Friday, October 12, 2012

Antologi "Nyesek"

Kalau kamu suka dia, bilang. Tapi kalau kamu nggak berani bilang, jangan pernah ketakutanmu bikin kamu nyesel.

***

Kolaborasi Hanung Bramantyo dan Dewi Lestari ini saya acungin empat jempol! Dua jempol dari tangan saya, dua jempol dari kaki saya. Soalnya biarpun Perahu Kertas sampek dipecah jadi dua seri sehingga saya terpaksa dateng ke bioskop dua kali, dua-duanya sukses bikin saya lengket sama kursi bioskop lantaran saya penasaran kepingin nonton credit crew sampek terakhir. Filmnya hampir sama bagusnya dengan novelnya, dan nggak salah film ini jadi trending topic di mana-mana.
Kugy dan Keenan kabur ke pinggir pantai untuk membahas mimpi masing-masing.
Keenan satu-satunya yang hafal semua dongeng karya Kugy yang dianggap irasional .

Kugy (Maudy Ayunda) dan Keenan (Adipati Koesmadji) diam-diam saling naksir sejak kuliah, tapi nggak pernah bilang satu sama lain. Siyalnya, sahabat Kugy, Noni (Sylvia Fully) malah nyomblangin Keenan dengan sepupunya sendiri, Wanda (Kimberly Ryder) sehingga Kugy jadi patah hati dan menghilang. Wanda yang kemecer setengah mati dengan Keenan, mencoba menipu Keenan dengan pura-pura beli lukisan Keenan, sehingga Keenan nekat drop out kuliahnya demi melukis profesional.

Ketika Keenan ngeh ditipu, Keenan putus asa dan kabur ke Bali untuk tinggal bersama Wayan (Tio Pakusadewo), pelukis yang dikaguminya dan secara kebetulan juga masih mantan pacar Lena, ibunya sendiri (Ira Wibowo). Di Bali itu dia mencoba menyusun hidupnya yang berantakan, dan berkencan dengan ponakan Wayan, Luhde (Elyzia Mulachela).
Keenan sudah memilih Luhde, seharusnya Luhde senang.
Tapi Luhde galau karena merasa dirinya selalu jadi bayang-bayang Kugy.

Tapi Keenan tidak pernah melupakan Kugy. Keenan pelan-pelan bangkit, lalu membuat lukisan pertamanya, yang inspirasinya datang dari dongeng-dongeng karya Kugy yang sering diceritakan Kugy saat dulu mereka masih dekat. Lukisan pertamanya tahu-tahu dibeli Remi (Reza Rahadian), seorang pengusaha periklanan top dan sejak itu karier Keenan melonjak menjadi pelukis ternama.

Dewi Lestari memang sengaja mempersempit setting dengan mempertemukan Remi dan Kugy, dan ujung-ujungnya mereka pacaran. Kugy akhirnya ketemu Keenan lagi setelah Keenan tiga tahun drop out kuliah, dan ternyata Keenan sudah jadi ilustrator jempolan dan sudah punya pacar.

Pertemuan itu bikin Kugy galau karena diam-diam ternyata ia masih mencintai Keenan yang nggak jomblo lagi, sedangkan ia sendiri sudah punya pacar. Keenan juga akhirnya sadar bahwa Kugy sudah di-tag Remi, sehingga Keenan memilih Luhde. Padahal Luhde ternyata selama ini penggemar tulisan Kugy, dan Luhde langsung minder karena merasa kalah keren ketimbang Kugy. Remi sendiri akhirnya tahu bahwa ternyata tunangannya diam-diam naksir sohibnya sendiri, dan lukisan yang dipujanya ternyata dibikin oleh sohibnya yang naksir tunangannya sendiri, sehingga film ini pun jadi mbulet karena tokoh-tokoh utamanya terjebak dalam lingkaran sesat yang campur-aduk antara perasaan salut terhadap saingan dan sekaligus patah hati.
Lihat adegan Kugy dan Remi ini, maka kau akan belajar tentang apa itu ikhlas.
Saya nangis waktu adegan ini, hihihi..cengeng banget deh saya :p

Film ini dilabelin buat Remaja, dengan konflik simpel yang sebetulnya nggak jauh-jauh dari kehidupan kita sendiri. Coba Jemaah semua acungkan tangan, siapa yang dulu punya gebetan tapi nggak berani ngomong langsung? Jika kalian mengaku, coba pikir-pikir, sekiranya sekarang ketemu lagi sama mantan gebetan, dan ternyata si mantan gebetan itu ngaku bahwa dia dulu juga naksir kalian, apakah kalian menyesal? Dengan kenyataan yang kayak gitu, jika sekarang si gebetan sudah bersama orang lain, dan kalian sendiri sudah bersama yang lain lagi, apakah ini yang dinamakan "nyesek"?

Sekian lama saya nonton film Indonesia, baru kali ini saya lihat pemeran utamanya nampak kucel dan jarang mandi. Maudy di sini nampak bebas make-up, mungkin disesuaikan sama karakter Kugy yang berantakan. Reza ternyata sukses mencuri perhatian banyak penonton, nampak dari komentar-komentar di Twitter yang menyatakan klepek-klepek lihat pembawaan tokoh Remi ini. Ira, yang sekarang lebih sering jadi model iklan krim anti-aging, juga masih menarik biarpun sudah berperan jadi emak-emak.

Sayangnya ada beberapa yang kurang pada film ini. Hanung nggak memainkan adegan Wanda kejeduk atap rumah kost Keenan yang kumuh, padahal Wanda dibikin antagonis dan adegan di bukunya sebetulnya lucu sekali. Juga tidak dieksplorasi kenapa Lena dulu putus dari Wayan dan malah memilih Adri (August Melasz) sehingga menghasilkan Keenan. (Meskipun saya sudah bisa menduga jawabannya: karena Adri nampak tajir dan elite, sedangkan Wayan hanyalah seorang pemuda bertattoo yang doyan melukis dan mulutnya bau asbak). Tapi yang bikin saya gusar adalah adegan yang tidak mendidik: Kugy dalam keadaan hamil malah naik perahu di laut demi mengalirkan perahu kertas. Gila apa, kalau di tengah laut dia kecemplung gimana? Bisa gugur janinnya nanti! Terlalu!

Film ini juga sukses bikin saya meneteskan air mata karena terharu. Yang pertama ketika Keenan minta Kugy nggak mengenang cinta mereka lagi, karena Keenan ikhlas Kugy sudah di-tag Remi. Yang kedua adalah ketika Remi akhirnya tahu bahwa Kugy memendam cinta diam-diam kepada Keenan meskipun Kugy sudah memilih Remi, dan dengan besar hati, Remi melepaskan Kugy. Seolah-olah di sini nampak pelajarannya: 1) Jangan kau ambil pacar orang lain, meskipun kau mencintainya, dan meskipun dia juga mencintaimu. 2) Saat kau sadari pacarmu sebenarnya lebih mencintai orang lain daripada mencintaimu, biarkan dia pergi meskipun kamu mencintainya setengah mati.

Ini memang film yang sarat cerita akan komplikasi yang timbul akibat suatu kesalahpahaman. Ceritanya yang membumi dan apa adanya bikin film ini nggak ngebosenin buat ditonton. Semua tokoh punya karakter yang kuat, alhasil penonton punya banyak pilihan menentukan karakter favorit. Mumpung sekuel keduanya masih main di bioskop, ayo nonton yuk! :)