Sunday, August 31, 2014

Karena Liburan Itu Lifestyle

Ketika saya masih kanak-kanak dulu, bepergian ke pulau lain adalah konsep mewah yang jarang bisa dialami oleh keluarga saya. Penyebabnya apalagi kalau bukan harga tiket pesawat terbang yang masih cukup mahal. Dengan maskapai penerbangan yang jumlahnya hanya sedikit, praktis kami sering tidak punya pilihan untuk sering-sering liburan. Naik pesawat menjadi hal yang sangat mewah, bahkan melewati bandara dan memandangi pesawat-pesawat yang parkir di depan hanggar saja sudah bisa membuat saya iri. Batin saya waktu itu, alangkah senangnya bila bisa naik pesawat itu, pergi ke kota lain yang tidak pernah saya lihat kecuali hanya bisa saya baca dari majalah.

Air Asia mengubah itu semua, ketika maskapai asal Malaysia itu merambah pelayanannya ke Indonesia. Dengan memangkas biaya-biaya yang tidak terlalu perlu, seperti menyediakan makanan, biaya reservasi, dan lain sebagainya, membuat acara bepergian naik pesawat dengan tiket murah menjadi hal yang mungkin. Ketika terbang dengan maskapai lain bisa memakan biaya sampai jutaan rupiah, saya bisa melenggang liburan dengan hanya berbekal Rp 300-400 ribuan saja. Bahkan terbang dengan Air Asia pun bisa sama murahnya dengan naik kereta api. Asyik kan? Siapa bilang naik pesawat itu harus mahal?


Banyak sekali keunggulan yang dapat saya alami untuk mengirit biaya bila naik Air Asia. Saya selalu memilih self check in, alias check in sendiri pada komputer yang sudah disediakan di ruang keberangkatan. Ini menghemat waktu saya karena tidak perlu mengantre di depan loket check in.

Jika saya membeli tiket Air Asia, saya selalu pilih bawa bagasi seminimal mungkin. Karena makin sedikit bagasi yang kita bawa, makin sedikit juga biaya yang harus kita bayar. Dan jika bepergian dengan orang lain pun, saya selalu pilih tidak booking nomor seat supaya tidak menimbulkan biaya ekstra.

Air Asia ternyata juga membuat hidup saya berubah, terutama merubah kebiasaan. Dulu-dulu jika hendak berlibur saya harus menunggu pengumuman liburan kuliah atau cuti dari kantor dulu. Bila sudah menjelang hari libur tiba, baru saya blingsatan mencari tiket pesawat, itu pun juga baru saya beli jika anggaran saya cukup. Sekarang, dengan adanya Air Asia, kebiasaan cari tiket menjelang liburan itu pun mulai hilang. Karena Air Asia sering mengadakan promo tiket murah, dan jadwal penerbangan dari tiket tersebut umumnya baru sekitar 6-12 bulan lagi, maka kini saya cenderung menyesuaikan jadwal kerja saya dengan jadwal terbang tiket murah tersebut. Akibatnya bukan lagi jadwal liburan yang menyesuaikan dengan jadwal kerja, tetapi jadwal kerjalah yang menyesuaikan dengan jadwal liburan saya. Liburan saya menjadi lebih terencana karena saya sudah membeli tiket jauh-jauh hari, sehingga saya bisa menentukan target liburan tersebut akan berlangsung berapa hari, menginap di mana, selama liburan itu hendak ke mana saja, dan lain sebagainya. Hasilnya, liburan saya pun terasa lebih berkualitas J

Berlibur bersama Air Asia juga cenderung lebih hemat. Bukan saja karena tiketnya yang sudah murah, namun program kerja sama Air Asia dengan Tune Hotels dan grup Ibis Hotel bikin saya bisa menginap di hotel-hotel yang bagus dengan harga diskon. Belum lagi sekarang bila terbang ke Jakarta, dengan layanan karpet merahnya, Air Asia menyediakan Golden Bird untuk menjemput kita di Jakarta dan mengantar sampai tempat tujuan. Saya sendiri juga anggota BIG Points, yaitu program loyalti yang menyediakan point setiap kali kita menggunakan layanan Air Asia. Akibatnya setiap kali baru mendarat dari Air Asia, saya jadi bersemangat ingin naik Air Asia lagi.

Ada yang paling saya rindukan setiap kali naik Air Asia, yaitu membaca majalah Travel 3Sixty. Seperti majalah yang saya tunjukkan di foto di samping alinea ini, majalah resmi terbitan Air Asia yang terselip di semua kursi pesawatnya ini adalah teman setia saya yang bikin saya nggak pernah ketiduran tiap kali terbang. Sebagai penulis, saya jujur bilang bahwa majalah ini keren dengan foto-foto travelling yang berkualitas dan bikin ngiler ingin terbang ke lokasi fotonya. Ditambah gaya penulisan majalahnya yang lincah dan penuh deskripsi tentang tempat-tempat wisata yang ciamik, plus tips-tips yang bermanfaat jika pembaca ingin pergi ke tempat-tempat tersebut. Sebagian tulisannya bahkan ditulis oleh penumpangnya sendiri, karena Air Asia memang seolah ingin merangkul penumpangnya untuk ikut membagikan kisah-kisah liburannya ke pembaca lainnya. Sayang banget majalah ini nggak boleh dibawa pulang, karena kalau boleh, pasti sudah jadi bahan koleksi saya di rumah, hahaha..

Sebetulnya ada bagian yang paling sering saya omeli dari Air Asia, yaitu keterbatasan layanan bagasinya. Kendati Air Asia kini mewajibkan penumpangnya membayar biaya bagasi sedikitnya 15 kilogram setiap kali terbang, namun biaya kelebihan bagasinya cenderung lebih mahal. Sebenarnya ini bagus, karena memaksa penumpang jadi terbiasa untuk tidak membawa terlalu banyak bagasi jika berlibur. Seperti yang kita ketahui, umumnya orang yang pulang berlibur akan membawa bagasi yang lebih banyak daripada saat berangkat liburan, karena tambahan bawaannya berupa souvenir yang dibelinya di tempat liburan (dan seringkali kebiasaan konsumtif membuat kita membeli souvenir-souvenir yang tidak perlu). Dengan adanya biaya kelebihan bagasi yang mahal ini, kita akan jadi berpikir berkali-kali untuk belanja souvenir secara berlebihan. Maka, selama liburan pun kita akan lebih cenderung memilih untuk cari pengalaman petualangan ketimbang mencari barang oleh-oleh. Liburan kita akan terasa lebih kaya karena kita memilih “membeli pengalaman”, bukan “membeli harga”.

Masih banyak hal yang saya harapkan dari Air Asia di masa datang. Terutama saya ingin Air Asia melebarkan rute penerbangannya ke Indonesia bagian timur. Masih banyak tempat-tempat liburan menarik di area Indonesia yang saya ingin bisa terjamah oleh Air Asia, seperti Raja Ampat, Flores, Ora, Makassar, dan Soroako. Seandainya Air Asia bisa terbang ke sana dengan tiketnya yang terbilang lebih murah daripada maskapai-maskapai lain itu, saya yakin pariwisata Indonesia akan semakin terangkat dan pendapatan daerah-daerah tersebut pasti meningkat. Akhirnya, tentu yang paling menikmati manfaatnya adalah daerah tersebut. Turis pendatang senang, dan penduduk lokal juga pasti bangga bila Air Asia mendarat di sana.

Semoga dengan 10 tahun pelayanan Air Asia di Indonesia ini, semakin banyak orang bisa bepergian keliling Indonesia dan bahkan sampai ke mancanegara. Dan semoga dengan adanya Air Asia ini, semakin banyak juga orang yang bisa menikmati liburan sebesar-besarnya meskipun dengan anggaran pribadi yang terbatas. Karena  liburan bukanlah hal mewah, melainkan pemicu agar kita bisa menikmati pekerjaan kita dan menjadi manusia yang lebih produktif lagi. Bersama Air Asia, liburan itu adalah lifestyle. J