah kita harus bertanggungjawab atas apa yang kita ucapkan? Ngomong minta maaf ya sungguhan minta maaf, kalau kemaren ngrasani ya besok-besok jangan ngefitnah lagi, kalau kemaren malak duit ya besok-besok jangan malak lagi, kalau kemaren merasa bikin susah ya besok-besok jangan ngerepotin lagi. Lebaran mestinya jadi sarana cuci dosa permanen, bukan recycling maaf dan besok-besok dosanya dibikin lagi.. :D

http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com

Monday, August 29, 2011

Hilal Ngumpet, Konspirasi Tukang Daging?

Bahwasanya pada sore ini, semua orang sudah gembira menanti hari Lebaran besok pagi. Opor ayam telah dihidangkan, rendang sudah siap di panci, tinggal menunggu untuk dimakan.

Tetapi..

..sehubungan dengan hilal yang masih labil dan nggak mau nongol-nongol, membuat semua petinggi ormas Islam kebingungan menentukan kapan gantinya bulan, maka tidak ada yang bisa kita lakukan selain menyimpan kembali opor ayam di kulkas dan menutup panci rendang, untuk terpaksa dimakan lebih cepat pas sahur besok, soalnya kalau nggak dimakan besok ya ma'emnya jadi bau, coy.. :p

Maka, saya bisa bayangkan para tukang daging mentah dan tukang jual bumbu bersorak-sorai sekarang, karena dengan terpaksa dimakannya menu Lebaran selasa besok pas sahur, maka dipastikan penjualan daging dan bumbu akan melonjak drastis coz orang-orang kan jadi harus belanja buat Lebaran hari rebo..

Sesungguhnya saya rasa para tukang daging mentah dan tukang jual bumbu telah berkonspirasi bersama para tukang jual ketupat untuk mengumpetin hilal demi meningkatkan kurva penjualan.
*Ini su'uzhon a la pengamat marketing amatiran yang gagal masuk Wall Street*

Wooi..ayo besok sahur lagi, wooi! Lebarannya masih lusa, wooi!
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com

Saturday, August 20, 2011

Si Buyung Memang Butuh Bapak

Semua orang tau bahwa di mesjid, pria dan wanita sembahyang secara terpisah. Adalah janggal mendapati pria bergentayangan di antara kumpulan mukena, tetapi jika yang kelayapan itu makhluk berpenis yang masih kecil, nampaknya semua orang mafhum.

Saya mengerti nggak semua ibu punya suami, jadi adalah sulit nitipin anak laki-lakinya pada orang lain jika dia sendiri mau sholat di mesjid. Saya juga mengerti bahwa nggak semua anak laki-laki mau nempel sama bokapnya, beberapa anak bahkan mengidap sindrom oedipus-complex, alias ketergantungan setengah mati untuk nempel pada nyokapnya.

*Vicky Sayang, seharusnya malam ini kau pergi ke Mesjid Al-Akbar untuk taraweh, bukan buat motret untuk blogmu..*
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com

Tuesday, August 16, 2011

Mendadak Sunblock Laris

Jemaah, kapan sih Anda terakhir kali ikut upacara bendera?

Pertanyaan itu mendadak bikin saya geli. Dimulai pas beberapa hari lalu Pak Guru di sekolah saya ngajakin supaya mahasiswa-mahasiswa pada ikutan upacara bendera di rumah sakit pada hari kemerdekaan besok. Nah, sebagian besar Jemaah Georgetterox pasti tahu kalau saya kan sekolah setingkat S2, dan mahasiswa-mahasiswa setingkat saya jelas adalah dokter. Jelas kami udah lama banget nggak ikutan upacara bendera, udah lama nggak panas-panasan di lapangan demi menghormat kepada selembar kain berwarna merah dan putih. Maka alhasil, banyak banget kolega saya, dari macam-macam program studi spesialistik, pada melenguh kayak sapi, nggak tega bayangin diri mereka disuruh ikut upacara bendera. Pak Guru saya yang mengusulkan itu, malah terheran-heran, disuruh upacara bendera kok protes?

*Saya jelas nggak melenguh. Besok, saat semua orang sibuk upacara bendera, saya kebagian tugas jaga di instalasi gawat darurat dari jam 7 pagi sampek jam 7 pagi lusa. Jelas saya nggak mungkin ikutan upacara. :D*

Maka kemaren pun, Pak Guru bertanya kepada saya, “Vicky, apa artinya tanggal 17 Agustus?”
Dan saya menjawab dengan tenang, sesuai kapasitas intelektual saya yang cetek, “17 Agustus adalah tambahan tanggal merah.”
Pak Guru saya mengangguk-angguk. Katanya, “You’re absolutely right.”

Saya nggak bisa diharapkan mau kasih jawaban nasionalis. Tidak, dengan kenyataan bahwa jalan depan rumah kost saya masih bopeng-bopeng dan jadi genangan banjir di musim hujan, padahal ngakunya itu jalan protokol di kota Surabaya.

Pegawai kantoran ikut upacara bendera.
Apakah Anda salah satunya?
Foto diambil dari sini
17 Agustus, bagi pegawai negeri sipil, adalah hari di mana mereka bisa enak-enak libur di rumah.
17 Agustus, bagi pasien langganan kemoterapi, adalah hari ketika jadwal kemoterapi mereka terpaksa mundur lantaran petugas ruang kemoterapinya lagi libur.
17 Agustus, bagi pegawai bagian hemodialisa, adalah hari ekstra kerja keras lantaran orang cuci darah nggak bisa nunggu libur, sedangkan crew yang dinas cuman sedikit, tidak sebanyak crew pada hari kerja.
17 Agustus, bagi mahasiswa yang lagi bikin tugas akhir, adalah berkurangnya kesempatan untuk minta tentiran ke dosennya karena berkurangnya hari kerja di universitas.
17 Agustus, bagi dosen, adalah kesempatan tambahan buat main sama anak dan cucu yang jarang dia temuin sehari-hari karena pada hari kerja dia sibuk membimbing anak orang lain.
17 Agustus, bagi pegawai bagian rumah tangga di kantor pemerintah, adalah hari sibuk lantaran dia harus nyiapin mic dan lapangan yang mau dipakai buat upacara bendera.
17 Agustus, bagi para pedagang kaki lima, adalah hari berkah karena laris buat jualan bendera merah putih buat dikibar-kibarin, dan juga jualan pinang setinggi tiang listrik buat dipanjat.

Jadi, saya masih ketawa bayangin kolega-kolega saya tepok jidat lantaran besok disuruh upacara. Eh, lantaran saya tahu sebagian besar jemaah blog saya adalah eksekutif-eksekutif muda kantoran, saya mau nanya, apa sih arti 17 Agustus dan upacara bendera buat kalian? Jawaban yang jujur ya, selain menaikkan omzet para tukang jualan lotion sunblock..

Saturday, August 13, 2011

Razia Tebang Pilih

Di saat orang mulai menggunjingkan razia tempat makan yang buka di siang hari, saya malah heran kenapa orang belum merazia stasiun-stasiun tivi yang masih nayangin acara masak-memasak pada jam-jam puasa.

Razia kok milih-milih? Apakah lebih gampang membredel warung-warung makan pinggir jalan ketimbang membredel Barra Pattirajawane dan Farah Quinn?

Tahu yang lebih ironis lagi? Sebegitu tiarapkah iman umat saya sampek merasa perlu rumah-rumah makan ditutup lantaran dianggap menggoda iman umat saya yang lagi puasa?
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com

Tuesday, August 9, 2011

Tajil Itu Lagi

Bagian favorit saya dari bulan Ramadhan adalah, kalau kau datang ke restoran untuk buka puasa, maka kau akan mendapat menu tajil gratis.

Seperti yang saya foto ini, di Lekko ada kacang ijo anget untuk setiap buka puasa.

Tapi saya mikir, ke manapun saya pergi, kayaknya menu tajil yang dijual semua orang itu-itu aja. Kolak pisang, kacang ijo, es blewah, ronde angsle. Kok monoton ya? Mbok sekali-kali ada restoran yang kasih menu tajil lain daripada yang lain, gitu? Misalnya tajilnya es krim, atau cocktail, atau puding tiramisu..
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com