Saturday, May 30, 2009

Teka-teki Cadar


Sumpah, foto di atas bukan foto gw.

Tapi kalo pun gw bilang bahwa itu gw, Anda kayaknya percaya, kan?

Foto ini gw jepret bulan lalu di Bandara Juanda, Surabaya. Gw baru turun dari pesawat, pangling dengan hawa yang panas, dan bosan berdiri di depan baggage claim nungguin koper yang nggak dateng-dateng. Lalu perempuan ini (eh, ini perempuan, kan? Ya, anggap aja begitu. Apa bedanya, sih?) muncul dan berdiri di sebelah gw. Entah apa yang ada di kepala gw saat itu, gw langsung sigap ambil kamera dan..jepret! Untung setelan kamera gw tanpa suara. Tentu saja orang ini nggak sadar gw udah motretin dia. Apa yang harus gw lakukan, minta ijin dulu? Gw bahkan nggak tau harus manggil dia apa.

*Smile! You're on candid camera!*

Masalahnya udara di Surabaya begitu panas nyelekit, apa orang ini nggak kepanasan?

Cerita tentang kain penutup kepala dan muka nggak pernah ada habisnya. Gw pernah diceritain salah satu cerita 1001 malam dulu, ada seorang putri yang dipingit nggak boleh keluar istana sama sekali. Padahal ada pacar gelapnya seorang gelandangan yang naksir berat ke si putri. Akhirnya si cowok ini diam-diam nyamar jadi dayang istana, pake kerudung dan cadar, dan dengan sukses bisa masuk kamar tidur si putri. Dan di dalam situlah dayang gadungan ini buka penyamarannya di depan si putri, lalu selanjutnya bisa ditebak, mereka kiss-kiss-an.

*Tunggu, tunggu, Vic. Itu ceritanya Aladdin ya?*
(Nggak tau. Iya kali? Yang jelas yang bego itu pengawalnya. Kok mau percaya aja yang lewat itu dayang? Mbok diperiksa dulu pake sidik retinanya, kartu identitasnya. Wong negara minyak kaya kok nggak bisa beli mesin sidik jari?)

Tadinya gw kirain itu cuman dongeng Timur Tengah doang, tapi ternyata kisah itu jadi kenyataan. Cerita yang sama, cuman setting-nya aja yang beda. Di Arab, sepasang laki dan perempuan, pake kerudung dua-duanya lengkap dengan cadarnya. Dua-duanya masuk ke toilet perempuan, lalu masuk bilik kloset yang sama. Di dalamnya dua-duanya sama-sama buka kerudung, lalu melumat mulut satu sama lain.

Kenapa harus sembunyi-sembunyi? Skandal selingkuh tak resmi? Hm, bisa jadi.

Ketika cadar jadi tameng buat seks ilegal, ternyata sudah ada yang lebih canggih lagi. Beberapa bulan lalu, sebuah toko di Perancis dirampok oleh laki-laki yang make kerudung dan cadar rapat. Penjaga toko nggak ngira itu perampok coz dikiranya itu perempuan muslim mau beli susu botol.

Dan akhirnya, seorang pegawai hotel di Bali mengaku di Kompas kemaren bahwa dia pernah mengawal tamu sekeluarga asal Arab. Waktu datang pertama kali ke hotel, istri keluarga itu pake kerudung rapat. Tapi kemudian setelah check-in, sang pegawai nemu keluarga Arab itu lagi santai di kolam renang, dan astaganaga..istrinya si Arab itu lagi nudis.

Kilah sang suami Arab, mereka liburan ke Bali supaya bisa santai seperti turis "normal". Di Arab, mereka nggak bisa sebugil itu coz dilarang oleh hukum. Jadi supaya mereka bisa bugil di lapangan publik, mereka harus pergi ke luar negeri.

Kesiyan ya. Padahal bugil itu kan hak asasi..aduh! (Kok ditimpuk sendal jepit?!)

*Vicky, nggak boleh gitu! Tidak melihat orang bugil juga hak asasi!*

Cerita ini bukan buat mendiskreditkan jilbab dan derivat-derivatnya. Tapi semua intinya sama, bagi sebagian orang, jilbab tidaklah berarti apa-apa selain sebagai kostum adat belaka dan sebagai kamuflase. Nggak bijaksana kalo seorang perempuan (atau bahkan laki-laki) yang pake jilbab otomatis dianggap representasi dari pribadi bertakwa. Memangnya yang pake jilbab itu suci? Dan kalo nggak pake jilbab berarti kafir?

Simbol agama nggak boleh jadi jualan. Apalagi buat mendongkrak perolehan suara untuk kekuasaan.

Dan gimana dengan foto di atas? Gw yakin jemaah penonton gw punya jawaban atas pertanyaan ini:

1. Orang di foto itu adalah:
a. Wanita
b. Pria
c. Diragukan jenis kelaminnya

2. Alasan dia berpakaian seperti itu adalah:
a. Telah menafsirkan Qur'an, bahkan saking semangatnya sampai telapak tangannya pun ikutan ditutupin
b. Disuruh suaminya supaya nggak ada orang yang naksir lagi
c. Nggak pe-de coz mukanya jerawatan
d. Antisipasi terhadap flu burung, flu babi, flu Singapura, flu Pulang Pisau, dan macam-macam flu lainnya
e. Mulutnya belum sikat gigi
f. Nggak tahan nyium bau kentut orang-orang
g. ... (Isilah sendiri!)