Beberapa orang sering konsul ke saya kenapa mereka sering cepet penyakitan. Sebetulnya penyakitnya sepele, misalnya pusing kepala, lemes, flu, maag, gitu deh. Yang sepele karena nggak bikin cepet modar tapi nampaknya lebih mengganggu hajat hidup karena mengacaukan semangat bekerja (dan pada akhirnya, menunda kenaikan gaji atau minimal menjauhkan konsumen).
Salah satu pertanyaan yang saya lontarkan adalah "Apakah kau makan siang?"
Biasanya dijawab ya. Meskipun beberapa orang mengira bahwa definisi makan siang adalah makan lumpia goreng yang dijual Mpok Siti.
Pertanyaan berikutnya adalah "Sarapanmu apa?"
Jawabannya biasa "I*d*mie." Maklum orang sibuk.
Pertanyaan favorit saya adalah "Berapa hari kau sarapan dalam tujuh hari terakhir ini?"
Di sinilah biasanya jawabannya bervariasi. Saya sama sekali nggak terkejut ketika mereka ternyata bolos sarapan.
Ada beberapa alasan kenapa orang tidak rajin sarapan.
"Gak sempet. Subuh-subuh harus ngejar busway." (Oh, kamu temennya Dinda.)
"Warungnya Mpok Siti tutup." (Seolah-olah sumber makanan hanya Mpok Siti.)
Salah satu pertanyaan yang saya lontarkan adalah "Apakah kau makan siang?"
Biasanya dijawab ya. Meskipun beberapa orang mengira bahwa definisi makan siang adalah makan lumpia goreng yang dijual Mpok Siti.
Pertanyaan berikutnya adalah "Sarapanmu apa?"
Jawabannya biasa "I*d*mie." Maklum orang sibuk.
Pertanyaan favorit saya adalah "Berapa hari kau sarapan dalam tujuh hari terakhir ini?"
Di sinilah biasanya jawabannya bervariasi. Saya sama sekali nggak terkejut ketika mereka ternyata bolos sarapan.
Ada beberapa alasan kenapa orang tidak rajin sarapan.
"Gak sempet. Subuh-subuh harus ngejar busway." (Oh, kamu temennya Dinda.)
"Warungnya Mpok Siti tutup." (Seolah-olah sumber makanan hanya Mpok Siti.)