Tuesday, May 12, 2009

Model Lux Kok Norak?


Selama bertahun-tahun, Lux adalah salah satu merk sabun paling laris di semua kalangan Indonesia. Lux adalah sabun yang banyak dipake oleh nggak cuman rakyat kecil, dan banyak pejabat pun nggak malu-malu majang sabun Lux di kamar mandi mereka. Ini juga berkat manajemen promosinya Unilever yang menciptakan strategi periklanan Lux yang efektif dan efisien sekaligus ciamik, bahwa produk boleh aja murah asalkan pemakenya nggak murahan. Seperti yang kita tau bahwa iklan sabun Lux selalu dibangun dengan tidak main-main, modelnya bukan cuman cantik, tapi juga berkelas. Itu yang bikin konsumen tersugesti bahwa pake Lux bikin kulit jadi cantik seperti bintang pilem nan yahud.

Gw mungkin adalah pengamat yang rajin ngikutin tiap kali Lux merilis iklan baru. Lux nggak pernah main-main dalam milih bintang iklannya, mereka terkenal selektif dalam urusan milih model. Tau nggak Anda bahwa Rima Melati adalah salah satu bintang Lux yang paling jadul? Waktu iklannya dirilis, gw bahkan belum lahir. Iklan Lux yang pertama kali gw liat adalah iklannya Ida Iasha di majalah wanita pada tahun '88. Berikutnya yang gw ingat Lux juga merekrut bintang-bintang eksklusif lainnya, seperti Andri Sentanu, Okky Asokawati, Cynthia, dan Nia Zulkarnain. Di era akhir '90-an sempat ada Vira Yuniar, Desy Ratnasari, Bella Saphira, termasuk juga AB Three yang waktu itu masih digawangin Riafinola, Widi Mulia, dan Lusy Rahmawati. Di era '00-an muncul nama Dian Nitami, Febby Febiola, Dian Sastro, Mariana Renata, dan terakhir ini Luna Maya. Semuanya cantik dan ada karakternya sendiri-sendiri. Tapi dari mereka sendiri, yang paling gw suka, cuman Nadya Hutagalung dan Tamara Bleszinski.

Sialnya, kadang-kadang model yang udah kadung direkrut ternyata nggak bisa mempertahankan image produk yang bersangkutan. Lux yang udah sekuat tenaga dicitrain sebagai sabun bintang berkelas, kadang-kadang bisa tumbang oleh ulah bintangnya sendiri. Pengamat iklan mungkin pernah dibikin kecewa oleh Desy Ratnasari, si cantik asal Sukabumi yang ternyata suka jutek sama wartawan. (Dan ini ditiru oleh Little Laurent yang jadi seneng umbar kalimat saktinya, "No comment!"). Tapi yang mungkin masih hangat diingat orang adalah Bella Saphira. Hanya beberapa bulan setelah Bella terpilih jadi Bintang Lux oleh sayembara pilihan pemirsa dan iklannya muncul di tivi mamerin Bella yang cantik lagi mandi di kolam penuh bunga, tiba-tiba muncul Bella joget dangdut dalam sebuah iklan obat selesma. Tak heran Bella nggak pernah direkrut lagi setelah iklan Lux pertamanya itu.

Ini ngasih kita pelajaran berharga:
1. Milih bintang iklan berdasarkan pilihan pemirsa, entah itu via kartu pos atau SMS, selalu bawa bencana.
2. Kalo Anda udah jadi model iklan sabun bonafid, jangan pernah jadi bintang iklan yang ada musik dangdutnya.

Dan nampaknya, ini akan terjadi lagi.

Luna Maya, bintang Lux yang teranyar, baru aja merilis rekaman. Dia nyanyi lagu "Suara", yang sebelumnya populer dinyanyiin Hijau Daun. Gw bahkan nggak tau band yang nyanyi lagu itu adalah Hijau Daun. Gw kirain yang nyanyinya adalah ST 12. Abis gayanya sama sih!

Dan gw sama sekali nggak ngira bahwa lagu yang nggak sengaja diputer di kompie staf kantor gw suatu siang itu adalah nyanyiannya Luna Maya. Luna nyanyi?!
Kok mendadak gw jadi inget Ayu Azhari yang tiba-tiba pernah meluncurkan video klipnya di tivi dengan lagu daur ulang milik Koes Plus. Wajar nggak siih?

Sebenarnya gw mau bereaksi yang jujur di blog ini. Tapi gw nggak tega coz salah seorang teman gw adalah masih sepupunya Luna Maya. Jadi gw terpaksa tahan mulut gw, eh..maksudnya tahan jari tangan gw, rapat-rapat.

Pertama, kalo nggak bisa nyanyi, janganlah nyanyi. Kesiyan yang dengernya, udah buang-buang listrik.
Kedua, kalo mau ngotot nyanyi, carilah lagu yang bermutu, bukan yang lagu gampangan.
Ketiga, kalo udah jadi model sabun merk internasional, di mana Anda udah sejajar dengan Aishwarya Rai dan Rachel Weisz, bertingkahlah seperti pekerja seni kaliber global, bukan seperti penyanyi kacangan.

Mudah-mudahan Lux lebih ati-ati lagi dalam menyeleksi bintang iklannya. Sayang memang kalo image produk bermerk keren jadi ancur gara-gara modelnya bikin performa ecek-ecek.

Ngomong-ngomong kok bintangnya Lux selalu model, aktris, penari, peragawati, atau penyanyi ya? Mbok sekali-kali dari kalangan lain gitu, misalnya pemenang Kalpataru, atlet angkat besi, atau astronot..