Monday, April 29, 2013

Dongeng dari Bangsal Pasrah

Selama tiga minggu terakhir saya disuruh guru saya magang di bangsal khusus orang-orang yang punya penyakit di alat kandungan. Sebenarnya target saya cuman belajar penyakit-penyakit yang cemen-cemen kayak tumor jinak, mens nggak teratur, dan sejenisnya. Tapi pasien yang menderita begituan di bangsal ini nggak terlalu banyak, alhasil kalau waktu saya senggang, saya lebih sering bantuin kolega senior saya yang meladeni kanker-kanker kandungan. Kanker ini paling banyak berupa kanker leher rahim, jadi kali ini saya mau cerita tentang derita pasiennya.

Kanker leher rahim, atau lebih populer disebut kanker serviks, pada dasarnya adalah tumor yang tumbuh di kawasan antara vagina dan rahim. Kalau masih di stadium 1 atau 2, cukup angkat aja rahimnya, maka kankernya nggak akan nyusahin penderitanya lagi. Tapi yang kasihan kalau udah stadium 3, di mana kankernya nggak cuman main di leher rahim, tapi sudah ndusel-ndusel ke saluran kencing sehingga bikin ginjalnya rusak dan pasiennya susah pipis.

Sunday, April 21, 2013

Telat Haid? Jangan Kuatir

Seorang teman yang waswas curhat ke saya bahwa dos-q telat mens sekitar seminggu. Dos-q sudah beli test pack dan hasilnya negatif. Jika dia nggak hamil, ke manakah mensnya?

Ini sebenarnya sering dijumpai, kita telat mens dan kita langsung bertanya-tanya apakah kita hamil. Lebih gampang menerima jika test pack-nya positif, kalo hamil paling-paling ya tinggal dilanjutin. Tapi gimana kalo test pack-nya negatif dan kita nggak mens-mens jua, bukankah mens nggak teratur itu merupakan pertanda ketidaksuburan? Dan bagian yang penting, hampir 90 persen perempuan di dunia ini ternyata siklus haidnya nggak teratur (meskipun jumlah perempuan mandul di dunia ini nggak sampek 10 persen). Dan nampaknya, perempuan jaman sekarang, meskipun mereka nggak kepingin hamil pada saat yang tidak mereka inginkan, mereka lebih takut mandul.

Tuesday, April 9, 2013

Curiga Rujak Ini

Jadi ceritanya kemaren di kamar bersalin kami bikin selametan karena kami berhasil melalui musim kerja ini dengan baik. Di acara selametan ini kami traktir para bidan dengan rujak party.

Sebenarnya saya ini sama sekali nggak doyan rujak. Mungkin karena waktu dulu nyokap saya memperkenalkan rujak itu dengan bumbu petis dan itu penuh paksaan, akibatnya saya jadi nggak doyan banget. Kalau ada orang lain makan-makan rujak, saya biasanya minggir dan mojok sendirian sambil nenggak teh botol.

Lalu karena kali ini saya ingin belajar basa-basi (baca: mendekatkan diri) dengan para bidan, maka saya pura-pura ngambil sepiring potongan nanas, semangka, dan menyiraminya dengan bumbu. Kemudian sesuatu terjadi.

Lho, kok enak? Setelah piring saya habis, saya nambah lagi.

Lalu saya nambah lagi.

Dan lagi.

Lho, saya kok jadi doyan rujak??

Akhirnya rujaknya habis, dan saya hampir kekenyangan karena nikmat.

N.B. Kolega senior saya kasih tips, kalau bikin rujak party, sedia ketimunnya nggak usah banyak-banyak. Orang paling males ambil ketimun. Terbukti ketika buah-buahan lainnya udah abis, ini ketimunnya masih tersisa bejibun. Mau dibikin apa ini ketimunnya? Mosok mau dipakein masker mata?
www.laurentginekologi.wordpress.com
www.laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com

Monday, April 8, 2013

The New Simbok

Sepanjang hari kemaren saya melonjak-lonjak kegirangan lantaran senang karena my hunk akhirnya pulang setelah bepergian hampir seminggu keluar kota. Dos-q pesan ke saya supaya saya jemput dos-q di bandara malam itu karena pesawatnya baru datang jam 21.10. Pake maskapai singa, katanya. Saya mbatin bahwa naga-naganya pesawatnya bakalan delay karena saya tahu Singa itu jawaranya delay.

Pas maghrib jam 6 sore saya baru teringat kalau seyogyanya dos-q mendarat di Surabaya jam 21.10 maka mestinya take-off dari Jakarta itu kira-kira jam 19.00. Kalo take-off jam segitu, berarti boarding jam 18.45. Karena my hunk orangnya tertib dalam urusan naik pesawat, maka dos-q pasti udah masuk ruang tunggu dari jam 17.45. Saya berkedut samar-samar teringat kalau ruang tunggu di Cengkareng itu nggak ada kantinnya..

Saya buru-buru suruh my hunk makan malam dulu, takut si Singa delay dan ntar dos-q makannya telat. Terlambat. Dugaan saya benar. Dos-q udah kadung masuk ruang tunggu.

Jam 19.00 dos-q ngabarin saya bahwa ternyata si Singa sungguhan delay sampek 30 menit, it means pesawatnya baru berangkat jam 19.40. Artinya lebih lama lagi waktu yang akan dihabiskannya di ruang tunggu tanpa makan malam. Saya mbatin sebal. My hunk itu orangnya be-te-an kalau perutnya udah laper.

Akhirnya begitu dos-q kabarin bahwa dos-q sudah dipanggil masuk pesawat, saya buruan capcus siap-siap jemput dos-q ke bandara. Sepanjang jalan saya mengingat-ingat di bandara ada kantin mana yang enak. Saya melenguh dalam hati coz ingat di Juanda itu yang enak cuman Dunkin Donuts. Sisanya makanan-makanan biasa aja, harganya terlalu mahal malah.

Waktu my hunk datang, saya tanyain dos-q kepingin makan apa, soalnya di rumah nggak ada stok makan malam lantaran seharian saya kuliah sampek sore. Dos-q kepingin makan di rumah aja, bikin indomi goreng. Saya segera menyadari bahwa dos-q lebih kangen rumah ketimbang merespon lapar.

Tapi sepanjang jalan dari bandara ke rumah, dos-q diam. Saya memijat-mijat lengannya, tapi dia tidak berespon. Dalam hati rasanya saya kepingin nendang bokong saya sendiri. Tentu saja dia lapar, dodol. Saya melirik-lirik restoran-restoran langganan kami sepanjang jalan, siapa tahu ada yang buka, tapi gairah rumah makan di jalur Surabaya Selatan sampai Timur begitu lesu padahal itu malam minggu.

Malam itu di rumah saya membuka kaleng sarden dan my hunk makan dengan lahap. Baru setelah makan itu dos-q bicara banyak dan saya mulai mengenali kembali sebelah dirinya yang riang.

***

He cannot live without me. Biasanya dos-q makan nungguin saya. Bahkan dos-q seringkali nggak menyadari dirinya lapar, sehingga saya yang menyadarinya duluan ketika mood-nya turun. Dan dos-q nggak makan karena saya nggak ngingetin. Saya nggak ngingetin karena saya memang nggak ada di sampingnya waktu dos-q nungguin si Singa di bandara itu.

Lalu saya sampai pada pertanyaan, memangnya dos-q anak kecil ya sampek-sampek saya harus bertindak sebagai ibunya untuk menyuruhnya makan malam?

Separuh diri saya menjawab tidak, tapi separuh diri saya menyadari, iya. Mungkin karena ketika laki-laki semakin dewasa, dia mulai memprioritaskan hal-hal lain selain dirinya sendiri. Termasuk menaruh rasa lapar sebagai prioritas bawah. Di situ gunanya istri. Untuk menyeimbangkan isi kepala suami. Iya sih, memang lama-lama kedengaran kayak simbok..

Saya cuman masih harus belajar simbok macam apa yang harus saya perankan. Kalau saya terlalu jauh jadi simbok, my hunk bisa jenuh. Tapi kalau kadar ke-simbok-an saya terlalu rendah, my hunk bisa kurang gizi atau langganan sakit maag.

Mungkin saya perlu belajar dari para simbok senior yang sukses menjadi simbok.
www.laurentginekologi.wordpress.com
www.laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com

Wednesday, April 3, 2013

Supaya Operasi Anda Aman dan Nyaman

Mendengar kata "operasi", umumnya orang selalu jiper duluan. Membayangkan tubuh dibuka bikin siapapun jadi nggak doyan makan. Sepertinya kalau disuruh operasi, orang langsung bilang "No!" keras-keras. Alasannya takut terasa sakit ketika dioperasi, takut mati gara-gara (membayangkan) badannya "dibelah", dan lain-lain. Siyalnya kadang-kadang musibah nggak bisa ditolak, sakit bisa melanda, akibatnya diri sendiri atau keluarga yang dicintai terpaksa harus dioperasi untuk menyembuhkan penyakit. Saya pernah menyaksikan seseorang menelepon semua kawannya karena boss saya hendak mengoperasinya besoknya, seolah-olah itu hari terakhir dia hidup. Saya membatin bahwa uangnya akan habis bukan untuk bayar operasi, tapi habis untuk bayar pulsa yang dia habiskan untuk menelepon semua orang di phonebook HP-nya.

Saking takutnya orang dioperasi, sering juga kita mendapati banyak orang yang kepepet sama (rasa) sakitnya malah akhirnya minta dioperasi. Saya sendiri, yang tiap hari berjibaku mengurusi orang melahirkan, sering banget dapet permintaan dari pasien saya yang minta dioperasi aja karena nggak tahan sakitnya melahirkan. Jaman saya masih praktek di desa dulu, kalau saya ketemu orang yang sesak napas karena sakit TBC kronik, maka pertanyaan dari pasien saya adalah "Dok, apa saya harus dioperasi?" Nyokap saya juga ternyata termasuk lucu. Waktu saya dulu masih kecil banget dan divonis harus pakai kacamata (padahal jaman dulu langka banget lho anak kecil yang pakai kacamata, nggak kayak sekarang), nyokap saya menatap dokter matanya dengan cemas dan bertanya, "Apakah mata anak saya harus dioperasi?"

Sebenarnya, kejadian operasi itu sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Operasi, artinya pembedahan, yaitu kegiatan mengiris, memotong, dan atau menjahit anggota tubuh manusia. Anak laki-laki Anda pernah disunat? Atau kakak perempuan Anda pasang susuk KB di lengannya? Atau kaki Anda terluka sehingga terpaksa dijahit? Nah, acara sunat, pasang susuk KB, atau jahit luka, itu sebetulnya termasuk operasi, saking aja klasifikasinya disebut operasi kecil. Karena dalam kegiatan menyunat kulit kemaluan pria, ada adegan mengiris kulit dengan pisau. Untuk menyelipkan susuk KB, harus mengiris kulit lengan dengan pisau. Menjahit luka jelas perlu jarum dan benang. Itu semua kegiatan operasi kecil lho.

Nah, semua kegiatan operasi, baik itu operasi kecil maupun besar, perlu bius supaya pasiennya nggak kesakitan sementara tubuhnya "dikerjakan". Jenis obat bius yang digunakan bermacam-macam, tergantung besarnya operasi yang dilakukan. Bius itu sendiri ada bius lokal, ada bius umum. Bius lokal artinya obat hanya bekerja pada daerah-daerah tertentu. Misalnya menjahit betis kaki yang terluka, maka obat bius hanya membuat mati rasa betisnya, tapi tidak sampek membuat mati rasa sebelah badan yang lain (sehingga di tengah-tengah dokter lagi menjahit betisnya, pasien masih bisa main HP atau bahkan makan martabak). Bius umum artinya obat bekerja di seluruh badan, akibatnya pasien menjadi ketiduran sehingga operasi dilakukan selama pasien tetap tidur.

Bius itu sendiri adalah tindakan yang berisiko, apalagi bius umum. Apa pasal? Soalnya obat bius untuk bius umum nggak cuma bikin pasien jadi tidur, tapi juga bisa bikin pernapasan pasien menjadi tertekan. Pernah dengar pecandu narkoba kejang-kejang sebelum kemudian tewas? Nah, itu karena obat yang dia konsumsi telah menghimpit pernapasannya, sehingga dia kehabisan oksigen untuk otak, otaknya menjadi rusak sehingga reaksi otaknya adalah kejang-kejang.

Wew, jadi lumayan berbahaya ya bius itu? Makanya obat bius nggak boleh dipakai sembarangan. Syarat pemakaian obat bius adalah orangnya harus dalam keadaan sehat, didefinisikan sebagai jantungnya baik, parunya oke, livernya bagus, dan ginjalnya ciamik. Konsekuensinya, orang kalau mau dibius ya harus disurvey dulu, apakah syarat-syarat sistem tubuhnya terpenuhi. Kalau syarat itu gagal, maka biusnya batal. Akibatnya operasinya juga nggak boleh dilaksanakan. Jadi, nggak sembarang orang boleh minta dioperasi.

Sekarang, bagaimana kalau kita yang harus dioperasi, atau misalnya keluarga kita yang harus dioperasi? Maka kontribusi kita adalah menyiapkan operasi dengan baik. Ini yang bisa kita lakukan:

1. Jangan makan.
Obat bius bekerja melumpuhkan otot lambung. Jika lambung terisi makanan padahal pasien sedang dibius, pasien bisa muntah selama operasi.
Makanya, selama enam jam sebelum operasi dimulai, pasien nggak boleh makan.

2. Jangan pakai perhiasan.
Bukan, bukan masalah pasien nggak nampak cantik selama badan pasiennya lagi "digarap". Tapi kalung, cincin, dan gelang yang kita pakai itu mengandung kuman, sedangkan kamar operasi adalah kamar yang steril. Tenang aja, nanti setelah operasi, cincin kawinnya boleh dipakai lagi kok.

3. Lepaskan gigi palsu.
Susternya nggak akan tanya ini ke pasien yang masih muda dan giginya belum copot. Tapi jaman sekarang sudah banyak kan yang masih kinyis-kinyis sudah pakai gigi palsu? Copotlah gigi palsu Anda sebelum dioperasi dan titipkan ke keluarga Anda.
Seperti yang saya bilang, obat bius akan menghimpit pernapasan, dan untuk mengantisipasinya, dokter ahli bius akan memasukkan pipa bantuan napas ke mulut Anda supaya selama operasi Anda bernafas dengan bantuan mesin. Bayangkan kalau dokternya yang nggak tahu apa-apa itu memasukkan pipa napas dan nggak sengaja mendorong gigi palsu Anda sehingga giginya tertelan..

4. Hapus cat kuku.
Cat kuku sekarang unyu-unyu, ada yang cap glitter, ada yang dilukis, ada yang warna burgundy. Tapi di ruang operasi, semua kuku harus polos tidak bercat!
Seperti yang pernah saya tulis, rona kuku Anda yang berwarna merah muda itu pertanda oksigen masih mengalir deras dalam tubuh Anda. Rona kuku yang tetap putih setelah dipencet dua detik, pertanda tubuh sudah kekurangan oksigen dan tubuh siap-siap mau tewas. Kalau pasien masih pakai cat kuku selama dioperasi, gimana dokternya mau tahu si pasien ini cukup oksigen atau tidak?

5. Jangan maksa masuk ke ruang operasi.
Mentang-mentang operasi itu jarang-jarang, jadi bapaknya mau ikutan masuk, ibunya juga, termasuk aa-nya, teteh-nya, pakde-nya, bude-nya, dan semua tante-tante yang naik mobil kij..

Memang sekarang sudah banyak rumah sakit ngijinin suami menemani istri di dalam kamar operasi sementara istrinya dioperasi Cesar. Itu tergantung kemampuan rumahsakitnya untuk mengatur keluarga supaya tetap berperilaku baik selama di dalam kamar operasi. Perilaku baik itu antara lain, menjaga supaya nggak bawa kuman dari luar, nggak ribut nyorakin dokter yang lagi mengoperasi pasien, apalagi sampek berkeliaran di sekitar pasien sambil jepret-jepret pake kamera HP dengan blitz..
www.laurentginekologi.wordpress.com
www.laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com