Mungkin karena saya kepo, jadi saya suka curious kalau liat orang-orang nulis status di Facebook yang sedih-sedih.
"Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.."
Atau,
"Ku harus pergi meninggalkan kamu yang telah hancurkan aku. Sakitnya.."
Lebih parah lagi,
"Tapi..kamu kok selingkuh?"
Ya namanya orang (sok) perhatian kayak saya, jelas terperanjat liat teman-teman nulis status-status kayak gitu. Apalagi yang nulis status kayak gitu biasanya orang-orang yang saya kenal sebagai..err, gimana yah..punya track record yang kurang memuaskan dalam urusan percintaan (huek!). Tahu sendirilah maksud saya, yang flirting-nya dulu gagal, sehingga kalau bisa married akhirnya kok ya menimbulkan reaksi "Alhamdulillah, ternyata kamu cukup seksi juga buat orang lain". Jadi kalau sampek kemudian rumahtangganya berujung ke konflik di ujung tanduk, kok ya seharusnya itu tidak mengejutkan..
Biarpun gitu ya saya tetap prihatin kalau ada teman yang bercerai. Jadi kadang tangan ini rasanya gatel juga kalau nggak ngetik komentar, "(Rumahtangga) kamu kenapa?"
Tapi..karena separuh diri saya ini sebetulnya cuek bebek, susah memahami kesulitan orang-orang yang sudah menikah karena saya sendiri belum menikah, jadi niat untuk belagak (sok) prihatin kadang-kadang malah jadi urung. Penyebabnya simpel: Kalau komentar di sebuah status di Facebook itu, lalu ada orang lain komentar di status itu juga, pasti kita kena notifikasi toh? Nanti HP saya jadi bunyi centang-centung terus lantaran banjir notifikasi. Berisik, tau!
Jadi alih-alih komentar di statusnya yang kedengerannya galau itu, kadang-kadang saya menunda komentar dulu. Saya buka profilnya, lalu saya lihat isi wall-nya. Kalau kebanyakan isinya adalah sampah-sampah berisi iklan online shop, statusnya bisa diabaikan, mungkin orangnya memang lagi galau akut, nggak pernah buka internet, sekalinya galau malah buka Facebook-nya yang udah lama nggak dibuka. Tapi kalau sudah sebulan ini isinya status galau melulu, dan sering update status galau minimal dua kali seminggu, berarti itu memang galau kronik dan layak dihibur.
Tapi pernah nggak sih kepikiran di kita, kadang-kadang orang yang nulis status itu belum tentu mau dikomentari. Maksudnya belum tentu seneng dihibur, ditanyain "kamu kenapa" gitu. Dia nulis gitu cuman karena kepengen aja. Dan dikomentarin justru mengganggu, coz nanya "kamu kenapa?" tidak akan pernah menyelesaikan persoalan, apalagi kalau hiburan hanya berhenti sampek sebatas "kamu kenapa". Akan jauh lebih membantu si galau itu jika kita nulis komentarnya gini, "Sini, mana suami lu yang tukang selingkuh itu, biar gw jepit bolanya pake sendal jepit!" (Tapi dijepit sungguhan lho ya, bukan cuman gertak di Facebook doang)
Yang repot itu ya orang kayak saya ini, sudah capek-capek kepo, sok perhatian, giliran saya nanya, "kamu kenapa? Kok sedih.."
Paling dijawab, "Heh? Sedih? Enggak kok!"
Saya: "Lho, itu isi statusnya kok kayak gitu.."
Dia: "Ooh..bukan, Mbak! Itu lagi ngapalin lagu buat karaoke sama boss nanti malem! Tau kan, itu lagunya Kangen Band.."
Saya tepok jidat. Ya elah, saya kan emang nggak pernah nonton tipi. Kangen Band itu band mana pula itu??
Bah! Tiwas saya sudah capek-capek perhatian dengan status orang, ternyata yang dikepoin itu bukan lagi sedih, tapi lagi nyanyi..
Moral dari cerita ini: Sebelum kamu kepo, cobalah kamu memperluas cakrawala pengetahuanmu dengan sering-sering menonton Inbox dan Dahsyat.
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com
"Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.."
Atau,
"Ku harus pergi meninggalkan kamu yang telah hancurkan aku. Sakitnya.."
Lebih parah lagi,
"Tapi..kamu kok selingkuh?"
Ya namanya orang (sok) perhatian kayak saya, jelas terperanjat liat teman-teman nulis status-status kayak gitu. Apalagi yang nulis status kayak gitu biasanya orang-orang yang saya kenal sebagai..err, gimana yah..punya track record yang kurang memuaskan dalam urusan percintaan (huek!). Tahu sendirilah maksud saya, yang flirting-nya dulu gagal, sehingga kalau bisa married akhirnya kok ya menimbulkan reaksi "Alhamdulillah, ternyata kamu cukup seksi juga buat orang lain". Jadi kalau sampek kemudian rumahtangganya berujung ke konflik di ujung tanduk, kok ya seharusnya itu tidak mengejutkan..
Biarpun gitu ya saya tetap prihatin kalau ada teman yang bercerai. Jadi kadang tangan ini rasanya gatel juga kalau nggak ngetik komentar, "(Rumahtangga) kamu kenapa?"
Tapi..karena separuh diri saya ini sebetulnya cuek bebek, susah memahami kesulitan orang-orang yang sudah menikah karena saya sendiri belum menikah, jadi niat untuk belagak (sok) prihatin kadang-kadang malah jadi urung. Penyebabnya simpel: Kalau komentar di sebuah status di Facebook itu, lalu ada orang lain komentar di status itu juga, pasti kita kena notifikasi toh? Nanti HP saya jadi bunyi centang-centung terus lantaran banjir notifikasi. Berisik, tau!
Jadi alih-alih komentar di statusnya yang kedengerannya galau itu, kadang-kadang saya menunda komentar dulu. Saya buka profilnya, lalu saya lihat isi wall-nya. Kalau kebanyakan isinya adalah sampah-sampah berisi iklan online shop, statusnya bisa diabaikan, mungkin orangnya memang lagi galau akut, nggak pernah buka internet, sekalinya galau malah buka Facebook-nya yang udah lama nggak dibuka. Tapi kalau sudah sebulan ini isinya status galau melulu, dan sering update status galau minimal dua kali seminggu, berarti itu memang galau kronik dan layak dihibur.
Tapi pernah nggak sih kepikiran di kita, kadang-kadang orang yang nulis status itu belum tentu mau dikomentari. Maksudnya belum tentu seneng dihibur, ditanyain "kamu kenapa" gitu. Dia nulis gitu cuman karena kepengen aja. Dan dikomentarin justru mengganggu, coz nanya "kamu kenapa?" tidak akan pernah menyelesaikan persoalan, apalagi kalau hiburan hanya berhenti sampek sebatas "kamu kenapa". Akan jauh lebih membantu si galau itu jika kita nulis komentarnya gini, "Sini, mana suami lu yang tukang selingkuh itu, biar gw jepit bolanya pake sendal jepit!" (Tapi dijepit sungguhan lho ya, bukan cuman gertak di Facebook doang)
Yang repot itu ya orang kayak saya ini, sudah capek-capek kepo, sok perhatian, giliran saya nanya, "kamu kenapa? Kok sedih.."
Paling dijawab, "Heh? Sedih? Enggak kok!"
Saya: "Lho, itu isi statusnya kok kayak gitu.."
Dia: "Ooh..bukan, Mbak! Itu lagi ngapalin lagu buat karaoke sama boss nanti malem! Tau kan, itu lagunya Kangen Band.."
Saya tepok jidat. Ya elah, saya kan emang nggak pernah nonton tipi. Kangen Band itu band mana pula itu??
Bah! Tiwas saya sudah capek-capek perhatian dengan status orang, ternyata yang dikepoin itu bukan lagi sedih, tapi lagi nyanyi..
Moral dari cerita ini: Sebelum kamu kepo, cobalah kamu memperluas cakrawala pengetahuanmu dengan sering-sering menonton Inbox dan Dahsyat.
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com