Tuesday, July 23, 2013

Dua Tahun Minta Pensiun

Setiap kali saya ngeliatin HP, mendadak saya langsung teringat orang yang mau kena serangan epilepsi. Soalnya HP saya senengnya bengong dan nggak mau diajak ngapa-ngapain. Tapi di tengah-tengahnya ada jam pasir. Biasanya saya nunggu satu menit dulu, baru setelah itu HP saya mau kerja. Dan itu sangat mengganggu, karena mobilitas saya dihitung dalam detik.

Saya mau protes, tapi apa daya saya teringat janjinya tukang HP yang dulu ngejual HP saya ini. “Garansinya cuman dua tahun lho, Teh,” katanya. Baru sekarang, kutukan dua tahun itu terasa benar adanya. Setelah dua tahun bersama saya, HP saya mulai nunjukin tanda-tanda geriatri. Lemot, bengong, baru diajak ngebut dikit aja langsung kecapekan.


Saya nyoba nyari HP lain yang garansinya lebih dari dua tahun, tapi kok ya nggak ada. Berarti kesimpulannya, jaman sekarang, orang-orang memang diciptakan untuk ganti HP dua tahun sekali.

Dan buat saya itu nggak adil. Soalnya saya orangnya telaten merawat barang-barang saya. Kalau nggak nambah-nambah manfaat, ya ngapain saya beli yang baru? Makanya saya sebel kalau HP saya mulai rese. Seolah-olah saya menatap tampangnya dan bertanya, “Kamu itu minta dipensiunkan tah, Nduk?”