Saturday, May 30, 2009

Teka-teki Cadar


Sumpah, foto di atas bukan foto gw.

Tapi kalo pun gw bilang bahwa itu gw, Anda kayaknya percaya, kan?

Foto ini gw jepret bulan lalu di Bandara Juanda, Surabaya. Gw baru turun dari pesawat, pangling dengan hawa yang panas, dan bosan berdiri di depan baggage claim nungguin koper yang nggak dateng-dateng. Lalu perempuan ini (eh, ini perempuan, kan? Ya, anggap aja begitu. Apa bedanya, sih?) muncul dan berdiri di sebelah gw. Entah apa yang ada di kepala gw saat itu, gw langsung sigap ambil kamera dan..jepret! Untung setelan kamera gw tanpa suara. Tentu saja orang ini nggak sadar gw udah motretin dia. Apa yang harus gw lakukan, minta ijin dulu? Gw bahkan nggak tau harus manggil dia apa.

*Smile! You're on candid camera!*

Masalahnya udara di Surabaya begitu panas nyelekit, apa orang ini nggak kepanasan?

Cerita tentang kain penutup kepala dan muka nggak pernah ada habisnya. Gw pernah diceritain salah satu cerita 1001 malam dulu, ada seorang putri yang dipingit nggak boleh keluar istana sama sekali. Padahal ada pacar gelapnya seorang gelandangan yang naksir berat ke si putri. Akhirnya si cowok ini diam-diam nyamar jadi dayang istana, pake kerudung dan cadar, dan dengan sukses bisa masuk kamar tidur si putri. Dan di dalam situlah dayang gadungan ini buka penyamarannya di depan si putri, lalu selanjutnya bisa ditebak, mereka kiss-kiss-an.

*Tunggu, tunggu, Vic. Itu ceritanya Aladdin ya?*
(Nggak tau. Iya kali? Yang jelas yang bego itu pengawalnya. Kok mau percaya aja yang lewat itu dayang? Mbok diperiksa dulu pake sidik retinanya, kartu identitasnya. Wong negara minyak kaya kok nggak bisa beli mesin sidik jari?)

Tadinya gw kirain itu cuman dongeng Timur Tengah doang, tapi ternyata kisah itu jadi kenyataan. Cerita yang sama, cuman setting-nya aja yang beda. Di Arab, sepasang laki dan perempuan, pake kerudung dua-duanya lengkap dengan cadarnya. Dua-duanya masuk ke toilet perempuan, lalu masuk bilik kloset yang sama. Di dalamnya dua-duanya sama-sama buka kerudung, lalu melumat mulut satu sama lain.

Kenapa harus sembunyi-sembunyi? Skandal selingkuh tak resmi? Hm, bisa jadi.

Ketika cadar jadi tameng buat seks ilegal, ternyata sudah ada yang lebih canggih lagi. Beberapa bulan lalu, sebuah toko di Perancis dirampok oleh laki-laki yang make kerudung dan cadar rapat. Penjaga toko nggak ngira itu perampok coz dikiranya itu perempuan muslim mau beli susu botol.

Dan akhirnya, seorang pegawai hotel di Bali mengaku di Kompas kemaren bahwa dia pernah mengawal tamu sekeluarga asal Arab. Waktu datang pertama kali ke hotel, istri keluarga itu pake kerudung rapat. Tapi kemudian setelah check-in, sang pegawai nemu keluarga Arab itu lagi santai di kolam renang, dan astaganaga..istrinya si Arab itu lagi nudis.

Kilah sang suami Arab, mereka liburan ke Bali supaya bisa santai seperti turis "normal". Di Arab, mereka nggak bisa sebugil itu coz dilarang oleh hukum. Jadi supaya mereka bisa bugil di lapangan publik, mereka harus pergi ke luar negeri.

Kesiyan ya. Padahal bugil itu kan hak asasi..aduh! (Kok ditimpuk sendal jepit?!)

*Vicky, nggak boleh gitu! Tidak melihat orang bugil juga hak asasi!*

Cerita ini bukan buat mendiskreditkan jilbab dan derivat-derivatnya. Tapi semua intinya sama, bagi sebagian orang, jilbab tidaklah berarti apa-apa selain sebagai kostum adat belaka dan sebagai kamuflase. Nggak bijaksana kalo seorang perempuan (atau bahkan laki-laki) yang pake jilbab otomatis dianggap representasi dari pribadi bertakwa. Memangnya yang pake jilbab itu suci? Dan kalo nggak pake jilbab berarti kafir?

Simbol agama nggak boleh jadi jualan. Apalagi buat mendongkrak perolehan suara untuk kekuasaan.

Dan gimana dengan foto di atas? Gw yakin jemaah penonton gw punya jawaban atas pertanyaan ini:

1. Orang di foto itu adalah:
a. Wanita
b. Pria
c. Diragukan jenis kelaminnya

2. Alasan dia berpakaian seperti itu adalah:
a. Telah menafsirkan Qur'an, bahkan saking semangatnya sampai telapak tangannya pun ikutan ditutupin
b. Disuruh suaminya supaya nggak ada orang yang naksir lagi
c. Nggak pe-de coz mukanya jerawatan
d. Antisipasi terhadap flu burung, flu babi, flu Singapura, flu Pulang Pisau, dan macam-macam flu lainnya
e. Mulutnya belum sikat gigi
f. Nggak tahan nyium bau kentut orang-orang
g. ... (Isilah sendiri!)

Friday, May 29, 2009

Merk Penting Yak?


"Vicky, kalau mau lihat seorang laki-laki itu high quality atau bukan, lihat saja dari arloji atau sepatunya. Kalau arloji atau sepatunya bermerk, sudah pasti laki-laki ini high-class.."

Seorang purnawirawan marsekal yang sering nulis di Kompas, menulis ini kepada gw, setelah baca tulisan gw "Imagologi Arloji" di blog ini minggu lalu. Kata-katanya nggak persis begitu, tapi kurang lebih intinya begitu. Semula gw mikir, wah kesiyan dong para laki-laki yang fashion-gadgetnya nggak bermerk, berarti mereka kualitas rendah? Tapi karena pernyataan ini diucapkan seorang marsekal berusia 62 tahun, maka gw pun ngendapinnya dulu.

Kadang-kadang gw merasa rancu dengan kata "bermerk". Maksudnya apa? Nggak mungkin barang dijual tanpa merk, bisa dipalsuin dong. Apakah merknya harus terkenal? Atau merknya keluaran impor?

Sekarang di blogosphere lagi rame perdebatan turunan dari pemilihan presiden. Mana yang lebih baik, neoliberalisme atau ekonomi kerakyatan? Sebuah perdebatan kacangan yang menurut gw nggak penting. Memangnya kita yang orang awam ini ngerti apa itu neoliberalisme atau ekonomi kerakyatan?

Nama ekonomi kerakyatan seolah mengesankan rakyat dijunjung tinggi untuk memperoleh penghasilan banyak. Akan ada akses gede-gedean untuk barang-barang hasil produksi rakyat. Pendek kata, jargon "Aku cinta produk Indonesia" akan dimanja habis-habisan. Ini katanya lho.

Sebaliknya, neoliberalisme akan kasih akses segede-gedenya buat semua orang yang punya modal untuk berkarya. Siapa yang punya duit, dia boleh bikin barang sendiri dan jual ke pasar sesuka dia. Yang nggak punya duit, harus berusaha dapet modal supaya nggak kalah saingan. Kalo jadi nih, investor asing akan gampang berkembang di Indonesia coz mereka jelas lebih berkembang ketimbang investor pribumi.

Maka, akan membanjirlah produk-produk bermerk yang katanya terkenal dan imporan itu, sehingga menekan keberadaan produk-produk tidak bermerk. Ini yang ditakutkan oleh kaum anti-neoliberalisme sehingga mempropaganda bahwa neoliberalisme itu jelek.

Gw nulis ini sambil ngeliatin sepatu-sepatu gw yang gw tata di apartemen gw. Gw sudah lupa kapan gw beli sepatu itu. Sepatu gw awet, dan tahan lama. Mungkin juga coz perjuangan gw beli sepatu juga nggak instan. Gw kalo mau beli sepatu, ada tahap-tahapnya: naksir di etalase, nyobain di kaki, melotot liat harganya, ngembaliin ke rak dan pergi belagak nggak butuh, keliling mondar-mandir ke toko sepatu lain dan ngulangin ritual yang sama, mutusin sepatu mana yang paling bikin gw kangen, dan pada akhirnya kembali ke toko dan beli sepatu yang gw taksir.

Mungkin itu sebabnya sepatu gw nggak gampang pensiun. Memang harus jadi selektif banget kalo beli sepatu, tapi itu sangat berguna untuk waktu yang lama.

Setelah gw pikir-pikir, analisa Pak Marsekal buat gw ada benarnya juga. Bukan cuman laki-laki, tapi tiap orang pun, mestinya kalo beli barang juga jangan yang merk sembarangan. Arloji dan sepatu itu kan dipake untuk waktu lama, jadi pilihlah barang yang kualitas tahan lama. Apa ada orang mau beli arloji dan sepatu buat gonta-ganti tiap bulan? Sialnya, barang yang kualitasnya tahan lama itu cuman barang-barang bermerk!

Lalu, apakah barang bermerk itu harus dari luar negeri? Gw nggak setuju. Produk-produk lokal kita banyak yang bagus-bagus kok. Gw aja hampir selalu ngerasa cantik kalo liat baju-bajunya Sebastian Gunawan atau Ghea Sukasah. Baru liat aja udah ngerasa cantik, apalagi kalo udah make ya?

Gw nggak bilang bahwa produk Indonesia kalah daripada produk luar. Tapi gw harus akuin bahwa masih banyak produk kita yang nggak bagus dan nggak awet. Batik Jogja dan batik Sasirangan aja bisa beda jauh kualitasnya. Di Jogja sendiri, batik di Bringharjo dan batik di Malioboro juga beda mutu. Warna yang gampang luntur, serat yang cepet sobek, tekstur yang kasar. Padahal kan sama-sama batik bikinan Indonesia.

Dian Siagian-Decante pernah nulis di blognya bagaimana dia nemu lingerie Victoria's Secret dengan label "Made in Indonesia". Udah bukan rahasia lagi bahwa banyak barang produk kita diekspor keluar, lalu di luar negeri dijual lagi dengan merk asing. Orang Indonesia yang masih bermental inlander begitu senangnya liat merk asing, dan kita rela ngerogoh berdolar-dolar supaya bisa bangga pake barang bermerk luar negeri. Padahal barang itu dibikin di dusun kita sendiri!

Nggak pentinglah kita mau urusin apakah negara kita mau berpaham neoliberalisme atau ekonomi kerakyatan. Kita cuman perlu belajar tentang cara bikin produk yang lebih bermutu, dan gimana cara mengemas penjualannya supaya menarik lebih banyak pembeli. Kita lebih butuh bantuan pendidikan termasuk pelatihan, bukan sekedar bantuan duit tunai. Dan kalo kementerian perindustrian dan perdagangan nggak punya cukup anggaran buat ngajarin kita, biar swasta asing aja yang kasih modal.

Jadi, ayo kita cek barang-barang di rumah kita. Sudahkah kita make barang bermerk? Ups..salah. Maksud gw, sudahkah kita make barang produk Indonesia yang berkualitas?

Thursday, May 28, 2009

Sumringah!


Karena hari ini gw ulang tahun, gw mau cerita aja tentang fenomena ulang tahun haram.

Nyokap kolega gw tergabung dalam organisasi rohani yang memfatwakan bahwa ulang tahun itu haram. Akibatnya si Tante ini jadi ikut-ikutan nggak mau rayain ulang tahunnya. Ini jadi masalah di klub pengajian ibu-ibu tempatnya juga jadi anggota. Soalnya di klub ini ada tradisi kalo ada yang ulang tahun, maka yang ulang tahun bulan itu wajib traktir makan-makan. Lha kalo si Tante ini bilang bahwa ulang tahun itu haram, berarti ibu-ibu pengajian nggak jadi makan-makan, dong? Yaa..kecewa!

Jaman gw masih sekolah dulu, ABG-ABG masih seneng ngapalin tanggal ulang tahun. Ulang tahun temennya, ulang tahun pacarnya, ulang tahun gebetannya, ulang tahun musuhnya yang juga naksir gebetannya, hihihi.. Lalu seperti halnya ABG umumnya, ulang tahun paling berkesan adalah sweet seventeen. (Aneh, padahal di Amrik yang berkesan tuh sweet sixteen lho, sampai ada lagunya segala. Dan di Spanyol, ulang tahun ke-15 anak perempuan didandanin habis-habisan kayak penganten).

Termasuk sweet seventeen gw jelas sulit dilupakan.

Gw ngajak geng gw yang jumlahnya 20 orang itu makan bakso di Bakso Mandeep depan Masjid Istiqomah di Bandung. Pas udah selesai makan, gw ke kasir buat bayar traktiran semuanya, dan ternyata diam-diam ke-19 orang sahabat gw itu mencampur-campurkan apa aja yang masih nyisa di meja: Kuah bakso, sambel, coca cola, es campur..

Kita keluar dari warung bakso menuju tempat ngetem angkot. Tau-tau sobat gw narik tas gw dengan lembut, sambil bilang, "Sini Vic, Lita pinjem dulu tasnya ya.."
Dengan begonya gw terheran-heran, "Eh, kenap.."
Gw belum selesai ngomong, tau-tau..Byurr! Ada yang nyiramin kuah ramuan tadi ke pala gw! Gw menghindar, tapi teman-teman gw dengan lihainya berhasil ngejar dan ngepung gw dan gantian nyiramin kuah sialan itu ke gw. Mereka ngakak keras, teriak di depan mesjid Istiqomah nan suci, "Hepi belsdey Vikiiee..!" dan ajaibnya kabur dengan naik angkot pertama yang lewat, ninggalin gw..sendirian!

Gw bengong, di depan mesjid, dengan badan basah bau alpokat. Siapa sih tadi pesen es campur kok pake alpokat?!

Keluarga gw biasa ngasih kado buat ulang tahun. Gw dan adek gw punya tradisi bikin daftar Sinterklas gitu tiap menjelang ulang tahun. Gw rasa bonyok gw banyak diporotin kalo ulang tahun ini, hehehe..untung anaknya cuman dua.

Tapi menjelang umur 23, gw berhenti bikin daftar Sinterklas itu, karena gw sudah mendapatkan semua yang gw pengen. Dan tinggal satu waktu itu yang gw inginkan, dan gw tau bonyok gw nggak kompeten untuk memenuhinya: Gw pengen balik ke mantan gw.

Sekarang umur gw 27, jelas gw nggak pengen apa-apa lagi, jadi gw udah nggak napsu bikin daftar Sinterklas. Apa sih yang dipengenin perempuan lajang berumur 27 tahun? Paling-paling gw pengen sertifikat rumah di Bandung. Gw pengen beasiswa sekolah spesialisasi. Gw pengen polis asuransi kesehatan dengan jaminan bebas biaya rawat jalan. Oh ya, gw juga pengen Brad Pitt dibungkus pake pita, tapi kalo bisa Brad Pitt-nya jangan pake apa-apa kecuali celana renang.

*Ya ampun, Vic, banyak bener! Sinterklas mana yang bisa kasih barang ginian?!*

Mumpung gw ulang tahun, boleh kan gw mimpi. Di Pulang Pisau gini mana bisa mimpi? Kado yang gw paling pengen sekarang cuman tiket pesawat pulang ke Bandung. Makanya gw cuek aja waktu kakak gw ngegodain gw dari minggu lalu bahwa gw mau ulang tahun.

Jadi alangkah terkejutnya gw waktu buka inbox gw subuh ini, dan menjumpai e-mail ulang tahun dari orang-orang menuh-menuhin inbox gw. Semuanya ada, di SMS, Facebook, Yahoo Messenger, blog. Gw tau sih Facebook punya kalender pengingat ulang tahun, tapi gw tercengang juga orang-orang mau repot ngetikin selamat ulang tahun buat gw. Ngetik kan butuh tenaga dan bayar pulsa?

Belum abis gw balesin e-mail satu per satu, jam lima subuh, ibu kost gw kasih paket kiriman dari Bu Swiss di pasar. Gw buka di kamar. Edan!

Gw baru sadar, ini pertama kalinya dan mungkin terakhir kalinya, gw merayakan ulang tahun gw di tempat lahir gw sendiri. Gw lahir di kota dusun ini, di Pulang Pisau, hanya ditolong bokap gw dan bidan bernama Bu Swiss. Sudah 27 tahun berlalu, Bu Swiss sekarang berumur 80 tahun, dan dia ngirimin gw kue ulang tahun subuh-subuh!

Gw bawa kuenya ke kantor hari ini, dan kue itu diserbu ludes semua pegawai. Senang liat semuanya makan kue. Dan gw baru sadar, ternyata seninya merayakan ulang tahun itu adalah berbagi dengan orang lain.

Kakak gw meninggal tiga orang tanpa sempat ngincipin umur 27 tahun, karena tabrakan motor, anemia hemolitik, dan mumps. Gw sudah umur 27, dan gw masih hidup. Mungkin Tuhan kasih gw umur lebih panjang daripada mereka supaya lebih banyak kesempatan gw buat belajar, berkarya, dan berdoa. Itu sebabnya ulang tahun kudu dirayain.

Makasih, teman-teman yang udah doain gw. Dengan sumringah, hari ini gw ingin ngejiplak quotenya Arman Tjandrawidjaja: And I'm the happiest 27-year-old birthday girl ever! :)

Wednesday, May 27, 2009

P3K Wajib Punya


Bahkan sebagai dokter pun, gw nggak mengharapkan orang dateng ke dokter cuman gara-gara urusan sepele. Prinsipnya, kalo orang bisa ngobatin dirinya sendiri di rumah, ngapain kudu ke dokter malem-malem menerjang badai salju?

Kakak gw mau sekolah ke Aussie bulan depan.
Dua tahun di sana. Lalu sebelum berangkat, dia check up kesehatannya. Sebenarnya gw bingung deh kenapa tiap mahasiswa asing kudu di-check up dulu. Mungkin pelajarnya jelas nggak berpenyakit menular, tapi entah kalo punya kelainan jiwa, gimana? Masih boleh masuk, nggak ya? Hehe.

Anyway, dia minta tolong gw tentang obat apa aja yang kudu dia bawa buat persediaan selama di Aussie. Gw rasa ini masalah sepele tapi perlu diperhatiin juga, terutama karena sebagian besar jemaah penontonnya blog gw adalah perantauan yang nggak mau tepar tanpa ada yang ngurusin. Ya kita pergi jauh dari rumah untuk waktu yang lama kan maksudnya mau bekerja atau belajar, bukan mau jalan-jalan ke dokter.

Ini nih daftar obat yang baiknya kita sediain di koper kita:

OBAT SAKIT KEPALA
Sakit kepala, migren, demam, dan sebangsanya, biasa dialamin terutama kalo kita masih harus beresin studi kita di situ padahal visanya udah mau abis. Sediain obat parasetamol, minum hanya kalo perlu aja. Anda boleh ke dokter kalo tiap kali sakit kepala, Anda juga muntah, atau mata Anda jadi buram. Atau demamnya sudah tiga hari nggak mau ilang.

OBAT BATUK
Ini biasa terjadi kalo orang Indonesia yang biasa kena hawa panas mendadak dilempar ke negeri berhawa dingin. Sediakan obat batuk yang biasa jadi andalan, usahakan yang bisa bikin ngantuk. Tidur adalah obat paling manjur untuk semua gejala flu.
Jika Anda ngerasain batuk berdahak, boleh beli obat ambroxol.
Batuk harus dilaporin ke dokter jika berlangsung lebih dari tiga hari, atau kalo dahaknya berwarna merah, kuning, atau ijo.

OBAT PILEK
Biasanya udah sepaket sama obat batuk. Ini gejala masuk angin.
Segera ke dokter kalo ingus yang meler berwarna kuning atau ijo. Atau kalo pileknya bikin Anda nggak bisa napas kalo lagi tidur.

OBAT MAAG
Ini adalah hobi langganan blogger yang nge-blog berjam-jam sampai lupa makan. Atau juga sengaja nggak makan biar ngirit dolar? Sediakan obat famotidin, minum sekali aja kalo ada serangan. Kalo tukang obat sebelah rumah Anda nggak jual famotidin, boleh minum ranitidin, paling banyak dua kali sehari.
Anda kudu ke dokter kalo mual bikin Anda muntah sampai nggak bisa makan sama sekali. Atau kalo muntahnya ada mencretnya.

OBAT MENCRET
Umumnya, orang mencret karena masuk angin. Ada juga yang mencret setelah makan sate tikus di pinggiran jalan Chinatown. Apapun itu, sediakan obat attapulgit di koper sebagai pereda mencret, minum paling banyak dua kali sehari tiap kalo mencret aja. Boleh juga pake loperamid, tapi yang ini kudu nanya dokter dulu. Perhatian! Obat mencret baru boleh diminum kalo mencretnya udah tiga kali.
Anda harus ke dokter kalo sudah minum attapulgit atau loperamid sampai delapan biji, tapi mencretnya nggak mau sembuh-sembuh. Atau mencret Anda ada lendirnya atau ada darahnya. Atau setelah mencret mata Anda jadi cekung.

OBAT PEGEL-PEGEL
Biasa terjadi setelah Anda nekat ngegenjot sepeda keliling Disneyland. Ini nggak perlu obat khusus apalagi sampai panggil tukang pijit nan sekseh segala. Cukup pake cara tradisional: koyo cabe, balsem cap kapak, dan tidur! Separah-parahnya minum obat asam mefenamat, paling banyak tiga kali sehari. Ngomong-ngomong, kalo Anda ke UGD karena pegel-pegel, Anda nggak akan ditanggapi serius.

OBAT GATEL
Kakak gw yang norak suka gatel-gatel kalo kena hawa dingin. Entah gimana kalo musim salju nanti. Gw suruh dia bawa bedak mentol yang pedes. Alergi dingin sih nggak akan pernah ilang.
Oh ya, kalo Anda gatelan juga, kudu ke dokter kalo Anda gatel-gatel sampai bendol-bendol di kelopak mata dan bengkak, ini biasanya karena alergi kacang atau sea food.

OBAT MENS
Ini wajib buat perempuan! Ada yang sampai sedia jamu mens di kulkasnya, tapi di luar negeri mana ada yang jual? Boleh sedia obat hyoscine-N-butylbromide di koper, diminum hanya kalo kepepet buanget. Kita mens tiap bulan lho, cewek harus kuat!

OBAT KECELAKAAN
Bukan, ini bukan pil KB! Yang gw maksud adalah povidon-yodium buat obat merah. Biasa deh, kecelakaan bisa terjadi di mana aja, misalnya kebeler pisau atau baja waktu lagi buka wine pake tangan (makanya minta tolong bartendernya dong!).
Caranya tau kan? Kompres luka pake alkohol sedetik aja. Bubuhin obat merah itu di atas luka, tutup pake kain kasa, lapisin kapas, baru pasang plester. Prinsipnya, luka yang masih terbuka nggak boleh kena udara. Ganti kain kasa dan kapas dua kali sehari atau kalo basah.

PERLUKAH ANTIBIOTIK?
Jangan. Kuman di luar negeri nggak seganas kuman di Indonesia, jadi bisa aja sakit demam seminggu nggak dikasih antibiotik sama sekali. Dokter di tempat lokal lebih paham imigran mana yang pantas dikasih antibiotik.

Oke, selamat merantau! Kalo nggak jelas, e-mail aja ke gw ya..

Tuesday, May 26, 2009

Maling Password


Dan ini adalah pelajaran buat orang-orang yang teledor nggak mau jaga account Facebooknya dengan baik.

Minggu ini ribuan Facebook diserang phising. Serangan ini sebenarnya udah populer semenjak nyambit Yahoo Messenger awal tahun ini, di mana pengguna YM secara tanpa sadar nge-buzz temen-temennya dengan ngaku-ngaku bahwa mereka sukses make pil diet merk Acai. Temen-temen gw kena tuh, dan akibatnya gw mendapat serangan instant message bertubi-tubi dari mereka buat merayu gw pake pil Acai. Tentu saja waktu gw damprat mereka satu per satu, tak satu pun dari mereka yang ngaku telah ngirim instant message sialan itu. Ya terang ajalah, coz yang ngirim kan bukan mereka, tapi "seseorang" yang masuk ke YM pake password mereka. Jadi di sini yang dimaksud phising adalah maling password. Ngerti kan?

Sebenarnya cara kerja maling ini simpel aja. Misalnya si hacker ngaku bernama A, minta di-add oleh B supaya bisa masuk contact list-nya B. B langsung ng-approve A tanpa ba-bi-bu. Perkembangannya, nanti A ngirim instant message ke si B, yang isinya nyuruh si B nge-klik URL yang ada dalam message tersebut. Si B yang bloon ini manut aja, dia klik. Dengan cara ini si A bisa masuk ke account YM-nya B dan tau data-datanya si B, termasuk yang paling penting, tau password si B buat masuk ke YM-nya.

Untuk nyebarin penyakitnya, selanjutnya A masuk ke YM dengan make password si B. Lalu dia kirim instant message ke temen-temennya si B, antara lain kepada si C, si D, dan si E, yang isinya adalah nge-klik link yang ada di pesan itu. Si C yang nyangka lagi ngomong sama si B, tidak curiga dan ngeklik link itu. Maka jadilah si A berhasil pula ngebajak account YM-nya si C termasuk passwordnya.

Nyebelin kan? Gw udah dapet instant message ginian dari temen-temen gw, dan gw marah betul. Gara-gara capek gw omelin melulu, temen-temen gw terpaksa bikin alamat YM baru supaya gw nggak perlu berurusan lagi sama alamat YM mereka yang ngedarin phising melulu. Padahal emangnya gampang bikin alamat e-mail baru? Kan harus kasih tau ke orang-orang bahwa orangnya pindah rumah? Ribet dah.

Sekarang nggak cuman YM yang kena phising, tapi Facebook juga udah kena. Sudah puluhan ribu account Facebook tak berdosa terpaksa diberangus gara-gara dilaporin nyepam melulu. Mungkin salah satunya account teman Anda?

Tips supaya account Anda nggak kena maling password ini:
1. Jangan pernah terima undangan dari orang tak dikenal. Bisa jadi orang tak dikenal itu hacker yang mau nyuri password Anda.
2. Kalo teman Anda kirim pesan yang nyuruh Anda klik link di dalam pesan itu, jangan pernah klik. Kalo Anda pengen buka, salin linknya, ketik di kolom address di browser Anda.
3. Biasanya link-link berisi phising itu berupa rayuan maut, misalnya:
- rayuan buat liat pil diet yang bisa nurunin berat 40 pon dalam 2 minggu
- rayuan ngajak liat foto cewek bugil, biasanya tulisannya "OMG! Check out these horny girls.."
- rayuan buat liat foto teman Anda lagi liburan, misalnya "Come and see my summer holiday pictures, they're awesome!"
- rayuan buat liat foto Anda sendiri!, misalnya "Hey, is this you? Check out this.."

Lantas gimana dong kalo account kita jadi yang terfitnah nyebarin phising? Tenang aja. Caranya gini:
- Bersihin daftar teman Anda. Hapus teman yang nggak Anda kenal, kemungkinan dia yang jadi hacker itu.
- Ganti password Anda. Kalo yang kena phising itu Yahoo Messenger Anda, Anda kudu masuk ke Yahoo Mail dulu. Pilih Options, lalu pilih Preferences, baru Set Account untuk ganti password Anda.
Kalo yang kena account Facebook Anda, buka halaman pertama Facebook Anda, lalu pilih Setting, kemudian My Account, baru ganti password. Simpel kan?

Password dicuri, sama aja seperti orang lain nyuri KTP Anda dan ngaku-ngaku jadi diri Anda. Ogah banget kan? Yuk, kita waspada bareng-bareng. Waspadalah. Waspadalah!

Monday, May 25, 2009

Copot Saja!


Gw lebih seneng e-mail ketimbang SMS. E-mail bisa nulis panjang-panjang, tapi biayanya jauh lebih murah ketimbang SMS. Memang kendalanya masih urusan teknis, orang kudu nyalain kompie dulu supaya bisa baca e-mail yang masuk ke dia. Tapi HP gw istimewa, bisa disetel buat nerima e-mail. Jadi kalo sekarang ada e-mail masuk ke Yahoo gw, HP gw langsung nyetrum, persis SMS. Asik kan? Tadinya.

Lalu gw sadar, sehari aja inbox gw bisa terima puluhan e-mail, tapi kebanyakan dari pihak-pihak ketiga macam hosting blog gw dan situs-situs pertemanan yang gw ikutin. Emang sih temen-temen gw lebih seneng ngirimin pesan ke gw via Facebook atau Friendster, mereka malah nggak apal alamat e-mail Yahoo gw.

Situs-situs yang gw ikutin tadinya cukup banyak, dan gw ikut bukan karena semata-mata ikut-ikutan. Tadinya gw cuman ikut Friendster doang, coz gw liat Friendster punya bulletin board sebagai sarana potensial untuk nyebarin propaganda sesat gw (waktu itu gw belum nge-blog). Akhirnya gw ikutan Facebook juga, itu pun setelah gw itung udah 10 orang teman geng ngajakin. Lalu seorang teman ngajakin ikut WAYN, Tagged, Flixster, dan Hi5. Terakhir ada yang ngajakin MySpace dan Plurk juga. Wah, pokoke lengkaplah sepak terjang gw di dunia persilatan situs pertemanan. Keliatan banget kan kalo motivasi gw semata-mata karena solidaritas.

Nah, tiap kali ada pesan apapun masuk ke akun gw di situs-situs itu, pasti ada notifikasi terkirim ke e-mail gw. Tadinya seneng kalo HP gw nyetrum, coz itu artinya ada e-mail, lalu pas dibuka ternyata ada temen nyapa. Sehari gw nerima 10, lumayan kan?

Ternyata nggak cuman temen-temen gw yang kirim pesan ke gw. Mulailah datang orang-orang tak dikenal kirim-kirim pesan pula. Redaksi pesannya macem-macem, tapi isinya sama, ngajak kenalan lah, ngajak kopi darat lah, minta nomer HP lah. Mending kalo yang ngirimnya keren-keren, ini yang ngirim dari kawasan makhluk-makhluk kere bin kesepian yang kedengarannya nggak punya kerjaan selain mantengin situs porno. Dan datengnya bukan cuma dari dukuh-dukuh di Indonesia, tapi dari seluruh dunia. Gw paling sering diajak kenalan dari kawasan India atau Timur Tengah. Mereka tuh, bahasa Inggrisnya amburadul, pokoke nggak terpelajar banget.

Akibatnya, gw nggak enjoy lagi denger HP gw nyetrum kalo ada e-mail. Soalnya e-mail yang dateng pasti dari situs-situs, yang kasih tau bahwa gw telah mendapat pesan dari nama yang antah-berantah. Duuh..mau apa sih orang-orang ini? Jumlahnya buanyak, sehari gw nerima sampai 50.

Stres sendiri, gw mau blokir HP gw dari e-mail, salah. Itu kan namanya gw menjauhkan diri dari teman-teman yang perhatiin gw. Tapi gw juga ogah digangguin orang-orang yang nggak bonafid itu. Masa' gw kudu keluar dari situs-situs itu?

Gw nggak mau keluar dari Friendster, coz gw masih punya blog yang awet gw piara di sana sampai sekarang.
Gw nggak mau keluar dari Facebook, coz Facebook penting buat sarana promo blog gw.
Gw nggak mau keluar dari WAYN, coz teman-teman gw dari luar negeri banyak yang berasal dari kenalan di WAYN.
Gw nggak mau keluar dari MySpace, coz konon Brad Pitt punya akun MySpace. (halah!)

Jadi akhirnya gw memberangus akun Tagged gw, coz gw pikir Tagged nggak ada gunanya selain cari jodoh doang.
Hi5 masih belum gw bredel, coz mantan pacar gw ada di situ. Sekedar jaga-jaga aja biar nggak keilangan kontak sama dia.
Gw masih mempertahankan Flixster, coz gw ikut itu lantaran diajakin kakak gw.
Gw masih punya Plurk, tapi gw nggak pernah plurking. Siapa sih yang peduli gw nyisir tiap dua jam sekali?

Maka, lama-lama, narsis jadi membosankan buat gw. Perlu tantangan lain daripada sekedar pujian basa-basi "hai-kamu-manis-deh-gw-mau-dong-jadi-temen-kamu-add-gw-yak". Gw mungkin lebih tertarik sama pesan di Facebook yang isinya "gw suka tulisan elo, tapi berhentilah mengolok-olok bangsa elo sendiri". Sesuatu yang tidak dangkal dan bukan basa-basi basi.

Minggu lalu kyai-kyai pondok pesantren se-Jawa Timur udah ngeluarin fatwa bahwa Facebook dan Friendster haram. Bikin gw ketawa aja. Kenapa sekarang orang-orang ini gampang aja bilang apa-apa itu haram? Playboy haram, golput haram, sekarang Facebook haram juga? Kok nggak ada yang ngefatwain nyuri sendal di mesjid itu haram sih?

Mungkin kyai-kyai mau bilang narsis nggak jelas itu haram, tapi mereka ngga nemu redaksional fatwa yang tepat. Mungkin mereka sebal sekarang santri-santri makin pinter nyelundupin HP ke pesantren padahal udah dilarang, dan mereka lebih seneng utak-atik foto di Facebook ketimbang ngapalin kitab kuning. Atau kyai-kyai itu sebel coz ngga ada yang nge-add mereka di Friendster!

Yang jelas, semenjak gw keluar dari Tagged, HP gw lebih tenang. Tak ada lagi orang-orang asing ngga jelas di Tagged yang nanya "ASL" dengan grammar amburadul. Di Facebook dan Friendster masih ada sih satu-dua, tapi mereka langsung gw apus begitu gw ngga nemu namanya di Google.

Narsis sih oke, tapi dengan cara yang lebih elegan dong.

Sunday, May 24, 2009

Dikotomi Basi


Ada legenda lucu yang sering diceritain ke gw sehubungan dengan gw tinggal di Cali. Well, kenapa sering beredar isu cewek-cewek Dayak banyak yang ngegebetin cowok imigran dari Jawa yang kerja di Cali. Soalnya cewek Dayak jenuh dengan situasi di Cali yang nggak ada ini-itu, jadi mereka ngiler sama Jawa yang tentu saja lebih makmur ketimbang Cali. Maka cewek Dayak banyak yang kepingin dikawinin sama orang Jawa supaya nanti diboyong ke Jawa dan ikutan makmur di sana.

Gw nggak pernah mikir apakah begitu juga dengan cowok-cowok Dayak, apakah mereka juga pengen ngawinin cewek Jawa supaya diboyong juga ke Jawa? Ini jelas nggak masuk akal coz cewek Jawa umumnya masih manut sama suami, jadi suamilah yang kudu boyong bininya, bukan bini yang kudu boyong suami. Bahkan cewek-cewek Jawa yang murtad dan cenderung nggak penurut macam gw ini pun sudah tau, kami nggak pernah "main-main" sama pemuda lokal kalo tau bahwa kami nggak mau ngabisin sisa hidup kami di lokasi si cowok. Singkatnya, you come with me or we break up.

Lalu yang juga menarik adalah, kenapa cewek Dayak seneng sama cowok Jawa? Kalo emang cari yang makmur, kan nggak cuma cowok Jawa. Di Cali ada etnis Bugis yang tajir-tajir, tapi nggak pernah gw denger cewek Dayak kepingin diboyong ke Makassar. Apakah karena cowok Jawa itu ganteng-ganteng? Harus gw akuin cowok-cowok Jawa emang ganteng-ganteng, apalagi yang pernah pacaran sama gw, jelas gw nggak pernah salah milih, hehehe..

Nah, riset untuk membuktikan cerita itu gw tunda dulu, coz gw punya riset lain yang jauh lebih penting. Ceritanya, gw ini kan rajin nyelengin duit di bank. Jaman gw di Bandung dulu, tiap bulan pasti gw nyetor duit di bank. Nah, waktu gw pindah ke Pulang Pisau, kebiasaan nyetor gw terpaksa ditunda coz bank tempat gw jadi nasabah itu nggak buka cabang di sini. Kantor cabang yang terdekat ada di Palangka.

Jadi menjelang Imlek lalu, gw pergi ke Palangka, ngedatengin kantor cabang buat nyetor duit ke rekening gw. Tibalah gw di depan sang teller, lalu gw nyerahin formulir setoran gw. Lalu tau-tau sang teller bilang, "Ibu Vicky, biaya administrasinya Rp 5.000 ya karena ini rekening Jawa."

Gw melotot. Hah? Gw mau nabung ke rekening gw sendiri kok disuruh mbayar? Tapi katanya sang teller dengan senyumannya yang udah terlatih itu, ini kan kantor di "luar Jawa", sedangkan gw mau nyetor untuk rekening beralamat "Jawa". Jadi memang ada biaya administrasinya gitu.

Gw berang dengernya. Lha kerjaan gw kan emang mobile, gimana kalo setahun itu gw kudu mondar-mandir ke seluruh Indonesia, masa' gw kudu bawa gaji gw yang jutaan itu keliling Indonesia? Emangnya deposit gw di bank itu cuman dipake di kawasan Jawa doang? Apa gunanya bank bikin kantor cabang di seluruh Indonesia, kalo gitu?

Ketimbang gw ngajak teller berantem, akhirnya gw riset sama temen-temen gw yang kerja di bank di Jakarta. Teman gw yang pegawai bank swasta yang cukup beken bilang, emang bank yang gw maksud itu kemaruk, dikit-dikit ngompasin. Boro-boro nabung duit dari Cali ke rekening Jawa, orang nabung duit dari Jakarta ke rekening Bandung aja juga dipalak dulu. Padahal bank tempatnya sendiri kerja nggak segitunya.

Teman gw yang kerja di bank negeri di Jakarta lebih membela bank. Pertama, coz bank tempat dia ngantor juga tukang malak, dengan dalih administrasi. Kedua, coz biaya-biaya administrasinya itu kan supaya pegawainya bisa makan, termasuk dia sendiri.

Kenapa kalo gw nabung di Jawa nggak pernah dipalak, tapi kalo nabung di Cali gw dipalak. Kalo emang duit administrasi itu dipake buat bayar bis yang ngangkut duit gw dari Cali ke Jawa, itu nggak masuk akal. Coz gw make duit itu di mana-mana, nggak cuman di Jawa doang. Singkatnya, adalah tolol kalo mau beda-bedain "ini rekening Jawa, ini rekening non-Jawa".

Kenapa harus dikotak-kotakin gitu sih? Sistem perbankan kayak gitu nggak mendukung mobilitas nasabahnya yang bergerak di seluruh Indonesia. Kalo mereka masih beda-bedain juga kantor cabang Jawa dan non-Jawa, maka gw nggak akan nyalahin pandangan awam cewek Dayak bahwa cowok Jawa lebih makmur ketimbang cowok non-Jawa. Dikotomi basi tentang Jawa dan non-Jawa telah merasuki semua sendi kehidupan, mulai dari budaya sampai ekonomi.

Padahal, orang non-Jawa nggak lebih bloon ketimbang orang Jawa. Orang bank di Cali juga bisa ngelola rekening nasabah kok tanpa harus minta bantuan orang Jawa. Cowok Dayak juga sama cakepnya kok dengan cowok Jawa (biarpun sejauh ini belum ada turunan Dayak yang jadi selera gw, hehe..). Jadi, kenapa harus beda-bedain orang non-Jawa dengan orang Jawa?

Dan sekarang, pilpres rame lagi. Beberapa orang lebih dukung kandidat-kandidat yang katanya memuat unsur Jawa-non-Jawa. Beuh! Kenapa orang masih milih kandidat hanya semata karena non-Jawa, bukan karena kompeten? Kalo kita terus-menerus mikir a la primordial, lantas kapan kita betul-betul hidup seperti satu keluarga?

Karena Indonesia adalah Indonesia, bukan sekedar Jawa dan "non-Jawa yang tidak dapat disebutkan satu per satu".

Saturday, May 23, 2009

Setan di Rumah Tuhan


Tulisan ini gw bikin setelah gw baca Kompas yang masang berita Budiono solat Jumat pake sendal jepit. Gw agak terheran-heran kenapa akhir-akhir ini pers jadi rajin ngomongin mantan gubernur Bank Indonesia ini, sampai solat pake sendal jepit pun jadi berita utama. Lha emangnya solat ke mesjid mesti pake apa, jal? Nggak tau ya kalo orang ke mesjid mesti cuci kaki, nanti kalo udah selesai solat pasti kakinya masih lembab, jadi kudu dikeringin dulu. Kan gw udah nulis ini tiga minggu lalu di post "PD Copot Sepatu". Makanya yang solat di mesjid itu pada pake sendal semua. Lha kalo kaki masih basah langsung dipakein sepatu, ya pasti kakinya bau. Mending kalo jemaah yang kakinya bau cuma satu-dua orang, lha bayangin gimana kalo yang bau kaki itu semua jemaahnya? Apa nggak bubar nanti solat berjamaahnya gara-gara kebauan?

Seperti biasa, ini cuma prolog.

Ngomongin sendal jepit ke mesjid, jadi inget obrolan gw sama Wahyu, teman gw yang seorang pegawai bank dan ogah disebarkan umurnya, dua hari lalu. Alkisah, ada seorang temennya Wahyu baru pulang dari luar negeri. Temennya ini pergi ke mesjid buat solat. Ya iyalah, masa' buat tidur? Kalo mau tidur, di rumah aja sono gih!

Nah, pas mau masuk mesjid, kan orang ini nyopot sendalnya tuh. Dia solat gitu tenang-tenang. Pas udah kelar solatnya, dia keluar dari mesjid, celingak-celinguk, "Lho, kok sendal gw nggak ada?"

Hwarakadah, ternyata sendalnya udah raib! Si temen ini marah-marah, misuh-misuh nggak keruan. Dan gara-gara itu, tragisnya, dia nggak mau solat lagi dan jadi ateis! Pikirnya, Tuhan aja nggak bisa jagain (sendal) umatnya di mesjid, padahal mesjid itu kan katanya rumah Tuhan. Jadi apa gunanya percaya sama Tuhan? Weits..!

Waduh, kesiyan bener ya orang ini. Mungkin sendalnya mahal, kan dia beli sendalnya di luar negeri, jadi dia ngamuk. Tapi masa' cuma gara-gara itu dia jadi nggak mau percaya Tuhan lagi?

Adalah naif kalo ngira orang yang masuk mesjid itu jujur-jujur semua. Setan itu bisa berwujud apa aja. Ada setan yang jadi maling sendal. Ada setan yang jadi akhwat cantik, bikin cowok pengen nyuitin. Ada setan yang jadi khatib ganteng, bikin cewek pengen minta dikawinin. Bahkan ada setan yang jadi angin sepoi-sepoi yang menggoda buat ngajak tidur di mesjid. Gimana caranya kita mau aja percaya bahwa nggak ada setan yang mau nyolong sendal yang digeletakin gitu aja di emperan mesjid?

Teman gw malah pilih-pilih mesjid. Dia nggak pernah mau solat di mesjid yang nggak ada tempat penitipan sendalnya. Dia bela-belain solat di hutan ketimbang di mesjid yang nggak aman.

Ada juga teman gw yang lucu. Saban kali solat Ied, dia bawa kantong kresek buat nyimpen sendalnya. Saban kali masuk mesjid, tuh sendal dia copot, lalu dia masukin kantong dan dia susupin ke tas Louis Vuitton-nya.

Ada juga yang nasehatin jangan pake sendal mahal-mahal kalo nggak mau dicolong maling. Menurut gw, ini nggak efektif. Jadi teman gw nyaranin supaya sendal tuh ditulisin nama aja. Narsis dikit biar aman. Malingnya juga risih kalo mau make.

Sialnya, ada temen gw, sebut aja namanya Dimas, yang nurutin saran ini. Dia tulisin namanya yang panjang itu di sendal Swallownya yang alas putih karet ijo itu. Suatu malam, selesai solat Teraweh, sendal itu raib.

Waduh, sendal udah dikasih nama masih dicuri juga? Ini pasti sabotase! Pasti ada yang naksir dia, sampai-sampai sendal yang udah dinamain aja ikutan dicuri!

Beberapa malam kemudian, temen gw yang lain nemu sebuah sendal di deket tong sampah. Udah kucel, kotor, jelek banget deh pokoke. Tapi temen gw tertegun mengenali tulisan yang ditulis di sendal itu. "Raden Mas Aryo Suryodiningrat."

"Dimaas! Ini sendal elu ya? Kok namanya sama sih??" teriaknya pada temen gw yang baru keilangan sendal itu.

Teori kami, selesai solat Teraweh itu, kan orang pada bubaran keluar dari mesjid buat main petasan. Karena bubar, suasana jadi rusuh coz tiap orang pada nyari sendal masing-masing. Injek sana, injek sini. Tendang sana, tendang sini. Akibatnya sendal-sendal di situ jadi tersepak nggak karuan. Termasuk mungkin sendalnya Dimas. Jadi mungkin sendalnya Dimas bukan dicolong orang, tapi nggak sengaja ketendang orang.

Jadi, bisakah kita percaya begitu aja bahwa Tuhan menjaga sendal-sendal di "rumah"-Nya? Gw rasa Tuhan juga terheran-heran kalo liat makhluk ciptaan-Nya nggak cukup pintar buat jagain sendalnya sendiri. Mungkin pikir-Nya, dipake apa aja otak yang sudah Ku-ciptakan itu, kok jagain sendal aja nggak becus?

Balik ke Budiono. Katanya sendal jepit yang dipake Budiono buat solat Jumat itu tipe sendal pasaran yang suka dijual di warung-warung itu. Kira-kira gimana ya kiatnya Budiono supaya sendalnya nggak ilang selama dia lagi solat? Apa dia bawa kantong kresek? Apa sendalnya ditulisin namanya gede-gede, BUDIONO? Siapa sih yang mau nyuri sendal jepitnya Budiono? Atau Budiono punya ajudan buat jagain sendalnya? Apa ajudannya nggak solat Jumat?

P.S. Sumpah, foto sendal di atas bukan sendal punya gw!

Friday, May 22, 2009

Imagologi Arloji


Masih demen cerita tentang imagologi. Ilmu apakah imagologi itu, istilahnya aja gw bikin-bikin sendiri. Setelah kemaren gw nulis di Friendster bagaimana foto seseorang di Facebook bisa bikin orang itu keilangan peluang wawancara pekerjaan, kini gw mau nulis bahwa ada satu lagi benda yang dipake orang dan bisa jadi pendongkrak sekaligus titik celaan buat orang itu. Benda apakah itu? Liat foto di atas ini. Yup, benda itu adalah arloji.

*Hah, jadi lu pasang foto ini maksudnya karena mau cerita arloji? Gw kirain lu lagi pura-pura jadi model iklan jam tangan. Ngomong-ngomong, kenapa lu pegang-pegang bahu, Vic? Emang pundak lu sakit ya?*

(Bukan. Gw pose pegang bahu soalnya kalo pegang udel, nanti dimarahin Pembela UU APP. Lagian kalo pegang udel, gimana muka gw mau keliatan di foto?)

Jadi ceritanya beberapa hari lalu, sebuah blog di Kompasiana masangin foto-foto capres dan cawapres bersama istri/suami mereka. Maksudnya mau bilang, ini lho kandidat-kandidat kita dalam foto kesehariannya.

Dasar pembaca ada yang usil, sempet-sempetnya ada yang komentar bahwa Herawati Budiono tuh saking sederhananya sampai nggak pake perhiasan apa-apa, bahkan nggak pake jam tangan. Dan ajaibnya, ternyata suaminya yang jadi cawapres itu juga nggak pake jam tangan. Lalu, ada komentator yang nyeletuk, kalo Pak Budiono nggak pake jam tangan, gimana Pak Budiono mau memperhatikan waktu?

Sontak gw mengelus-elus arloji gw. Oh my..betapa sayangnya gw sama barang yang satu ini. Gw kayaknya nggak bisa keluar rumah kalo pergelangan tangan gw nggak dibalut arloji. Arloji yang bantu gw bikin keputusan apakah pasien kudu dipacu jantung apa enggak. Arloji yang bantu gw mikir bahwa pacar gw ngaret jemput gw apa enggak. Arloji juga yang bikin gw kepingin buru-buru pulang dari kantor..dan akhir-akhir ini, jadi sasaran kemarahan gw coz ngasih tau bahwa udah waktunya pulang ke rumah kost gw yang mirip api dalam sekam itu.

Maka, ada yang lucu waktu gw jalan sama kakak gw beberapa bulan lalu. Tiba-tiba dia nanya, "Ky, HP-ku di tas nih. Sekarang jam berapa?"

Gw ngernyit. "Lha udah pake jam tangan kok masih nanya jam ke aku?"

Kakak gw menyeringai. "Jamku mati, hihihi.. Sudah dua minggu."

Gw bengong. "Ha? Jam mati kok masih dipake?"

"Biar gaya aja," kata kakak gw seenaknya.

Gw: "?!?!"

Ternyata, kakak gw sengaja masih pake jamnya yang mati itu hanya untuk bikin kliennya terkesan. Katanya, "Yaa..biar kesannya tuh, oo..Bu Vian ini peduli waktu sekali ya. Dikit-dikit liat jam. Pasti orangnya sibuk sekali!"

Balik ke Budiono yang di fotonya nampak nggak pake jam tangan. Apakah tidak pake arloji berarti nggak peduli waktu? Jangan lupa, Sodara-sodara, komentator yang usil ini bisa jadi tipe kayak gw yang seneng mendramatisir keadaan. Orang nggak pake arloji aja kok diributin?

Seorang komentator lainnya mbela, "Belum tentu. Siapa tau Pak Budiono liat waktu dengan pake HP."

Ya, itulah yang dilakukan kakak gw semenjak arlojinya mati. Dikit-dikit dia liat HP buat ngecek jam berapa.

Sial bener memang, orang nilai kita dari kesan pertama. Pernah nggak Anda bayangin, Anda diwawancarai kerja, lalu mendadak si HRD-nya nanya sekarang jam berapa? Dan ternyata Anda nggak pake jam tangan? Apakah Anda cukup sigap buat ngeluarin HP dari saku celana Anda? Bagaimana kesan yang tampak di mata seorang Kepala HRD kalo liat hal ini?

Itulah sebabnya kenapa HP nggak bisa gantiin arloji. Coz kita butuh liat waktu, kapan saja dan di mana saja. Di rumah gw, semua ruangan ada jam dindingnya.

Tapi sebaiknya tetap ada alasan bagus kenapa seseorang kedapatan nggak pake jam tangan.

"Ky, aku belum sempat beli yang baru.." kakak gw mamerin tampangnya yang memelas, yang udah kerja ngontrol bisnisnya berhari-hari sampai lupa facial dan creambath. Creambath aja lupa, apalagi belanja arloji?

Harusnya gw anterin dia beli jam tangan. Tapi dia malah ngajak gw kencan ke toko cemilan buat beli kripik belut.

Gw nyengir. Perempuan-perempuan peduli gaya macam kita nggak pernah mau pake arloji sembarangan. Harus matching dong sama bajunya.

Jemaah, jam berapa sekarang? Hey, nggak boleh liat HP atau pojok komputer lho ya..

Wednesday, May 20, 2009

Memoar Sesak


Besok tanggal 21 Mei 2009. Sebelas tahun yang lalu, tepat tanggal ini, gw nggak inget jam berapa, mungkin jam 9 atau jam 9.30, gw dengar volume tivi di rumah gw mendadak dikerasin. Gw lari ke ruang tivi; bokap gw, nyokap gw, adek gw, duduk kaku menatap tivi, dan di layar tivi ada orang baca pidato yang intinya ngundurin diri jadi presiden.

Gw terhenyak. Nggak salah nih? Orang ini kan udah jadi presiden jauh sebelum gw lahir. Umur gw hampir 16 waktu itu, gw mengira sampai gw sendiri tua nih orang mungkin akan tetap jadi presiden.

Setelah pidato itu kelar, gw liat kedua bonyok gw tersenyum. Entah kenapa mereka tersenyum. Gw menunduk dan bilang syukurlah.

Syukurlah, sudah dua minggu terakhir kondisi dunia bikin gw mual. Tiap hari gw telat pulang dari sekolah, coz angkot gw sibuk nyari jalan yang nggak diblokir mahasiswa yang lagi demo. Tiap hari ada aja mahasiswa demo, dan makin hari demonya makin angot. Kalo gw nyalain tivi, berita isinya demo melulu. Mereka bilang, ribuan mahasiswa dari kampus-kampus di seluruh Jakarta memenuhi gedung DPR. Banyak yang bahkan naik ke atapnya gedung yang mirip kue apem terjungkir itu. Gw cemas, coz sepupu gw juga ikutan demo. Ya Tuhan, mudah-mudahan dia bawa payung. Di situ kan panas banget.

Gw nggak pernah peduli sama situasi politik di Indonesia. Gw selalu diwanti-wanti, jangan ngomong yang jelek-jelek tentang pemerintah. Liat aja pakde gw yang lulus insinyurnya sampai telat gara-gara sering demo ke profesornya. Tapi sejak gw lulus SD, gw sering heran ada yang nggak beres dengan negeri kita. Kenapa teman gw yang bloon dari kelas satu SD bisa masuk SMP favorit dengan NEM tinggi, tapi malah nggak naik kelas waktu SMP. Maka gw belajar bahwa ternyata pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang nulis NEM itu bisa disogok. Dan itu terjadi di semua instansi. Saat itulah gw belajar tentang istilah kolusi, korupsi, nepotisme. Dan gw pun mulai bertanya-tanya kenapa ada orang jadi presiden, anaknya yang satu jadi menteri, anaknya yang satu lagi jadi parlemen, dan anaknya yang satu lagi jadi penguasa jalan tol Cengkareng.

Mungkin itu sebabnya mahasiswa pada demo semua. Sepupu gw di ITB cerita bahwa teman-temannya sekarang sering kumpul massal di lapangan dan nggak kuliah. Atau tepatnya nggak bisa kuliah. Lha dosennya nggak ngajar, sibuk proyek di luar yang cuma nguntungin kantongnya sendiri. Akibatnya tugas akhir mampet, dan mahasiswa jadi susah lulus. Sialnya kampus nekat naikin SPP, padahal saat itu pemerintah baru naikin BBM gara-gara krisis ekonomi '97. Itu yang bikin mahasiswa naik darah dan demo sampai ke gedung MPR.

Lalu suatu hari di tanggal 14 Mei '98, gw lagi dengerin radio gaul kesayangan gw, tiba-tiba siaran berhenti. Penyiarnya ngumumin, ada mahasiswa Trisakti baru meninggal setelah ditembak waktu lagi demo di gedung MPR itu. Kenapa diumumin di radio Bandung, coz mahasiswa yang meninggal itu adalah warga Bandung bernama Hafidin.

Lalu besoknya di sekolah gw beredar kabar yang lebih buruk. Ternyata, Hafidin yang meninggal itu adalah kakaknya teman seangkatan gw di sekolah.

Saat itulah gw merasa sangat berduka. Gw selalu iri coz gw nggak pernah punya kakak laki-laki, jadi gw kesiyan liat teman gw kehilangan protektornya karena mati ditembak tentara. Dan tentara yang bunuh itu pasti disuruh komandan. Komandan disuruh pejabat di atasnya. Dan pejabat di atasnya itu adalah..?

Sekarang gw udah gede, umur gw 26. Teman gw yang adeknya Hafidin itu juga udah 26. Sepupu gw yang ikutan demo ke gedung MPR itu, sekarang udah meninggal lantaran kena mumps. Hidup semua orang berjalan biasa. Sudah empat kali ganti presiden sejak 21 Mei '98, tapi nggak pernah pembunuh yang bertanggungjawab atas meninggalnya Hafidin sebagai korban Tragedi Senayan, dihukum.

Apakah sistem hukum kita yang salah? Apakah rakyat kita yang cenderung permisif, pemaaf, atau pelupa?

Siapa yang bunuh Hafidin? Siapa yang nembak mahasiswa-mahasiswa di Senayan dan Semanggi? Siapa yang nyulik aktivis dan bunuh mereka? Siapa yang bunuh rakyat Aceh dan Timor Timur di era '70-'90-an itu?

Orang yang tau itu semua masih ada. Kita tau persis itu. Dan (bisa jadi) mereka sekarang masuk tivi tiap hari.

Jangan buta, Sodara-sodara. Kalo orang-orang jahat jadi pejabat lagi, mungkin kita akan kembali ke masa sebelum 21 Mei '98 dulu. Dan kematian Hafidin, Munir, hilangnya Pius, dan aktivis-aktivis lainnya jadi sia-sia. Nggak ada lagi bebas ngritik penguasa. Blog-blog yang tukang protes akan diblokir seperti di Thailand. Mau tau seperti apa rakyat yang dibungkam keras penguasanya? Lihat aja Myanmar atau Afganistan.

Kita beruntung, jalan kita masih ada. Internet nggak diblokir. Orang bebas protes. Nggak ada kewajiban jadi PNS. Dan presiden pun boleh milih sendiri.

Jangan pernah beri jalan buat orang jahat untuk jadi penguasa. Cuma kita yang bisa melindungi diri sendiri. Berpikirlah, berdoalah, dan lebih penting lagi..bertindaklah!

Tuesday, May 19, 2009

Gratis Dokter Sehari


Buat yang selama ini ngeluh tarif dokter itu mahal, bersiap-siaplah. Besok, tanggal 20 Mei, seluruh dokter di Indonesia diimbau untuk ngegratisin pasiennya. Sehari aja.

Tidakkah ini bikin Anda bahagia?

Sari, 25, pasien telat mens dua bulan: "Hm, besok aku mau minta di-USG aja. Mumpung gratis. Biasanya bo'.."

Indra, 30, dokter Puskesmas: "Lho memangnya selama ini pasiennya mbayar to? Pasien saya Jamkesmas semua, jadi mereka emang nggak pernah bayar.."

Pak Amat, 58, pasien bronkitis kontrol teratur: "Calo yang suka kasih nomer antrian berobatnya, gratis juga nggak?"

Little Laurent, 26, dokter yang seneng ngeblog: "Kalo gitu besok prakteknya libur aja.."

Jadi ceritanya, Ikatan Dokter Indonesia ngajak anggota-anggotanya untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional besok, dengan cara menggratiskan biaya konsultasi pasien.

Kenapa begitu? Karena gini, seperti yang kita udah belajar bersama semenjak masih pake seragam putih-merah dulu, 20 Mei adalah tanggal lahirnya perguruan Budi Utomo yang didirikan oleh dokter-dokter Indonesia sebagai sarana pendidikan untuk rakyat miskin. Pendidikan inilah yang akan menjadi cikal bakalnya perbaikan nasib rakyat Indonesia dari bangsa yang terjajah menjadi bangsa yang tidak terjajah (secara politis). Maka bisa dipahami bahwa yang pertama kali nolongin mental rakyat Indonesia nan miskin itu adalah dokter-dokternya. Karena dokter bukan cuman sekedar ngobatin pasien, tapi juga kudu mendidik masyarakat. (Waduh, banyak bener tugas gw yak?)

Perkembangannya sekarang, udah 100 tahun lebih dikit Kebangkitan Nasional, tapi rakyat masih banyak yang miskin. Susah beli makan, susah berobat, susah sekolah, pokoke susah segala macem. Nah, para dokter Indonesia diajak kembali mengingat ulah para seniornya yang bikin Budi Utomo dulu, dan merevisi kembali peranannya dalam upaya membebaskan rakyat dari kemiskinan. Caranya dengan menggratiskan biaya konsultasi dokter, selama tanggal 20 Mei itu.

*20 Mei aja ya, Vic? Nggak bisa lebih lama? Kalo perlu seumur hidup gratis gitu lho..*

Hwahahaha!

Gw setuju yang namanya sehat itu harusnya gratis. Setiap orang, nggak cuman yang melarat, tapi juga yang tajir, berhak untuk berobat dengan gratis. Tapi dokter tetap berhak dibayar. Karena dokter sudah bekerja meladeni orang lain kan?

*Betul, kita kan kudu dapet penghasilan. Supaya bisa makan bakso, beli desinfektan buat bersihin stetoskop, buat ngeblog.. Emangnya itu semua nggak butuh duit?*

Jadi, karena kesehatan rakyat adalah tanggung jawab negara, maka negara yang wajib bayarin dokter. Pemerintah Indonesia udah menggratiskan ini, meskipun belum seluruh rakyat yang terliputi. Rakyat miskin boleh berobat gratis, asalkan mereka emang terbukti miskin (yang ditandai bahwa mereka punya kartu Jamkesmas). Pegawai negeri sipil boleh berobat gratis, asalkan melalui mekanisme asuransi (yang diladeni oleh PT Askes). Jadi, sekarang yang belum terliputi hanya tinggal orang kaya dan pegawai swasta aja, toh?

Nyatanya, di lapangan kondisinya nggak gampang. Orang miskin masih banyak yang belum dapet kartu Jamkesmas. Jangankan punya kartu Jamkesmas, lha KTP aja nggak punya?

Pegawai negeri dan pensiunannya juga punya masalah. Ngurus kartu Askes aja birokrasinya berbelit-belit.

Dan, Jamkesmas juga hanya berlaku terbatas untuk Puskesmas dan Rumah Sakit layanan kelas 3. Kenapa tidak berlaku buat kelas 2, kelas 1, apalagi kelas VIP dan VVIP? Ya soalnya pelayanan kelas-kelas atas itu kan dibiayain rumah sakit sendiri, bukan oleh Pemerintah. Jadi kalo pasien tanggungan Pemerintah pengen dirawat pake layanan VIP, ya harus bayar ekstra dong ke rumah sakitnya.

Pada dasarnya, dokter nggak pernah beda-bedain pasien mbayar atau pasien nggak mbayar. Kalo pasiennya sakit A, ya obatnya harus untuk penyakit A dan bukan untuk penyakit B. Lain dari itu, semua pasien tetap sama-sama kudu ngantre dan ngomong dengan sopan. Coz pasien yang nggak punya sopan-santun, biasanya itu tanda-tanda sakit jiwa dan harus dimonitor ekstra, siapa tau kudu dikonsulin ke Bagian Psikiatri.

Tapi yang bikin mahal berobat itu bukan tarif dokternya, tapi tarif obatnya. Asuransi dari Askes hanya menggratiskan sebagian obat, coz masih banyak obat yang belum bisa ditanggung oleh Askes. Inilah yang sering jadi masalah. Karena itu banyak pasien merasa dirugikan karena ngira boleh berobat gratis, padahal masih ada obat yang harus dia pake tapi belum ditanggung oleh asuransi.

Jadi gw rasa, program Gratis Dokter Sehari itu baiknya diganti aja jadi program Gratis Rumah Sakit Sehari atau Gratis Obat Sehari. Coz dokter kerja karena emang punya belas kasih, dan belas kasih itu nggak bisa diganti dengan duit. Ya samalah kira-kira dengan guru. Tapi untuk bagian administrasi rumah sakit dan pabrik obat, apakah semuanya udah punya belas kasih?

Sodara-sodara Jemaah, selamat mengantre ke dokter besok. Mumpung gratis, cuma setahun sekali lho!

Monday, May 18, 2009

Pilihan Sulit


Gw pikir, milih stiletto di antara ratusan stiletto yang dijual di mal adalah kerjaan susah. Anda keluar-masuk toko, nyobain beberapa pasang, tapi susah banget nemu yang cocok. Bahkan sesudah seharian nyari pun, tetap aja nggak ada yang cocok.

Tapi milih stiletto nggak pernah sesulit milih tempat kost.

Pulang Pisau betul-betul parah dalam urusan ngejual kamar kost. Segelintir penduduk nyewain kamar-kamar kosong di dalam rumah mereka secara bulanan. Kamar-kamar itu dibangun sembarangan, kadang-kadang jendelanya ngadep tempat pembuangan sampah, atau langsung berbatasan dengan jalan umum. Plafonnya parah, bolong sana-sini, jadi kadang-kadang Anda bisa liat tikus ngintip dari lobang di sudut langit-langit. Tapi yang parah adalah kamar mandi yang mesti dipake rame-rame, dan kebetulan septitanknya nggak pernah dibersihin.

Karena ini di dusun, jadi kadang-kadang penghuni kost mesti ikutan mental dusun juga. Sering banget seorang penghuni ketamuan temannya, lalu mereka bikin pesta di ruang tengah rumah kost itu. Dan kalo ada pesta, biasanya ada yang setel musik dangdut keras-keras. Rumah penduduk rata-rata masih berdinding kayu ulin, jadi kalo di satu sisi rumah ada ribut aja, pasti getarannya langsung terasa sampai ke seluruh rumah. Tidak heran privacy penghuni kost selalu jadi urusan nomer sekian.

Dan dengan segala kesulitan itu, gw merasa sangat beruntung bisa dapet kost di tempat gw sekarang. Gw dapet sebuah apartemen studio kecil yang sebenarnya merupakan pavilyun dari rumah utamanya. Apartemen itu punya dapur dan kamar mandi sendiri, dan aksesnya ada pintu sendiri. Jadi gw seolah tinggal terpisah dari rumah utamanya, sangat menguntungkan buat gw yang mendewakan privacy. Di sinilah selama ini gw tinggal, tidur, belajar, masak, dan ngeblog.

Yang gw sukai, daerahnya di pusat kota, tapi tenang. Tetangga-tetangga gw adalah warung nasi, minimarket, warung pulsa, kios fotokopi, dan tukang jait. Sempurna?

Bapak kost gw adalah laki-laki beranak empat dan cucunya banyak. Dia sendiri punya usaha air minum isi ulang. Kerjaannya tiap hari ya nongkrongin warungnya itu.

Gw sangka dia baik hati. Gw nggak ngira kalo dia ngidap gangguan psikotik.

Tiga bulan yang lalu, waktu gw mau pelesir ke Banjar buat jalan-jalan ke toko buku, bapak kost gw nuduh gw mau ketemu pacar dan kencan di hotel.

Dua bulan lalu, waktu gw mau liburan sama keluarga wali gw di Palangka, bapak kost gw nuduh wali gw sedang berusaha menggaet gw jadi istri mudanya.

Merasa tuduhan-tuduhan itu nggak selevel sama posisi gw sebagai perempuan baik-baik, gw menghadang bapak kost gw dan menolak semua tuduhannya yang tanpa bukti. Dia nyesal dan minta maaf, lalu minta gw nggak ngasih tau perbuatannya kepada ibu kost gw. Dia takut bininya marah dan nggak mau tidur dengannya lagi.

Dia bilang, dia memonitor gw karena orang-orang yang pernah kost di rumah dia selalu dianggapnya anak sendiri. Apalagi gw, coz dia selalu senang berobat sama gw. Jadi dia nggak mau ada orang macem-macem sama gw.

Tapi ketika weekend ini gw mau liburan sama keluarga wali gw lagi, bapak kost gw dengan liciknya ngirim SMS, nyuruh gw hati-hati sama wali gw dan dia hanya memperingatkan. SMS itu nggak gw bales coz gw lagi tidur siang. Bapak kost gw panik, ngira gw marah karena dia telah ngejelek-jelekin wali gw, dan dia kirim SMS terus-menerus. Gw benci tidur gw terganggu, jadi gw matiin tuh HP.

Ketika gw buka lagi tuh HP, SMS-nya yang berulang ternyata bilang bahwa dia keberatan gw menyebutnya "sampah masarakat". (Gw nggak salah ngetik lho). Padahal gw bahkan nggak tau apa artinya sampah masyarakat. Sadarlah gw bahwa dia telah berhalusinasi, nyangka bahwa gw ngejelek-jelekin dia. Obsesif terhadap keinginannya ngangkat gw menjadi anaknya sendiri, karena itu dia cemburu kepada wali gw. Maka dia berusaha intervensi dengan menghasut gw untuk menjauhi wali gw. Yang mana ini tak berhasil, coz wali gw ini adalah sahabat bonyok gw bahkan sebelum gw lahir.

Gw beri tau wali gw soal ini. Dan wali gw sedih bukan main. Coz selama ini wali gw dan bapak kost gw selalu solat bersama saban Jumat, dan nggak nampak tanda-tanda bapak kost gw memusuhi wali gw. Padahal yang nyuruh gw ngekost di situ adalah wali gw. Tak dikiranya sobatnya sendiri akan menusuk dirinya dari belakang dengan menggunakan gw sebagai umpan.

Gw sungguh bingung. Kalo gw tinggal di kost ini lebih lama, gw harus siap diteror lagi oleh bapak kost gw yang delusif. Kalo gw bilang ke ibu kost gw bahwa suaminya ada kelainan jiwa, gw takut ibu kost nggak percaya. Tapi kalo gw pindah, gw ngeri orang sakit laten yang satu ini bakal nyebarin fitnah tentang gw dan wali gw ke seluruh dusun. Hidup gw nggak aman, padahal gw masih dikontrak Menteri sampai empat bulan lagi. Dan belum tentu gw bisa nemu kamar kost yang lebih enak dari yang gw tempatin sekarang.

Sekarang gw makin benci liat HP. SMS busuk dari bapak kost gw makin meradang. Apa baiknya gw lapor polisi aja ya dengan pasal "perbuatan tak menyenangkan"?

Sunday, May 17, 2009

Lelah bin Tersiksa


Dari dulu gw paling parno sama yang namanya koper. Gw mungkin norak, tapi gw nggak ngerti gimana caranya kita bisa masukin barang-barang kita ke dalam sebuah kotak dan mempercayakan barang-barangnya di dalam sana. Apakah barang tersebut bisa kita liat lagi? Ya tentu ajalah, asal kopernya nggak ilang, toh? Sekarang gimana kalo barangnya kita masukin koper dan nggak balik lagi? Lho kok bisa?

Gw sudah ngalaminnya. Hampir. Tapi cukup buat bikin gw ketakutan basi.

Waktu gw pindah dari Bandung ke Pulang Pisau delapan bulan lalu, gw muatin barang-barang gw dalam sebuah koper segede gajah, lalu ritsletingnya gw gembok. Ketika transit di Palangka dan gw mau buka koper gw, ternyata tuh gembok nggak bisa dibuka. Padahal sumpah gw udah masukin nomer kombinasinya dengan benar. Keringat dingin, panik, stres campur aduk jadi satu.

Akhirnya gw coba tarik-tarik aja tuh gembok pake jari. Rasanya sakit bukan main. Lidah gw kelu baca doa, semua doa yang gw inget gw keluarin: doa dipermudah dari masalah, doa ditunjukin jalan yang benar, doa sebelum makan, doa sebelum tidur.. Dan akhirnya sukses! Tuh gembok terbuka, dan rusak. Gw menatap jari gw yang nyeri karena berhasil membuka gembok dengan paksa, buka ritsleting, dan menatap baju-baju gw dengan penuh rindu dan kasih sayang.

Gw liatin gembok yang nista itu. Gembok merk apa sih kok gombal gini? Lalu gw liat merk sebuah obat di bodi gembok itu. Owalah..pantes! Merchandise dari detailer obat tho? Inilah akibatnya kalo pabrik farmasi coba-coba bikin gembok!

Menjelang Natal, gw kemas lagi barang-barang gw buat dimasukin ke koper. Lalu gw terperanjat. Ritsletingnya nggak bisa dibuka!

Panik, gw elus-elusin tuh ritsleting pake lilin. Sambil baca doa lagi. Satu jam berlalu, tuh ritsleting udah gw waxing. Nggak berhasil juga. Sial, gw mau bawa barang gw pake apa dong?

Akhirnya gw ambil senjata terakhir. Untung gw punya tang. Maka gw pegang tuh ritsleting pake tang, lalu gw dorong paksa. Berhasil!

Gw mengecup baju-baju gw, berharap gw bisa liat mereka lagi setibanya di Bandung nanti. Gw protes sama nyokap, kenapa koper gw gombal? Kata nyokap, itu lantaran kopernya kelamaan nggak dipake. Supaya nggak kaku, ritsletingnya kudu rajin dibuka tutup. Beuh, mana gw inget? Di mana-mana koper kan cuma ditaruh di sudut ruangan dan baru dipegang lagi kalo waktunya bepergian jauh?

Dan kemaren, trauma gw kepada koper terjadi lagi. Ceritanya gw masukin tas ke dalam koper, lalu gw kunci pake nomer kombinasi. Nggak taunya gw teringat sesuatu, lalu gw buka lagi nomer kunci kopernya. Dan..si kunci mogok.

Gw terhenyak. Apakah gw udah mengunci dengan nomer yang salah dan gw lupa nomernya? Tidak, gw rasa tidak. Gw selalu pasang nomer kombinasi yang sama untuk setiap hal kok. Tapi kenapa kunci brengsek ini nggak mau dibuka?

Nomer kombinasinya tiga digit. Kalo emang gw salah masukin nomer, gw kudu nyoba sampai 999 kemungkinan. Apaa??! Ya Tuhan, jangan becanda dong.

Gw coba pake nomer kombinasi andalan gw lagi. Tetap, tuh kunci nggak mau buka. Akhirnya gw ambil tang favorit gw, lalu gw cabut ritsleting yang terkunci itu dengan paksa. Kraak! Berhasil!

Kuncinya patah. Tapi ritsletingnya bisa dibuka. Bagus, kalo gw udah lupa caranya ngobatin pasien, gw bisa cari nafkah dengan jadi maling koper di bandara.

Gw nggak ngerti kenapa gw harus sesial itu dalam berurusan dengan koper. Barangkali gw emang nggak ditakdirkan buat dinas di tempat jauh.

Tapi ini sudah cukup, coz tiga hari terakhir ini tidaklah baik buat gw. Kemaren kunci koper gw rusak. Dua hari lalu gw difitnah bapak kost gw. Dan tiga hari lalu, gw liat mantan gw telah masang foto syurr-nya di internet. Gw benci tahayul, tapi gw punya firasat jelek sesuatu yang buruk akan terjadi pada gw.

Gw nulis ini sembari meringkuk di tempat tidur, berharap ada satu aja titik cerah hari ini. Jangan lepaskan aku, ya Tuhan. Lindungi aku dari segala mara bahaya. Aku sendirian di Cali, nggak ada bonyok atau pacar yang bisa melindungi aku, jadi hanya kepada-Mu saja aku minta pertolongan.

Gw letih dan kepingin pulang. Tapi kontrak gw baru kelar empat bulan lagi. Rasanya seperti dipenjara.

Cali sering hujan minggu ini. Gw cemburu kepada langit. Langit bisa nangis segitu derasnya. Tapi gw netesin air mata aja nggak bisa.

Tuhan Yang Maha Pengasih, kirim bala tentara-Mu untuk menjagaku. Tolong, jangan ada sial lagi hari ini. :(

Saturday, May 16, 2009

Analisa Kecebong


Masyarakat kita sering mengagung-agungkan prinsip bahwa kalo mau pilih calon buat dinikahi itu kudu diliat bibit, bebet, dan bobotnya, supaya nanti keluarga yang timbul juga bener. Tapi dalam kenyataannya prinsip itu susah banget kalo mau diaplikasikan sungguh-sungguh.

Contohnya, berapa pasangan yang Anda kenal yang melakukan konseling pre-marital sebelum menikah?

Minggu ini gw diceritain seorang teman yang habis konseling pre-marital. Ini rada telat, soalnya konselingnya justru terjadi setelah dia menikah. Dimulai dari kecurigaannya kenapa dia belum hamil juga.

Menurut bahan kuliah gw, 90% pasangan yang campur dengan teratur tanpa alat KB akan hamil dalam tempo setahun, dengan syarat mereka sehat wal afiat. Didorong rasa iri liat orang beranak, belum lagi dorongan orang-orang yang bolak-balik usil nanya, "Ayo dong, kapan punya momongan?", sang istri pun mutusin buat tes kesuburan ke seorang dokter kandungan. Dia yakin dirinya yang "nggak beres", coz suaminya sendiri udah dites sperma dua kali berturut-turut dan hasilnya normal.

Ternyata sang dokter minta suaminya dicek ulang, jangan cuman istrinya doang. Kan yang bikin anak itu nggak cuma istri, coz suami juga ikut andil.

Kalo istri dicek hormon, maka suami dicek spermanya. Ini sebenarnya menyenangkan, suami cukup masuk kamar kecil sendirian, lalu keluarin air maninya. Untuk membantu, klinik sudah nyediain setumpuk majalah porno. (Tuh kan, itu sebabnya gw nggak setuju Playboy dilarang masuk Indonesia!) Tapi boleh juga suami bawa partner seksnya sendiri (asalkan istrinya beneran lho ya, bukan istri sewaan!) untuk membantu mempercepat proses pengeluaran mani.

Teman gw dan suaminya ini melakukannya. Hasil pemeriksaannya cepet, cukup setengah jam doang udah dapet. Lalu analisanya tinggal didiskusikan dengan dokter.

Ternyata..ooh ooh gotcha. Kecebongnya si suami nggak ada kepalanya.

Sodara-sodara Jemaah, kalo Anda masih inget segelintir pelajaran biologi jaman SMA dulu, Anda tentu tau bahwa pria memproduksi sperma buat membuahi telur wanita. Sperma yang valid harus punya kepala, ekor, dan jalannya nggak boleh lelet. Tanpa syarat ini dipenuhi, mustahil dia bisa membuahi telur dengan baik dan benar.

Kenapa gw sebut membuahi "dengan baik dan benar"? Soalnya ada aja sperma yang nggak valid, tapi masih bisa membuahi telur. Sialnya, karena bahan bakunya nggak bagus, maka produknya juga nggak bagus. Produk alias janin yang nggak bagus itu antara lain:

1. Janin kembar. Buat orang tua ini menyenangkan, tapi buat dokter ini masalah besar. Soalnya bayi kembar biasanya bobotnya kecil-kecil. Bayi yang lahir dengan berat di bawah 2 kg biasanya perlu ekstra merawat coz lebih gampang sakit.

2. Janin nggak kuat. Yang ini nggak akan tahan lama. Paling banter sampai hamil empat bulan aja, setelah itu gugur.

3. Janin lahir selamat, tapi ada kelainan. Ada yang kupingnya cuman lobang tanpa daun, ada yang nangisnya kayak kucing. Ada yang tumbuh jadi cacat mental. Anak-anak yang autis, atau ngidap ADHD, termasuk di sini.

Pada dasarnya manusia normal diciptakan dengan 23 pasang kromosom, yang laki punya struktur XY, yang perempuan berstruktur XX. Tapi janin-janin yang nggak normal punya kromosom lain, bisa 22, 18, 16, ada yang XXY, ada yang cuma X doang. Janin-janin inilah yang disebut cacat, dan sebagian besar penyebabnya datang dari telur ibunya yang nggak beres atau sperma bapaknya yang nggak valid, seperti kasus temen gw di atas.

Maka bisa kita mengerti, bahwa Tuhan bekerja dengan mekanisme-Nya sendiri yang kadang-kadang tidak kita pahami. Itulah sebabnya ada orang yang sebaiknya jangan menikah dulu. Atau jangan hamil dulu. Karena Tuhan tau kondisi masing-masing akan kesehatan kelamin setiap manusia ciptaan-Nya, dan Dia nggak mau ada musibah timbul hanya gara-gara manusia-Nya itu hamil atau sekedar hidup berpasangan. Bahkan saat Dia membiarkan sepasang suami-istri melahirkan bayi cacat pun, Dia memaksudkannya sebagai bahan pelajaran untuk orang lain. Contoh kecilnya adalah kisah Diet yang gw ceritain dalam postingan gw "Blogger Bukan Autis" dua minggu lalu.

Janin-janin yang gw sebut nggak beres di atas, hanyalah istilah gw menuruti kuliah kedokteran bikinan manusia. Tuhan lebih tau, apakah janin tersebut akan tetap invalid atau malah berkembang jadi manusia yang bagus. Tapi mestinya kita bisa lebih bijak untuk mencegah hal-hal yang nggak diinginkan. Kalo tau kecebong kekasih kita emang lagi nggak beres, setidaknya kita bisa tunda kehamilan dulu, kan?

Pada akhirnya, konseling pre-marital umumnya tidak bermaksud membatalkan rencana pernikahan seseorang. Gw sendiri pernah nyaksiin seorang cowok tetap menikahi pacarnya padahal analisa konseling pre-marital nunjukin si cewek ngidap kanker ovarium. Si cewek meninggal. Tapi cowoknya nggak nyesal.

Kalo sudah cinta, peduli amat sama hasil konseling pre-marital. Tapi kalo hasil konseling memudarkan cinta, berarti emang nggak jodoh.

Jadi, berani nggak periksa kecebong Anda?

Friday, May 15, 2009

Cruella de Ville Frustasi


Kadang-kadang, jauh lebih mudah bersaing melawan cewek cantik ketimbang melawan cewek jelek.

Sudah ribuan kali gw dengar para pria mimpi pengen kencan dengan Angelina Jolie. Semua cowok bilang Angelina itu sexy. Dan para perempuan juga setuju itu. Jadi kita mengampuni aja impian mesum para pria tentang mengencani Angelina Jolie.

Tapi gimana kalo cowok-cowok ini bilang kalo cewek yang jadi impian mereka adalah Macy Gray? Tidakkah kita akan berpikir, jangan-jangan cowok kita udah nggak waras? Macy Gray apa bagusnya sih?

(Ini cuma analogi, kan? Kenapa contohnya mesti Macy Gray sih?)

Jadi, klub cewek cantik tempat gw gabung jadi fungsionaris, terguncang.

Kemaren, nggak sengaja teman gw nemu bahwa pacarnya yang udah putus lima tahun lalu, ternyata sekarang udah punya pacar baru.
Pacar baru sang mantan itu, ternyata nggak secantik kita.

Seperti orang normal, gw selalu mikir, bahwa tiap perempuan bicara tentang "wanita lain" dari kekasihnya, pasti mereka bilang wanita itu jelek. Itu tanda cemburu.

Tapi seobyektif apapun penilaian gw, tetap gw nggak ngerti gimana si mantan yang ganteng bisa kecantol dengan perempuan yang biasa-biasa aja. Nggak sebohay kita, nggak sesexy kita, nggak sensual kita. Tapi kenapa si pria memilihnya?

Sejelek apa ya? Wah, repot ngegambarinnya. Mungkin, kalo kita bisa dianalogikan sebagai Angelina Jolie, maka perempuan ini bisa diumpamain sebagai Macy Gray.

*Meskipun sebenarnya Macy Gray nggak jelek-jelek amat. Gw suka lagunya Macy Gray. "I try to say goodbye and I choked.."*

Oke, harusnya dibandingin sama siapa?
Whoopi Goldberg? Mungkin tampangnya udik, tapi hey..dia kocak.
Missy Elliot? Oke, dia emang gendut, tapi blog ini tidak akan menghina orang hanya karena dia gendut.
Omaswati? Oh, cukuplah gw menghina artis bangsa sendiri.
Jadi gw pilih Macy Gray. Karena suaranya yang serak itu susah bikin orang jadi horny. Cuma itu alasannya.

(Adakah yang mau kasih gw contoh seleb cewek jelek? Eh, gw nggak termasuk yaa..)

Kita sangat marah dan cemburu. Mungkin coz kita masih cinta sama mantan. Biarpun udah putus, nggak rela rasanya kalo dia dapet yang lebih buruk dari kita.
Padahal, bukankah harapan kita semua, setelah bercerai adalah mendapatkan kekasih yang jauh lebih baik?
Kok jadi turun standar gini?

Mungkin kita kedengeran kayak bitch yang dengki. Kita memang cantik, pinter, berkelas, pokoke segalanya. Si mantan itu adalah tipe "A-list guy". Sekiranya kita berdua seleb, mungkin sempurna bak Titi Kamal dan Christian Sugiono. Tapi kita dan pacar harus putus. Dan sang mantan sekarang kencan dengan cewek lain, yang kalo dibandingin sama kita, biasa-biasa aja deh.

Ini misteri yang menarik. Kenapa pria lari kepada perempuan yang "biasa-biasa aja"?

Mungkin salah emak-emak kita yang ngedongengin kita dari kecil. Pangeran tampan selalu menikah dengan putri cantik dan hidup bahagia untuk selamanya. Memang putri cantik nggak selalu dapet pangeran tampan, kadang-kadang dia dapet yang buruk rupa, sebut aja misalnya Beauty and the Beast. Tapi semua dongeng itu sama, ceweknya cantik semua. Nggak ada pangeran tampan dapet putri jelek. Paling-paling yang ada putri jelek dapet cowok jelek, liat aja di Shrek.

Nyatanya, sejarah sudah membuktikan bahwa para pangeran tampan telah meninggalkan perempuan cantik demi mendapatkan perempuan yang "nggak begitu cantik". Onky Alexander diputusin Paramitha Rusady, lalu menikahi Paula. Pangeran Charles sampai menceraikan Putri Diana, supaya bisa leluasa pacaran sama Camilla Parker Bowles. Dan mereka bahagia. Ada yang punya contoh lain?

Kata Tukul, orang cantik mestinya jangan dapet orang ganteng lagi. Kalo orang cantik dapet orang ganteng juga, orang jelek mau jadi apa?

Orang-orang lain mau antre untuk kita, tapi kita hanya mencintai si ganteng. Sialnya si ganteng nggak milih kita, malah milih cewek biasa. Apa sih yang dicari si ganteng pada perempuan biasa itu? Apa bokongnya lebih bagus dari kita? Apa nyetir mobilnya lebih jago dari kita? Apa sayur bayem bikinannya lebih enak daripada masakan kita? Atau..apa French kiss-nya lebih menggairahkan daripada French kiss-nya kita?

Padahal melawan cewek cantik lebih gampang. Bodi nan bohay, otak nan cerdas, pinter masak, sexy di ranjang. Tapi melawan cewek yang biasa-biasa aja untuk dapet pria impian? Bisa jadi lebih sulit. Mau pake senjata apa?

Dan ini mengerikan. Kalo pria lebih tertarik pada cewek yang biasa aja, akan jadi tantangan yang susah buat para cewek cantik untuk bisa menyaingi mereka.

Mungkin kita telah terobsesi dengan pangeran yang salah. Si ganteng ternyata nggak punya selera buat milih yang cantik, tapi malah milih cewek-cewek yang biasa aja.

Atau mungkin pangerannya memang milih yang benar. Hanya, kita aja selama ini yang terjebak dalam dongeng yang salah..

Sial! Kok kita jadi mirip Cruella de Ville nan frustasi gini sih?!

Thursday, May 14, 2009

Senen-Jumat, 9-5


Jika Anda liat di suatu kantor terpasang pengumuman bahwa di situ jam kerjanya antara jam 9 sampai jam 5, hari Senen sampai Jumat, maka itu bo'ong. Yang bener, klien cuma boleh dateng pada jam-jam segitu, tapi pegawainya tetap kerja 24/7.

Seorang teman minggu ini curhat sama gw tentang bosnya. Well, sebenarnya ini bukan bosnya, coz orang yang curhat ama gw ini bisa dibilang adalah orang nomer dua di kantor itu setelah si bos, tapi tak apalah. Jadi ceritanya, suatu malam, bosnya nelepon ke temen gw ini, supaya dateng ke kantor sekarang juga buat rapat. Itu sudah jam 10 malam.

Terang aja temen gw ini marah-marah. Rapat apa yang jam 10 malam? Cuma siskamling yang rapat jam segitu!

Gw dengernya ketawa aja, dan maklum. Bos yang dimaksud ini emang seneng ada di kantornya malem-malem. Padahal jam kerjanya antara jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Entah apa yang dikerjain si bos jam segitu sampai ngajak rapat segala. Gw bilang kalo jam 10 malam itu bukan jamnya rapat, tapi jamnya rapet!

Tapi si bos emang nggak punya istri buat diajakin rapet jam 10 malam. Dia udah menikah, tapi bininya tinggal di kota lain. Dia tuh tipe-tipe pekerja yang pulang ke luar kota pada akhir pekan buat ketemu anak-istri. Nggak heran kalo di hari kerja lagaknya kayak bujang-bujang.

Untung temen gw itu bisa mengelak ajakan rapat itu. Macem-macem alasannya, bantuin istrinya lah, ngurusin anaknya lah. Pendek kata, keluarga jadi tameng.
Yang sial tuh bawahannya si bos yang juga diajakin rapat. Nggak bisa nolak coz belum punya istri. Apa yang mau diurus, coba?

*Makanya Vic, buruan kawin. Supaya kalo ada apa-apa kayak kejadian di atas, tinggal bilang, "Aduh, maap. Suami saya nggak bisa nganter.."*

Nggak bisa gitu! Menurut gw, berlindung dengan alasan keluarga bukan solusi cerdas. Tapi sialnya, gw belum punya taktik jitu buat meladeni boss workaholic macem gini.

Maksud gw, workaholic sih boleh-boleh aja, tapi yang namanya gila kerja itu norak kalo sampai ganggu keluarga. Kalo jam kerjanya antara jam 9-5, ya berarti pada jam segitu pegawai adalah milik perusahaan. Artinya sebelum jam 9 pagi, dan sesudah jam 5 sore, bos nggak boleh nyuruh-nyuruh pegawai. Nyuruh itu juga termasuk bekelin pe-er buat ngerjain tugas kantor di rumah lho.

Kecuali kalo ada keadaan darurat. Misalnya, pergantian struktur kerja karena CEO-nya mendadak terserang stroke. Kantor kebanjiran dan dokumen-dokumen yang disimpan rusak semua. Intinya, apa yang dikerjain haruslah dilakukan pada jam kerja yang udah ditentuin, termasuk pengambilan keputusan kantor.

Gw bilang sama teman gw itu supaya berhenti mengamuk. Kalo emang udah lewat dari jam kantor, dia berhak ada di mana aja; di rumah, di pos ronda, di pub. Mau dia lagi ngapain kek, mau tidur kek, mau siskamling kek, mau rapet sama istri kek, urusan dia dong. Kalo bos nelfon, nggak usah diangkat. Nasihatnya www.attayaya.blogspot.com, orang nelfon bukan mau ngasih sesuatu, tapi pasti karena mau minta sesuatu. Jadi kalo di luar jam kerja, jangan angkat telepon!

Karena kita digaji untuk kerja dari hari Senen sampai Jumat aja, hanya dari jam 9 sampai jam 5. Bukan digaji untuk kerja 24/7. Di luar jam kerja itu, siapakah boss kita? Ya kita sendiri dong!

Tuesday, May 12, 2009

Model Lux Kok Norak?


Selama bertahun-tahun, Lux adalah salah satu merk sabun paling laris di semua kalangan Indonesia. Lux adalah sabun yang banyak dipake oleh nggak cuman rakyat kecil, dan banyak pejabat pun nggak malu-malu majang sabun Lux di kamar mandi mereka. Ini juga berkat manajemen promosinya Unilever yang menciptakan strategi periklanan Lux yang efektif dan efisien sekaligus ciamik, bahwa produk boleh aja murah asalkan pemakenya nggak murahan. Seperti yang kita tau bahwa iklan sabun Lux selalu dibangun dengan tidak main-main, modelnya bukan cuman cantik, tapi juga berkelas. Itu yang bikin konsumen tersugesti bahwa pake Lux bikin kulit jadi cantik seperti bintang pilem nan yahud.

Gw mungkin adalah pengamat yang rajin ngikutin tiap kali Lux merilis iklan baru. Lux nggak pernah main-main dalam milih bintang iklannya, mereka terkenal selektif dalam urusan milih model. Tau nggak Anda bahwa Rima Melati adalah salah satu bintang Lux yang paling jadul? Waktu iklannya dirilis, gw bahkan belum lahir. Iklan Lux yang pertama kali gw liat adalah iklannya Ida Iasha di majalah wanita pada tahun '88. Berikutnya yang gw ingat Lux juga merekrut bintang-bintang eksklusif lainnya, seperti Andri Sentanu, Okky Asokawati, Cynthia, dan Nia Zulkarnain. Di era akhir '90-an sempat ada Vira Yuniar, Desy Ratnasari, Bella Saphira, termasuk juga AB Three yang waktu itu masih digawangin Riafinola, Widi Mulia, dan Lusy Rahmawati. Di era '00-an muncul nama Dian Nitami, Febby Febiola, Dian Sastro, Mariana Renata, dan terakhir ini Luna Maya. Semuanya cantik dan ada karakternya sendiri-sendiri. Tapi dari mereka sendiri, yang paling gw suka, cuman Nadya Hutagalung dan Tamara Bleszinski.

Sialnya, kadang-kadang model yang udah kadung direkrut ternyata nggak bisa mempertahankan image produk yang bersangkutan. Lux yang udah sekuat tenaga dicitrain sebagai sabun bintang berkelas, kadang-kadang bisa tumbang oleh ulah bintangnya sendiri. Pengamat iklan mungkin pernah dibikin kecewa oleh Desy Ratnasari, si cantik asal Sukabumi yang ternyata suka jutek sama wartawan. (Dan ini ditiru oleh Little Laurent yang jadi seneng umbar kalimat saktinya, "No comment!"). Tapi yang mungkin masih hangat diingat orang adalah Bella Saphira. Hanya beberapa bulan setelah Bella terpilih jadi Bintang Lux oleh sayembara pilihan pemirsa dan iklannya muncul di tivi mamerin Bella yang cantik lagi mandi di kolam penuh bunga, tiba-tiba muncul Bella joget dangdut dalam sebuah iklan obat selesma. Tak heran Bella nggak pernah direkrut lagi setelah iklan Lux pertamanya itu.

Ini ngasih kita pelajaran berharga:
1. Milih bintang iklan berdasarkan pilihan pemirsa, entah itu via kartu pos atau SMS, selalu bawa bencana.
2. Kalo Anda udah jadi model iklan sabun bonafid, jangan pernah jadi bintang iklan yang ada musik dangdutnya.

Dan nampaknya, ini akan terjadi lagi.

Luna Maya, bintang Lux yang teranyar, baru aja merilis rekaman. Dia nyanyi lagu "Suara", yang sebelumnya populer dinyanyiin Hijau Daun. Gw bahkan nggak tau band yang nyanyi lagu itu adalah Hijau Daun. Gw kirain yang nyanyinya adalah ST 12. Abis gayanya sama sih!

Dan gw sama sekali nggak ngira bahwa lagu yang nggak sengaja diputer di kompie staf kantor gw suatu siang itu adalah nyanyiannya Luna Maya. Luna nyanyi?!
Kok mendadak gw jadi inget Ayu Azhari yang tiba-tiba pernah meluncurkan video klipnya di tivi dengan lagu daur ulang milik Koes Plus. Wajar nggak siih?

Sebenarnya gw mau bereaksi yang jujur di blog ini. Tapi gw nggak tega coz salah seorang teman gw adalah masih sepupunya Luna Maya. Jadi gw terpaksa tahan mulut gw, eh..maksudnya tahan jari tangan gw, rapat-rapat.

Pertama, kalo nggak bisa nyanyi, janganlah nyanyi. Kesiyan yang dengernya, udah buang-buang listrik.
Kedua, kalo mau ngotot nyanyi, carilah lagu yang bermutu, bukan yang lagu gampangan.
Ketiga, kalo udah jadi model sabun merk internasional, di mana Anda udah sejajar dengan Aishwarya Rai dan Rachel Weisz, bertingkahlah seperti pekerja seni kaliber global, bukan seperti penyanyi kacangan.

Mudah-mudahan Lux lebih ati-ati lagi dalam menyeleksi bintang iklannya. Sayang memang kalo image produk bermerk keren jadi ancur gara-gara modelnya bikin performa ecek-ecek.

Ngomong-ngomong kok bintangnya Lux selalu model, aktris, penari, peragawati, atau penyanyi ya? Mbok sekali-kali dari kalangan lain gitu, misalnya pemenang Kalpataru, atlet angkat besi, atau astronot..

Monday, May 11, 2009

Oon Ruarr Binasa


Gw sombong dan pantas ditendang.

Saban kali ada yang ngirim friend request di Friendster atau Facebook, gw mesti ngerutin jidat. Soalnya gw sering banget dapet friend request dari nama-nama yang nggak pernah gw kenal. Gw takutnya yang ngirim nih orang yang tau gw, tapi gw nggak kenal mereka. Misalnya dari adek-adek kelas gw atau senior-senior gw jaman kuliah dulu, ternyata mereka hafal sama gw padahal gw nggak pernah liat mereka sama sekali. Atau dari mahasiswa-mahasiswa kedokteran di Cimohay yang dulu pernah gw bimbing, ternyata pada ngirimin friend request ke gw, padahal gw nggak hafal nama-nama mereka yang jumlahnya ratusan itu. Bisa juga yang ngirim friend request itu nggak pernah sekalipun ketemu gw, tapi orang itu pernah baca blog gw. Paling parah kalo pasien yang kirim friend request, dan gw nggak inget bahwa gw pernah nginfus dia. Lha yang pernah jadi pasien gw kan banyak?

*sok beken sekali dirimu, Vic*

Karena gw pikun itulah, gw selalu harus sekuat tenaga ingat-ingat lagi di mana si requester pernah kenal gw. Biasanya gw selidik-selidik dia bak orang nginterview calon pegawai. Liat profile-nya dulu. Ajak ngobrol dulu yang ringan-ringan. Liat temen-temennya, ada nggak yang gw kenal, kalo ada di-cross-check ulang.

Biasanya dari perpeloncoan kecil-kecilan ini, ketauan nih orang emang pernah kenal gw apa enggak. Kalo ternyata emang pernah kenal, ya monggo, friend request-nya gw approve. Tapi dari semua request tuh, lebih banyak yang gw tendang ketimbang gw approve.

Alasan gw tendang sih macem-macem. Biasanya karena emang dia nggak tertarik jadi temen gw, tapi dia lebih tertarik sama "gengsinya menjadi Vicky's friend". Beuh! Emangnya bangga ya jadi temen gw? Dikiranya kalo ngedapetin gw, lu bakalan dapet trofi, gituh? Apa dia nggak tau kalo temenan sama gw, hidupnya nggak lagi aman? Bayangin dengan kelakuan gw yang suka ngejelek-jelekin poligami, ntie kalo presidennya poligami, gw pasti dimasukin daftar subversif dan dikejar-kejar, lalu orang-orang yang pernah jadi temen gw bakalan diintel abis-abisan. Dari situ bakal ketauan, emangnya enak jadi temen gw?

Jemaah pembaca yang udah gw approve request-nya pasti ngeh, betapa susahnya perpeloncoan a la gw. Gw galak dan nggak percayaan sama orang asing. Dan setelah gw approve pun, ternyata gw masih galak juga, hahaha.. Ya gimana, udah bawaan orok..

Jadi beberapa hari yang lalu tuh, ada yang ngirim friend request ke Facebook gw. Namanya Leni. Waduh, gw nggak punya temen bernama Leni tuh. Dan Leni nih nggak punya temen yang sama dengan gw. Bener-bener orang asing namanya.

Ah, pasien kali, batin gw. Atau jemaah blogger. Sialan nih Facebook, nggak bisa liat profilenya. Kerja di mana kek. Sekola di mana kek. Atau minimal tinggal di mana. Kok nggak ada petunjuk sama sekali.

Pernah baca di www.enerlife.web.id, ada seorang boss yang mahasibuk didatengin tamu. Tamunya ngaku orang penting. Si boss nyuruh sekretarisnya googling nama si tamu dulu. Ternyata, di search engine, nama si tamu itu nggak ada. Wah, bukan orang penting nih. Si tamu disuruh pulang aja, boss lagi sibuk. Hahaha.

Gw contek tips itu habis-habisan. Gw ketik nama lengkap Jeng Leni di Google. Ketemu. Oh, ternyata eksis toh? Leni ada di Facebook. Abstrak tesisnya Leni dimuat di websitenya Universitas Gunadarma Jakarta. Wah, gw nggak kenal siapapun yang pernah ambil Magister Bahasa Inggris di Gunadarma tuh.

Requestnya Leni gw tunda dulu. Leni gw ajak ngobrol baik-baik via pesan-pesan. Kayak orang baru kenalan biasa. Leni nggak curiga kalo gw lagi melintir curriculum vitae-nya. Leni ternyata lagi ambil Akta 4 buat jadi guru. Dia lebih seneng jadi guru ketimbang jadi dosen.

Pesan terakhir yang gw kirimin ke dia, gw nanya, "Suaminya guru juga nggak, Mbak?"
Belon dibales.

Hari ini gw dapet rejeki. Kantor gw nyalain Speedy-nya, jadi gw bisa internetan gratis. Gw buka Internet Explorer, meluncur ke Facebook. Gw liatin daftar friend request terakhir, truz gw pantengin foto mereka satu per satu. Lalu gw keselek liat fotonya Leni.

Haah?! Itu kan bininya sepupu gw?!

*Mampus, mampus. Gw layak ditendang. Viic, sombong banget sih lu nggak kenal sodara sendiri?!*

Selama ini kan gw browsing pake Opera Mini dan nggak pernah liat internet pake kompie. Bahkan ngeblog pun gw nggak pake kompie. Bayarnya berbasis volume. Jadi biar hemat bandwidth, internet di gadget gw setel supaya gambarnya nggak ikutan loading. Jadi gw nggak pernah liat foto orang di Facebook sama sekali.

Leni adalah perempuan yang dinikahi sepupu gw. Cuma dua kali gw pernah ketemu dia: sekali pas Lebaran tahun lalu, sekali pas pernikahan mereka tiga tahun lalu. Nggak heran gw nggak pernah ngobrol sama Leni.

Dan gw dengan polosnya nanya, "Suaminya guru juga ya, Mbak?"
Dasar oon. Sepupu gw itu kan insinyur komputer!

Duh..maaf ya kakakku, kau terjebak perpeloncoanku. Pasti kau bingung kenapa requestnya lama banget approvalnya. Sombong deh lu, Vic. Udah sombong, pikun pula..

Sunday, May 10, 2009

Ide Gila Minggu Ini


Gw punya sedikit ide gila, menggelikan, tapi kayaknya seru juga. Kan udah pada tau ya, minggu lalu para suami di Kenya dibikin kelimpungan gara-gara istri-istri mereka pada demo mogok campur selama seminggu. Demo ini dikaptenin oleh Organisasi Pengembangan Wanita (iya gitu terjemahannya? Orang aselinya namanya Woman's Development Organization) di Kenya, dengan tujuan nuntut pemerintah Kenya supaya stop cuman bersaing kekuasaan aja antara elite-elite politiknya, tapi mulai serius ngerjain amanat jabatannya buat kerja untuk kepentingan rakyat banyak. Hm, ada yang merasa tersindir nggak ya?

Biasanya kalo seorang istri di Kenya itu mogok di ranjang, itu nggak masalah buat suami, toh kan masih ada istri-istri yang lain. Oh ya, koleksi istri adalah lumrah di Afrika, coz perempuan di sana masih jadi warga kelas dua. Nggak kayak di Indonesia, suami poligami langsung dicaci-maki dan diboikot, termasuk oleh pemilik blog yang feminis dan sinis berat pada para pria beristri banyak ini. Tapi gimana kalo yang terjadi adalah mogok massal, satu istri mogok, ya mogok semua..tentu para suami pun jadi stres berat.

Seorang suami di Kenya yang jadi korban pemogokan pun mengeluh bahwa hari-hari pemogokan ini telah bikin dia stress, cemas, dan susah tidur. Pikirnya, pemerintah yang salah, kok dirinya yang disuruh istrinya tidur di sofa?

Gara-gara mogok para istri yang gerakannya serentak secara nasional ini (lho, katanya mogok, tapi kok gerak sih?), penghasilan rumah-rumah bordil di Kenya jadi melesat tinggi. Yaa soalnya para suami yang ditolak istri-istrinya ini kan jadi terpaksa lari ke rumah bordil buat nyalurin hasratnya yang tertekan. Tentu saja yang cengar-cengir paling lebar di sini adalah para germo. Mungkin kata mereka, "Sering-sering aja bikin demo ginian ya, Ibu-ibu!"

Tapi menurut gw media memberitakannya terlalu berlebihan. Agak aneh juga kalo konflik politik doang bisa sampai mengimbasi urusan tempat tidurnya para rakyat. Jadi gw curiga bahwa demo ini sebenarnya bukan karena dikomporin WDO yang marah kepada pemerintahnya, tapi lebih karena akal-akalan asosiasi rumah bordil Kenya supaya mereka ada kenaikan penghasilan..

Bagaimana dengan kita? Kalo dipikir-pikir, masalah politiknya Kenya itu mirip juga dengan masalah negeri kita sekarang. Para pejabat lagi sibuk lobi-lobi sana-sini buat bagi-bagi kursi. Entah kursi apa, gw juga nggak ngerti. Padahal yang mau ditawarin kursi itu udah punya kursi sendiri buat ngurusin masalah rakyat. Helloo..Pak? Bu? Pasien saya banyak yang nggak kuat mbayar ambulans nih gara-gara Bapak-Ibu belum tanda tangan draf ini-itu, kok Bapak-Ibu malah ribut mau rebutan kursi kayak anak TK aja. Kalo mau kursi, beli aja di pasar kan banyak, mau yang plastik ada, mau yang besi ada, mau yang kayu jati ya ada. Warnanya juga macem-macem, ada yang pake bantal, ada yang pake senderan, kan tinggal milih. Atau siapa yang mau kursi tolong hubungin teman saya, soalnya dia mau pindah rumah..!

Jadi untuk terapi kejut para pejabat yang lebih sibuk bagi-bagi kursi dan lupa ngurusin rakyat ini, gimana kalo para wanita di Indonesia bersatu kompak untuk tidak meladeni kekasih masing-masing di tempat tidur? Nggak usah lama-lama, cukup seminggu aja..untuk menarik perhatian para pejabat, biar para pejabat itu ngerti bahwa cuma rakyat yang sengsara oleh kelakuan egois mereka. Perempuan-perempuan Kenya aja bisa kompak kok, mosok perempuan-perempuan Indonesia nggak bisa?

*sambil melirik asosiasi rumah bordil Indonesia*
(Berapa komisi yang mesti gw terima dari tulisan ini karena potensi naikin omzet mereka??)