Friday, January 30, 2009

Babyface Protes


Untuk ukuran seorang fresh-graduated, krisis perempat baya kadang-kadang bisa menyakitkan. Apalagi kalo yang fresh-graduated-nya itu lulusan sekolah dokter.

Gw ngga terlalu suka ngomongin diri sendiri, apalagi kepada orang yang baru gw kenal. Gw paling sebal diajukan pertanyaan bodoh, "Vic, kamu udah lulus belum?"

Biasanya gw jawab aja, "Belum lulus masternya, coz kuliahnya juga ngga dateng, hehehe.."

Maka yang nanya melongo, dan nanya lagi, "Oh..tapi S1-nya udah?"

Ya oloh, nih orang tolol apa dungu sih? Mana ada umur 26 belum lulus sarjana juga? Memangnya gw tipikal mahasiswa abadi yang ngga lulus-lulus? (Eh.. Ada ding, temen gw masih bekutetan juga sama bangku kuliah dan belum diwisuda jadi SE dan SPsi, padahal umurnya sama ama gw. Berkat dosennya yang selalu rajin nolak skripsinya.)

Maka gw menjawab dengan sabar, "Kalo ngga salah sih, kayaknya udah. Tapi coba nanti gw liat dulu di rumah, ijazahnya ada apa enggak. Soalnya seingat gw, gw dapet S1 gw empat tahun lalu.."

Nah, si penanya itu nanya lagi, "Lha sekarang kerjaan kamu ngapain di dusun situ?"

"Ah," gw mencoba menjawab dengan bahasa yang kedengarannya ringan. "Ada beberapa orang sakit yang butuh perawatan di sana dan Depkes ngirim gw untuk berusaha membantu mereka sedikit-sedikit."

"Ooh..PTT ya?" sang penanya mengangguk-angguk. "Enak ngga di sana? Kan ngga ada TV, DVD.."

Gw nyengir. "Ya dienak-enakin. Toh cuman bentar, sampai kontraknya kelar."

Dan sang penanya pun berseloroh, "Wah, berat juga ya perjuangan calon dokter tuh.."

Mahagubrag! Maksudnya dia mungkin simpati, tapi gw mendengarnya sebagai kebodohan.

Calon?! Jadi dikiranya PTT tuh belum jadi dokter?!

Pertanyaan-pertanyaan kayak gini biasanya keluar dari mulut orang-orang yang kenalan ama gw, dan mereka biasanya pernah sekolah sosial-politik, farmasi, atau teologi. Gw kadang-kadang bertanya-tanya mereka diajarin apa aja sih selama kuliah dulu, sampai hal-hal basic kayak gini aja ngga tau. Apakah kebetulan gw sebenarnya telah ngobrol dengan orang-orang yang salah?

Coz kalo pembicaraan di atas dirangkai mirip puzzle, maka gw bisa narik benang merah bahwa:
1. Penanya ini ngga tau bahwa seseorang berumur 26 yang pernah sekolah kedokteran itu harusnya udah lulus sekarang sebagai dokter. Kalo umur segini belum lulus juga, berarti dia punya masalah seperti kebanyakan beranak, tukang bolos, atau pernah ngegembosin ban mobilnya Dekan.
2. Penanya ini ngga tau bahwa para PTT yang dikirim pemerintah ke tempat-tempat terpencil itu adalah dokter beneran yang punya registrasi, bukan sekedar calon dokter yang belum lulus. Punya registrasi artinya cukup kompeten untuk membelah kutil yang ada di bokongmu.
3. Penanya ini ngga tau bahwa PTT itu pegawainya Negara yang punya gaji dan harus bayar pajak. Bukan mahasiswa KKN atau PKL yang disuruh mengabdi untuk rakyat desa.
4. Penanya ini ngga tau bahwa dokter itu lebih tinggi kastanya ketimbang S.Ked yang cuman S1. Coz dokter punya gelar pendidikan profesi, bukan sekedar sarjana. Artinya dalam urusan akademis, dokter ngga boleh disamain sama SF, SH, ST, atau apapun lainnya yang dimulai dengan huruf S. Dokter cuman boleh disejajarin sama apoteker, pengacara, notaris, arsitek, atau apapun yang punya asosiasi profesi.

Apakah dunia profesi gw terlampau tertutup sampai-sampai orang awam di luarnya ngga bisa mengira-ngira seberapa eksekutifnya kami? Apakah orang lain terlalu awam sampai-sampai kami kira pertanyaan mereka yang terlalu basic itu adalah pertanyaan tolol? Atau..apakah pembawaan gw ini lebih mirip mahasiswi keranjingan dugem ketimbang seorang profesional?

Memang susah, kalo umur gw udah perempat baya tapi tampang gw masih baby-face..:p