Kita selalu kepingin hidup kita sesempurna John dan Jane di film Mr and Mrs Smith. Ketemu di tempat eksotis, jatuh hati pada pandangan pertama, nge-date sebentar, lalu melamar dan langsung menikah. Semuanya berlangsung cepat dan sempurna.
Yang ngga diketahui John, Jane adalah pembunuh bayaran. Dan yang ngga diketahui Jane, John juga sebenarnya pembunuh bayaran.
Kisah berikut ini mirip kasusnya, cuman ini ngga melibatkan senapan mesin. Seorang teman asal Jakarta, ditugaskan ke daerah Timur Tengah selama beberapa minggu. Di tempat yang katanya penuh berkah tapi menurut gw isinya berantem melulu itu, dia ketemu laki-laki yang sangat ganteng asal Surabaya, yang juga dipekerjain di tempat yang sama.
Selanjutnya kejadiannya bisa direka-reka sendiri (tentu saja tanpa melibatkan adegan tanpa busana di sprei putih yang melibatkan tequila, coz ini kan di Timur Tengah! Di sana ngga ada tequila, paling banter adanya juga kebab dan shisha..:-o). Pokoknya ujung-ujungnya teman gw naksir si ganteng ini.
Padahal mereka kan baru kenal beberapa minggu, atau mungkin cuman beberapa hari. Kuatir baru saja kepincut dengan kucing dalam karung (gw ngga sopan juga ya; masa' cowok ganteng disamain sama kucing?), teman gw berusaha nyelidikin asal-usul si Ganteng. Dan itu bukan perkara gampang, coz mereka tinggal di kota yang beda, dan tidak punya lingkungan teman yang nyambung. Gampang aja melacaknya di situs pertemanan, tapi Friendster dan Facebook bukan tempat yang tepat untuk nyari borok-boroknya si Ganteng. Foto-foto di situ udah diedit, profilenya terlalu rapi, semuanya seolah sempurna tapi palsu.
Jadi teman gw ngontak sohibnya, seorang blogger yang sedang bertapa di Pulang Pisau, Kalimantan. Kenapa dia milih blogger cantik yang tengah menyendiri di negeri antah-berantah itu, coz si blogger ini dikenal punya networking luas yang jaringannya menjangkau sampai ke asosiasi profesi si Ganteng di Surabaya. Teman gw cuman mau tau borok yang paling dicemaskannya; apakah si Ganteng bukan bujangan lagi.
Gw, (ya, blogger cantik itu tentu aja gw; emangnya siapa lagi?!) langsung gerak cepat ngontak kakak gw yang masih kolega si Ganteng di Surabaya. Tidak butuh waktu lama untuk mengetahui bahwa ternyata si Ganteng adalah seniornya Mas gw, dan dia cuman beda dua angkatan di atas Mas gw. Dan Mas gw mengkonfirmasikan bahwa si Ganteng itu udah punya bini. Itu boroknya.
Untung teman gw ngga jadi ama si Ganteng. Kalo ampe jadi, bisa-bisa tempat tidurnya berisik nantinya.
Thanx to networking, jadi bisa mencegah terjadinya hal-hal yang (tidak) diinginkan. Si Ganteng jelas ngga merasa perlu kasih tau teman gw bahwa dirinya udah menikah, sama seperti John Smith ngga merasa perlu kasih tau Jane bahwa dirinya kerja sebagai pembunuh bayaran. Mungkin pria-pria ini mengira para "perempuan mereka" (apa sih frase Indonesia yang tepat untuk "their girls"?) akan tau sendiri yang sebenarnya nantinya. Mereka ngga akan pernah bilang kalo kita ngga pernah nanya.
Gw harus mulai nanyain teman-teman kencan gw sekarang. Mas, apakah kau punya bini? Dan apakah kau punya pekerjaan sampingan lain, misalnya..jadi pembunuh bayaran?
Bisa-bisa gw dikira kebanyakan nonton HBO.