Sunday, May 27, 2012

Kuteks Itu Urusan #2

Dalam setiap operasi, hampir semua pasien sebetulnya menghadapi risiko mati di atas meja, oleh karena obat-obatan anestesi yang harusnya digunakan.

Untuk mencegah kematian itu, sebetulnya kita bisa mengenali tanda-tanda yang menuju ke arah sana tanpa harus menunggu jantung berhenti berdetak.
Cukup dengan memeriksa kuku jari pasien. Pencet kukunya, maka kuku akan tampak pucat sebentar, lalu kembali berwarna pink hanya dalam kurun dua detik.
Tetapi jika lebih dari dua detik kuku tidak kembali berwarna pink, maka itu pertanda pasiennya telah kehabisan oksigen dan sebentar lagi bisa meninggal. Dokter akan perlu bergerak cepat dalam hitungan detik untuk memberikan obat-obatan penahan nyawa.

Siyalnya, pasien kadang-kadang suka sok modis.
Bukan, bukan monyet disko.

Seringkali pasien mengecat kukunya dengan beragam warna. Mulai dari warna ungu, warna biru, dan yang di foto saya ini, warna item. Sepanjang operasi yang sedang saya kawal ini, saya berdoa semoga si pasien nggak sampek kenapa-napa di atas meja operasi. Kalau dia kehabisan oksigen, dokter anestesinya nggak akan cepat tahu karena kukunya si pasien ketutupan kuteks!

Mosok rumah sakit harus memberlakukan ketentuan dilarang operasi kalau pasiennya masih pakai kuteks? Nanti pasiennya ngambek karena merasa nggak diobati dan kita disangka mempersulit..

Mbok ya sadar dirilah. Rumah sakit yang terpaksa menyediakan aseton hanya demi membersihkan kuku pasien yang mau dioperasi, cuman nambah-nambah kerjaan yang nggak efisien aja.

Yang penting pasien itu selamat nyawanya. Bukan cantik kukunya.
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com