Monday, April 28, 2014

Lebih Banyak Sarapan atau Makan Siang?

Beberapa orang sering konsul ke saya kenapa mereka sering cepet penyakitan. Sebetulnya penyakitnya sepele, misalnya pusing kepala, lemes, flu, maag, gitu deh. Yang sepele karena nggak bikin cepet modar tapi nampaknya lebih mengganggu hajat hidup karena mengacaukan semangat bekerja (dan pada akhirnya, menunda kenaikan gaji atau minimal menjauhkan konsumen).

Salah satu pertanyaan yang saya lontarkan adalah "Apakah kau makan siang?"

Biasanya dijawab ya. Meskipun beberapa orang mengira bahwa definisi makan siang adalah makan lumpia goreng yang dijual Mpok Siti.

Pertanyaan berikutnya adalah "Sarapanmu apa?"

Jawabannya biasa "I*d*mie." Maklum orang sibuk.

Pertanyaan favorit saya adalah "Berapa hari kau sarapan dalam tujuh hari terakhir ini?"

Di sinilah biasanya jawabannya bervariasi. Saya sama sekali nggak terkejut ketika mereka ternyata bolos sarapan.

Ada beberapa alasan kenapa orang tidak rajin sarapan.

"Gak sempet. Subuh-subuh harus ngejar busway." (Oh, kamu temennya Dinda.)

"Warungnya Mpok Siti tutup." (Seolah-olah sumber makanan hanya Mpok Siti.)

Sunday, April 27, 2014

Risiko untuk Untung

Alkisah saya ditanyain teman yang lagi craving kepingin hamil. Karena tidak sabar maka ia pergi ke dokter kandungan, minta dibikin supaya cepat hamil. Mungkin dokter kandungannya bosan juga dengan teman saya, karena teman saya ini udah berkali-kali mengeluh mandul padahal dokternya belom setuju bahwa teman saya mandul. Jadi akhirnya dokternya bilang, "Ya sudah, kalau Anda mau, Anda histerografi aja."

Sang dokter menjelaskan prosedur histerografi, dan membuat teman saya pulang dalam keadaan jiper karena ngeri membayangkan prosedurnya.

Saturday, April 26, 2014

Meet @RyanFilbert!

Karena kalau Tuhan merestui, pasti Dia akan kasih jalan.

Semenjak dua minggu yang lalu, nggak ada buku yang lebih saya kepingin selain buku panduan investasi karangannya Ryan Filbert. Saya memang lagi keranjingan investasi di pasar modal dan penasaran buat belajar terus. Ryan Filbert adalah salah satu investment writer yang saya senangi, coz dos-q sering bagi-bagi info tentang cara-cara main reksadana dan saham lewat tweet-nya. Bahasanya dos-q nggak njelimet dan bisa dimengerti oleh orang awam kayak saya, sehingga saya pun penasaran kepingin beli buku dos-q.

Tapi mau pergi ke Togamas kok sungkan. Penyebabnya? Soalnya di rumah ada tiga buku yang masih baru dan masih dibungkus plastik yang belom saya baca, hahahaa.. Saya kira kalau saya beli buku lagi padahal buku-buku yang lama belom saya baca, pasti saya bisa bangkrut sebelum akhir tahun. Dan ini baru bulan April, please deh.

Friday, April 25, 2014

Sekolah Bule Idaman

Saya akan bikin pengakuan jujur di sini.

Sebenernya..dulu saya kepingin sekolah di.. Bandung International School.

*ketawa ngakak kayak kesurupan*

Bukan, bukan karena saya ke-Barat-Barat-an. (Meskipun itu juga salah satu penyebab, meskipun cuman satu persen aja dari total penyebab.)

Bandung International School berada sekitar 25 menit perjalanan mobil dari rumah saya di Bandung. Waktu kecil, saya ingin sekolah di sana karena:
1. Bule kalo sekolah kan nggak pernah pake seragam. Dan saya bosen sama seragam merah putih saya.
2. Sekolah bule biasanya lebih banyak pelajaran kreatif, misalnya pelajaran Show and Tell (setidaknya begitulah yang saya liat di tivi-tivi, terutama di film Full House dan film Growing Pains.. Dooh!). Nggak kayak kurikulum sekolah negeri yang matok "semua-harus-sesuai-apa-kata-bu-guru".

Thursday, April 24, 2014

Blogger Be-te sama Biro Iklan

Masih mau cerita soal upaya saya nyewain lahan..

Jadi, dari riset abal-abal, saya belajar kalo di dunia ini ada konsep bernama iklan Cost Per Mille. Iklan ini dipasang di blog kita, terus pemasang iklannya akan bayarin kita kalau sudah 1000 kali tayang. Saya mikirnya, kalau blog kita sehari aja dikunjungin 1000 orang, harusnya masuk tuh duit.

Penasaran, saya cari tuh biro mana yang nyediain layanan CPM. Dari beberapa blog abal-abal, saya dapet beberapa nama biro yang sediain CPM. Terus saya cobain satu per satu. Saya daftarin alamat e-mail, alamat blog, plus alamat Paypal.

Biro periklanan itu ternyata nggak sekonyong-konyong kasih akses kita buat nayangin iklannya. Mereka akan review website kita selama beberapa hari, baru mereka kasih kita iklan buat ditayangin. Nah, bagian review ini yang nggak enak.

Wednesday, April 23, 2014

Hari Bumi Sulit Dipraktekkan

Mereka bilang kemaren adalah hari bumi, dan sibuk menggembar-gemborkan kampanye anti kantong plastik. Kalau sudah gini yang jadi sasaran adalah ibu rumah tangga, karena salah satu pos yang menghasilkan kantong plastik banyak-banyak adalah rumah-rumah kita sendiri.

Sunday, April 20, 2014

Dihujat

Soalnya kau tidak tahu bagaimana rasanya memakai sepatunya.

Akhir-akhir ini di internet banyak beredar hujatan terhadap profesi financial planner. Dimulai dari kejadian sebuah biro perencana keuangan yang memberi rekomendasi sebuah CV berinisial "PM" untuk dijadikan tempat nanam modal kepada seorang calon investor. Ternyata CV itu nggak bisa bayar, pemilik CV-nya kabur membawa lari duit sang investor. Sang investor marah-marah kepada biro perencana keuangan tadi, coz dianggap kasih rekomendasi yang salah, lalu kisah itu di-blow up di media massa. Memang akhirnya si pemilik CV pun ditangkep polisi, tapi nama baik biro perencana keuangannya sudah kadung tercemar.

Kisah terulang lagi gegara seorang artis berinisial FH minggu ini ngamuk di media massa, coz merugi jutaan setelah nanam modal di sebuah PT. Padahal dos-q nanam modal di tempat itu setelah konsul ke biro perencana keuangan dan sang biro itu bilang bahwa PT ini aman buat ditanamin modal. Ngomong-ngomong, biro yang dikira "ikutan" merugikan FH dan jadi rekomendatornya CV "PM" ini adalah biro yang sama.
Gegara ini, orang jadi ngeh bahwa di dunia ini ada profesi bernama perencana keuangan. Dan gegara berita-berita ini juga, profesi perencana keuangan jadi dihujat oleh orang awam.

Thursday, April 17, 2014

Obatnya Murah, Anda yang Mahal

TB alias TBC, seperti yang sudah saya tuliskan dua minggu lalu, adalah sakit paru yang punya ciri batuk-batuk sampai dua minggu lebih dan gampang ditemukan di masyarakat sekitar kita. TB ini sebenernya gampang ngobatinnya, cukup minum obat selama enam bulan terus-menerus tanpa bolos. Yang terakhir ini, justru bagian yang paling sulit.

Ada banyak alasan kenapa penderita TB di Indonesia susah sembuh:

“Minum obatnya kok lama banget? Nggak bisakah saya minum obatnya tiga hari aja?”
“Saya takut minum obat. Takut setelah minum obat itu saya jadi sakit perut!”
“Saya pernah dikasih tahu kalau obat TB itu banyak banget yang harus diminum. Sangat tidak praktis!”

“Saya sudah pernah minum itu selama sebulan. Suatu hari saya harus jaga dateng ke arisan kantor, padahal obatnya habis. Saya terus dimarahin suster di dokter langganan, dan disuruh ngulang obatnya lagi dari awal. Terus saya jadi jiper soalnya saya males ngulang lagi..”

“Saya ogah ke dokter. Ngantrenya panjang kayak uler ngantre beras.”

Tapi alasan yang paling sering saya denger adalah, “Obatnya mahal.. Mending dipake beli makan anak di rumah.”

Dengan setumpuk alasan kayak gini, nggak heran kalau penderita TB di Indonesia adalah dua orang di antara 1.000. Jumlah itu adalah jumlah orang yang ketemu Anda kalau Anda pergi ke kondangan :D

Wednesday, April 16, 2014

Konser Mini di Mall

Malam ini saya ngabisin waktu nemenin my hunk meeting di sebuah mall di deket Joyoboyo, Surabaya. Karena saya nggak cukup kompeten untuk ikutan diskusinya my hunk yang berbau komputer-komputeran itu, saya pun nonton sebuah konser mini yang malam ini digelar di mall itu.

Yang main adalah sebuah band berpersonel delapan orang. Vokalisnya ada tiga, jumlah yang menurut saya terlalu hambur, biarpun suara masing-masing vokalisnya lumayan bagus sih. Saya heran kenapa sebuah band harus punya vokalis sampek tiga orang. Saya kira jawabannya, nggak mungkin dua orang, coz mungkin lima orang lainnya nggak bisa nyanyi, sedangkan kalau honornya dibagi tujuh, kayaknya susah karena tujuh itu bilangan prima. Jadi mereka perlu satu orang vokalis lagi supaya gampang bagi honornya (katanya mathematic freak).

Friday, April 11, 2014

Berburu Hotel Murah


Travelling hari gini boleh dikata gampang asalkan punya duit. Duit nggak banyak pun sebetulnya masih bisa diakalin untuk bisa travelling, karena yang penting sebetulnya adalah alasan kita untuk travelling, bukan berapa budget yang kita miliki untuk travelling. Tetapi kesulitan yang umumnya dikeluhkan orang adalah biaya tempat tinggal yang nunggak apalagi di musim liburan. Masih enak kalau di tempat travelling ada sanak yang bisa diinepin, lha kalau yang ada cuman hotel? Mosok batal travelling cuman gegara nggak sanggup bayar penginapan? Ah, cupet banget sih.
Kalau Anda travelling pake pesawat dan kebetulan pake Air Asia,
ada juga fasilitas pesan tiket pesawat yang dibanderol dengan pesan hotel sekaligus,
dan biasanya jauh lebih murah.


Kali ini saya akan bagi-bagi tips merencanakan penginapan buat calon-calon pelancong yang ogah nginep di pom bensin atau di mesjid di tempat liburan nanti. Senjata saya apa lagi kalau bukan koneksi internet, dan sedikit pengalaman. 

Thursday, April 10, 2014

Jazz Gunung, Ketika Jazz dan Etnik Menjadi Satu

Ada jazz. Ada etnik. Dan background hawa dingin gunung yang menyelimut.

Ketika ketiga unsur ini berpadu, maka yang tercipta adalah sebuah festival jazz yang unik dan selalu jadi buah bibir nasional setiap tahunnya. Itulah, Jazz Gunung.


Dihelat setiap tahun semenjak wangsa 2009, Jazz Gunung tidak pernah sepi pengunjung. Festival yang rutin digelar di bulan Juli di kawasan Gunung Bromo ini, secara simultan terus berinovasi memadukan nuansa jazz dengan nuansa tradisional musik Indonesia.

Wednesday, April 9, 2014

Efek Mantra Gratisan

Saya masih bingung apa hubungannya kopi gratis dengan nyoblos Pemilu.

Parade Gratisan
Barista kerja bakti di Starbucks,
kasih kopi susu gratisan ke customer yang habis nyoblos.
Paris van Java, Bandung.
Semenjak S*bux ngeluarin pengumuman bahwa pada hari ini mereka akan kasih gratis kepada pengunjung yang jarinya ungu, maka hampir semua kedai kopi di Surabaya rame-rame ngediskon minuman mereka juga. Ada yang cuman kasih 10% tapi dapet esgrim, ada juga yang kasih diskon sampek 50% untuk kopi Toraja. Lumayan buat saya yang belom pernah ngincipin kopi Toraja apalagi pergi ke Toraja-nya langsung.

Persoalannya saya ini nyoblos di Bandung. Bukan di Surabaya. Dan saya nggak punya teman nongkrong buat minum kopi di Bandung, coz temen-temen saya itu udah pada married dan bikinin kopi untuk suami mereka di rumah masing-masing. Plus sebetulnya saya ini lebih seneng esgrim ketimbang kopi. Jadi S*bux gratis itu nggak ngefek buat saya.

Tapi saya udah berubah. Saya ini ibu rumah tangga, bukan lagi gadis lajang yang demen ngopi-ngopi cantik. Dan saya mbatin kenapa cuman Starbucks yang kasih gratis kepada orang-orang yang baru nyoblos pemilu. Kenapa bukan L'occitane? Bukan Zara? Bukan Mango?!

Tuesday, April 8, 2014

Sewot Iklan Ndeso

Semenjak belajar permodalan, saya jadi ngeh kalau yang namanya lahan itu bisa jadi sumber duit. Termasuk lahan di dunia maya.

Terus saya inget blog saya sendiri, yang biarpun isinya suka seenak jidat saya sendiri, tapi alhamdulillah sampek sekarang pengunjungnya lumayan. Lumayan banyak, dan lumayan produktif dalam urusan komen. Mikirin bahwa pengunjung adalah aset, saya jadi tercetus ide, gimana kalau saya pasang iklan aja di blog?

Meskipun saya tahu pengunjung blog saya rata-rata medit-medit dan nggak suka ngeklik iklan, tapi at least membiarkan seseorang menginfokan produknya di blog saya dan kasih saya imbalan untuk itu, seharusnya itu ide yang menarik..

Monday, April 7, 2014

Kronologi: Perempuan Masuk DPR, Negara Makmur



Pernahkah bayangkan kalau Anda tidak lahir dari perempuan? Anda lahir dari perut pria yang tidak punya hormon estrogen cukup, sehingga tenaganya buat mengeluarkan Anda itu empot-empotan? Lalu setelah lahir Anda tidak disusui karena pria yang melahirkan Anda itu tidak punya hormon prolaktin cukup, akibatnya Anda tergantung sama susu kalengan? Kemudian setelah Anda besar, ayah Anda jumpalitan membesarkan Anda karena dia harus jadi supir, jadi kepala keluarga, jadi tukang masak, jadi menteri keuangan, dan jadi master curhat sekaligus?

See, ini adalah alasan kenapa butuh perempuan dalam setiap keluarga. Karena harus ada yang melahirkan, ada yang menyusui, ada yang jadi menteri keuangan, dan ada yang harus jadi master curhat!
Ervianamurti Kurnisetyowati, caleg DPRD Gunung Kidul, Yogyakarta, kampanye dengan turun ke pasar.
Gambar diambil dari sini.

Indonesia Ini Masih Berkembang, Belum Maju
Persoalannya, Kawan, kapita rerata Indonesia ini tidak begitu besar. Sabda
 Badan Pusat Statistik, sepanjang tahun 2013, penghasilan domestik bruto Indonesia baru Rp 33,3 juta. Artinya sebulan rerata rumah tangga Indonesia baru menghasilkan Rp 3 jutaan. Anggap saja satu keluarga punya dua orang anak yang sekolah di SMP, harus makan bergizi dengan harga minyak goreng unrefined yang melonjak tinggi di pasaran, dan setiap minggu ayah harus mengeluarkan bensin yang seliternya mahal untuk pergi bekerja mencari nafkah, padahal di desa belum ada angkutan umum yang mumpuni menampung semua orang tanpa risiko berdesakan kena TB. Bisakah satu kepala keluarga berpenghasilan Rp 3 juta/bulan melakukan itu?

Sunday, April 6, 2014

April Mop a la Bandara

Meskipun ini sudah lewat beberapa hari, moga-moga masih belom telat buat ngomongin April Mop. Terutama karena orang Angkasa Pura baru bikin lelucon yang semula saya kirain itu April Mop, tapi ternyata itu sungguhan.

Jadi mulai 1 April ini, airport tax di Bandara Juanda naik. Airport tax semula Rp 40k, sekarang naik jadi 75k. Mahal? Iya.

Konon, katanya nggak cuman Juanda aja yang naik. Tapi ada tiga bandara lain di Indonesia yang juga naikin airport tax pada 1 April ini, saya lupa bandara mana aja.

Saya bilang mahal coz saya nggak melihat ada perbaikan yang menguntungkan di bandara Juanda tempat saya biasa wara-wiri bepergian. Malah Juanda akhir-akhir ini merepotkan semenjak mereka me-launch ulang terminalnya yang baru, yaitu terminal 2. Terminal 2 sebetulnya airport lama, tapi sekarang difungsikan lagi. Yang rese, jarak antara terminal 1 dan 2 itu lumayan jauh, sekitar tiga kiloan gitu. Dan antara kedua terminal itu dipisahkan antara perumahan rural penduduknya Sidoarjo, jadi nyebrang keluar dari area kekuasaannya bandara.

Efeknya? Kalau saya mau jemput orang di bandara, saya harus tanya sama orang itu dulu, "Ntie lu mendarat di terminal 1 atau 2?"

Saturday, April 5, 2014

Ternyata Memang Indonesia Hebat!

Tahun 2013, dalam gelaran International Conference of Youth Scientists, Mariska Grace berhasil menyabet medali emas atas penelitiannya memanfaatkan kulit kacang untuk mereduksi kadar tembaga di air. Pada saat yang sama, Melody Natalie (berkacamata) juga mendapatkan emas untuk penelitiannya yang mengeksploitasi lensa cumi-cumi sebagai sunblock untuk melindungi nelayan dari kanker kulit ketika bekerja. Satu perak dan dua perunggu juga diraih oleh Indonesia pada tahun ini. Ini adalah kesekian kalinya Indonesia memboyong emas dalam kompetisi ini, karena pada tahun 2010 bahkan pelajar-pelajar Indonesia membawa sampai tujuh medali emas dalam kompetisi yang sama. Gambar diambil dari sini.

Friday, April 4, 2014

Menolong Diri dan Masyarakat dari TB

TBC berawal dari batuk yang disepelekan.
Sumber gambar dari sini.
Temukan dan Sembuhkan Pasien TB!


Awalnya cuman batuk. Dikiranya nanti juga sembuh sendiri. Kok tahu-tahu jadi setep dan nggak bisa diajak ngomong?

Sodara-sodara, pernah nggak Anda bayangkan ternyata keluarga Anda ngidap TB?

"Nggak mungkin, keluarga saya bukan orang miskin kok. TB itu kan penyakitnya orang yang nggak punya uang."
"Nggak mungkin, kata ibu saya, dulu saya udah diimunisasi waktu kecil.
"Nggak mungkin, badan saya gemuk!"

Kira-kira begitu kebanyakan kawan yang iseng-iseng saya tanyain. E-eh, jangan salah ya. Biarpun kebanyakan orang yang sakit TB adalah orang yang susah punya kapal pesiar (saya nggak pingin pake alasan miskin), tapi bukan berarti orang tajir adalah jaminan nggak sakit TB. Kenapa? Karena TB bukan berurusan sama duit, tapi urusannya sama sistem kekebalan badan. Termasuk bisa juga menyerang mereka yang ngakunya sudah diimunisasi atau yang badannya gemuk. Lho kok bisa?

Thursday, April 3, 2014

Diskriminasi Juwet

Juwet Kanada saya polos-polos aja dan belom sempat saya kasih casing. Niat saya mau saya kasih casing artifisial supaya casing aslinya nggak sampek baret-baret. Cuman udah keliling-keliling toko di Surabaya kok nggak nemu casing yang pas. Maklum saya orangnya rada perfeksionis kalau urusan casing, nggak mau casing yang unyu-unyu. Ntar dikira handphone-nya cabe-cabean pula, bisa-bisa rusak pamor saya.

Pas lagi main ke Bandung, saya pergi ke mall. Di mall saya nemu tenant-tenant buka lapak kecil-kecil yang jualan casing telfon. Saya mbatin ngiri, ih cuman modal lapak kecil tapi berani jualan casing telfon yang cakep-cakep. Padahal saya yakin tuh casing yang dijual juga pasti mahal, soalnya desainnya aja cakep-cakep binti ciamik. Ada yang gambarnya Paris lah, ada yang gambarnya Minion lah, cem macem deh.

Dan lapaknya bukan lapak yang segede-gede gaban gitu. Ada yang cuman berupa stand segede 2 x 1 meter di tengah koridor. Ada juga yang cuman nempel ke tembok.

Penjaganya cuman duduk di dingklik sembari main henpon.

Wednesday, April 2, 2014

"Sudah Dapet Untung?"

Saya mengangkat telepon di rumah, sekitar beberapa minggu lalu. Saya nggak pernah ditelepon pakai telepon rumah, karena orang-orang taunya menghubungi saya ya pakai HP. Saya ngangkat telepon rumah karena saya nyangka ada orang mau nyariin mertua saya dan mau menyampaikan pesan penting.

Ternyata itu dari familinya mertua saya. “Oh, halo Vicky,” sapanya ramah. “Mamamu sudah pulang?”

Waktu itu saya jawab mertua saya belom pulang. Setelah pembicaraan basa basi biasa beberapa detik, tahu-tahu keluar pertanyaan itu, “Gimana, Vicky? Sudah dapet untung?”

Heh? Saya terhenyak. Bisnis suami saya kan baru dibuka beberapa minggu lalu, perasaan kita belom konferensi pers tapi kok si sanak sudah tahu ya?

Tuesday, April 1, 2014

Foto yang Bercerita

Syukurlah sekarang banyak media untuk memajang foto. Nggak cuman sekedar pigura di tembok, tetapi media online macem social media dan website pegang peranan besar untuk jadi ajang pamer foto.

Tapi suka tidak suka, gaya-gayaan digital ini telah menurunkan nilai foto itu sendiri. Membuat foto menjadi begitu gampang, dan sayangnya, pada akhirnya bikin foto menjadi barang gampangan.
Maksudnya, foto mestinya bikin orang yang melihatnya menjadi kagum. Minimal bilang, "Wow.." gitu. Lebih bagus lagi kalau bikin orang jadi mikir. Bahkan lebih bagus lagi kalau bikin orang jadi melakukan sesuatu. Itu namanya fotonya "inspiring". Dan akhir-akhir ini, jarang bisa bikin foto kayak gitu.

Salah media pajangnya karena itu media online? Hm, nggak juga. Sebetulnya karena memang error-nya di isi fotonya, coz fotonya nggak bikin "cerita". Orang cuman lihat fotonya sekilas doang, nggak sampek sedetik, bawaannya langsung pindah ke foto lain. Nggak ada proses mencerna, nggak ada proses mikir, nggak ada proses menikmati. Coba kita buka foto-foto di galeri HP kita, berapa foto kita yang "inspiring" buat orang lain?