Thursday, January 2, 2014

Mahal, Katanya

Yak, dan handphone saya pun berkedip lagi.

Kawan: "Mbak, ini aku sudah senggama tiga hari lalu. Hari ini minum obat dydrogesteron itu nggak?"

Saya ngetik: "Ya, silakan diminum."

Kawan: "Engg..ada nggak sih sejenisnya obat itu, tapi yang lebih murah?"

Saya diam sebentar. Nggak saya bales dulu pesennya, tapi tangan saya berkeliaran di browser. Waduh, dydrogesteron itu di dunia cuman satu macem. Yang bikin itu pabrik Abbott doang. Kimia Farma belum bisa tha bikin ginian?

Saya mbales: "Diminum aja dydrogesteron-nya. Sejauh ini aku nggak pernah nemu sejenisnya yang lebih murah."

Kawan: "Jadi aku harus minum itu??"

Saya: "Iya."

Kawan pasang emoticon nangis.
Saya mengernyit. "Apakah ada masalah?" Saya kepikiran barangkali obat itu bikin perutnya mual.

Kawan: "Enggak sih, Mbak."

Saya manggut-manggut.

Kawan: "Cuman mahal aja."

Hwaduuh. Kalau emang mencekek leher ya nggak usah dibeli obatnya, beres tho?
Tapi saya nggak ngomong gitu. Saya malah pasang emoticon senyum.

Saya: "Sebetulnya kamu ngerti manfaat minum dydrogesteron itu nggak sih?"

Kawan: "Ngerti sih, Mbak. Buat penguat kehamilan kan?" Kawan saya ini sudah pernah abortus dan sekarang begitu parno takut keguguran lagi.

Saya: "Lha sudah ngerti manfaatnya kok masih ngerasa obatnya kemahalan.."

Si kawan langsung ketawa..

***

Kalau Anda merasa harus beli sesuatu dan Anda merasa itu begitu mahal, coba Anda pikir logika simpel ini.

Anda punya sampo buat keramas di rumah? (Pasti punya.) Harga sampo mahal, nggak? (Mahal, mending beli rokok daripada beli sampo.) Oke, kalo mahal, coba seminggu ini nggak usah beli sampo. Supaya duitnya disimpen.

Seorang kolega blogger pernah mencoba tips ini. Dia nggak keramas seminggu. Semula dia kira rambutnya bakalan ketombean. Ternyata setelah seminggu, rambutnya nggak jadi berminyak. Artinya apa? Pake sampo atau enggak, rambut juga tetap nggak akan menderita.

Apakah dia kemudian jadi berhenti keramas? Ternyata enggak juga. Dia kemudian beli sampo kembali. Alasannya, "Rasanya kok kurang sreg gitu ya kalau belum punya sampo.."

Kolega saya merasa manfaat beli sampo lebih besar ketimbang nggak beli. Manfaatnya adalah, melegakan hati yang sudah lama diajari orangtuanya selama bertahun-tahun bahwa manusia normal harus keramas.

Gitu lah yang saya ajarin juga ke kawan saya. Kalo nggak merasa butuh barangnya ya nggak usah beli. Jelas-jelas situ yang kepingin pake barang itu. Lha kalau di dunia ini memang pabrik yang bikin barangnya cuman satu, dan dijualnya memang harganya segitu, apakah lantas situ malah jadi batal beli barangnya?

Sekedar tips bila kebingungan beli sesuatu atau tidak:
1. Tentukan kau butuh atau tidak. Kalau butuh, ya belilah.
2. Tentukan kenapa kau butuh itu? Pilih salah satu dari jawaban ini:
a) kalo nggak punya barang ini, saya bisa mati. Misalnya kalo hari ini nggak punya akua botolan buat diminum. Lha mosok sehari nggak minum barang satu gelas pun?
b) kalo nggak punya barang ini, saya bisa dijahatin orang lain.
Misalnya kalo hari ini nggak punya kunci buat ngegembok pintu pager, maling bisa masuk ke rumah.
c) kalo nggak punya barang ini, saya nggak bisa makan dengan nyaman. Misalnya kalo hari ini nggak punya tudung saji buat ditaruh di meja makan, bakmi yang jadi menu makan malam kita bisa disamperin lalat.
d) kalo nggak punya barang ini, saya nggak bisa diterima di kalangan tetangga, teman di kantor. Misalnya kalo hari ini nggak punya batre buat telfon, pelanggan yang mau pesen makaroni dagangan kita jadi batal beli lantaran HP kita mati.
e) kalo nggak punya barang ini, saya nggak merasa jadi diri sendiri. Misalnya kalo hari ini nggak punya pulsa buat internetan, kita nggak tahu di Alfamart lagi ada promo apa sehingga kita kehilangan kesempatan buat ngirit belanjaan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®