Sebagai dokter, tentu saja saya sering banget dapet pertanyaan-pertanyaan sepele dari orang awam tentang mitos-mitos berbau kesehatan. Semisal, “Dok, apakah benar kalau ibu habis melahirkan itu nggak boleh keluar rumah dulu?” Atau, “Mbak Dokter, bener nggak sih makan nanas bisa bikin keguguran?” Atau ini yang repot, “Mbak Vic, emang bener ya, kalo kepingin punya anak yang kulit putih, bikinnya harus waktu subuh-subuh??”
Saya, yang orangnya terlalu realistis sampek-sampek nggak percaya mitos, kadang-kadang bingung sendiri, dari mana orang lain bisa dapet ide-ide nggak rasional kayak gitu. Lalu karena saya percaya bahwa segala fenomena itu sebenarnya bisa dijelaskan secara ilmiah, jadi saya selalu berusaha cari jawaban pertanyaan-pertanyaan orang awam itu pada sumber-sumber yang valid (misalnya buku teks atau jurnal ilmiah). Hasilnya, sebagian mitos itu benar, tapi sebagian lagi ternyata sesat.
Problemnya, kan nggak semua orang itu sekolah tinggi ya, jadi kalau dia dapet suatu mitos yang menarik, dia langsung percaya mentah-mentah. Tapi bagian susahnya, dia nggak cuman percaya, tapi dia langsung sebarkan mitos, yang belum tentu benar itu, ke mana-mana.
Dengan jaman 2.0 sekarang, gampang banget nyebarin mitos itu, bisa via Twitter, via Facebook, milis, Messenger, dan entah apa lagi. Siyalnya, supaya penyebar mitos itu terdengar meyakinkan, dia nyantumin nama siapaa gitu yang katanya sih ilmuwan, dan kalau bisa dipasangin namanya ilmuwan (fiktif) yang kedengarannya kompeten atas isu yang disebutkan.
Kasus yang akan saya ceritakan ini sudah agak basi, tapi masih berguna buat kita semua. Alkisah, beredar broadcast BBM yang bilang begini, menurut Prof Budi Iwan SpOG (ini bukan nama sebenarnya, saya karang-karang sendiri aja), “Jangan minum es kalo lagi haid, soalnya minum es pada waktu menstruasi bisa bikin kanker rahim”. Broadcast-an ini nyebar ke mana-mana, lalu salah satunya yang ketiban broadcast-an ini adalah seorang temen, yang kemudian nanyain kebenaran isu ini ke saya tadi siang. Karena saya selama ini sudah mengira diri saya adalah mahasiswa sekolah kandungan, jadi mau nggak mau saya harus cari dong kebenarannya secara ilmiah. Setelah saya tanya ke jurnal sana-sini, ternyata nggak ada tuh penelitian yang bilang bahwa minum es waktu lagi dapet itu bisa bikin kanker rahim. Jadi Prof Budi Iwan SpOG kesambit apaan kok bisa ngomong begitu?
Akhirnya saya lacaklah pesan atas nama Prof Budi Iwan SpOG itu. Hasilnya: Ya, di Indonesia ini memang ada yang dokter ahli kandungan yang bernama Budi Iwan, tapi dia belum jadi Profesor. Nah lhoo..mosok orang belum pernah jadi profesor ngaku-ngaku jadi Prof di BBM?
Berikutnya, saya mendapatkan bahwa broadcast-an ini ternyata sudah beredar semenjak dua bulan yang lalu, dan sudah dicaci habis-habisan di Twitter. Isi broadcast itu sama sekali bohong, itu hoax yang sangat menyesatkan. Jadi, Budi Iwan memang belum profesor. Dia nggak pernah menyebutkan bahwa minum es waktu haid bisa bikin kanker rahim. Bahkan, tidak ada bukti ilmiah bahwa minum es ketika lagi menstruasi bisa bikin kanker rahim. Masihkah kita percaya sama hoax ini?
Saya mikir lebih lanjut. Kenapa ada orang mau sebarkan pesan hoax atas nama (Prof) Budi Iwan SpOG tentang mitos yang keliru? Prasangka jelek saya, ada yang kepingin menjatuhkan nama kolega saya dengan menyebar kebohongan atas nama beliau. Skenarionya, lambat laun orang akan percaya ini hoax, lalu orang mempersalahkan (Prof) Budi Iwan karena nyebarin berita bohong. (Prof) Budi Iwan nggak akan dipercaya lagi, lama-lama rejeki beliau pun berkurang. (Karena saya sudah membaca, dr Budi Iwan, bukan Prof, populer karena sering menulis di website, berpraktek di Jakarta dan prakteknya sangat laris. Pasti ada aja orang yang iri kan?)
Prasangka alternatif saya yang lain, ada yang kepingin menjatuhkan omzet perusahaan minuman es. Bayangin, kalau jutaan cewek yang lagi mens nggak mau makan es krim karena takut kanker, berapa perusahaan es krim yang akan merugi?
Seperti kata iklan rokok, “nggak semua yang loe baca itu bener”. Nggak selalu broadcast yang kita terima itu bisa dipercaya. Cobalah kalau suatu nerima informasi, entah itu yang kedengarannya ilmiah atau cuman sekedar mitos, jangan ditelan bulet-bulet, tapi pastikan dulu kebenarannya langsung pada orang yang bisa dipercaya kompetensinya. Supaya kita nggak rugi karena mempercayai berita bohong. Supaya perusahaan es krim nggak rugi karena dijauhin cewek-cewek yang lagi dapet. Dan akhirnya, supaya kita tetep bisa nyeruput es krim dengan tenang biarpun kita lagi mens..