Bisa nggak Anda hidup satu jam aja tanpa megang-megang HP? Ini yang terlintas di kepala gw ketika pramugari ngumumin bahwa pesawat gw mendarat di Jakarta. Belum selesai pengumumannya, tapi penumpang di kiri-kanan gw sudah sibuk nyalain HP buat nelfon, "Aku sudah sampai!" Oke sebenarnya gw mau potret orang-orang ini, tapi gw terlalu kewalahan bawa tas gw sendiri, jadi gimana gw mau motret? Bodi gw kecil, tapi gw bawa satu tas yang digeret, lalu dua tas gendong, dan tak ada satu pun yang masuk bagasi, semuanya di kabin. Gw sungguh-sungguh angkuh mau bawa semuanya sendiri tanpa porter, tapi setelah gw melakukannya sendiri di bandara, baru gw ngerasain, "Ooh..gini tho rasanya hamil kembar tiga?!"
Kakak gw pernah diceritain temennya yang kebetulan wartawan musik. Sang wartawan kebagian tugas wawancara seorang penyanyi bernama Meckel. Seneng dong? Sialnya, sepanjang wawancara, HP-nya si Meckel bolak-balik bunyi melulu, dan si Meckel malah sibuk ladenin yang nelfon dia. Alhasil sang wartawan nggak dapet apa-apa! Bingung apa yang mau ditulis di wawancara itu? "Meckel si penyanyi kondang ternyata Mr Ring Ring"?
Pernah nggak Anda ngerasain kerja Anda jadi nggak maksimal gara-gara HP? Entah itu HP Anda, HP klien Anda, atau HP orang lain yang nggak ada urusannya sama Anda. Contoh kecil, Anda lagi dengerin seorang eksekutif presentasi di rapat tentang kebijakan instansi bulan itu. Lalu HP Anda bunyi, ternyata ada SMS dari orang rumah. Kan mau nggak mau anda jadi ngeladenin SMS itu, sehingga paling-paling Anda cuma nyimak presentasi itu 50 persen doang. Berarti Anda cuman ngerti isi presentasi itu 50 persen doang. Maka jangan heran kalo kinerja Anda juga ikutan turun jadi 50 persen.
Masih di setting serupa. Anggap saja yang bunyi bukan HP Anda, tapi HP orang lain di sebelah Anda. Mau nggak mau Anda jadi ikutan terganggu. Memang HP-nya nggak bunyi, cuman getar doang. Tapi gerak-gerik orang sebelah itu buat ngangkat telepon udah cukup buat mengusik konsentrasi Anda dari mendengarkan presentasi. Jadi, baguskah nyalain HP di tempat rapat?
Saking tergantungnya orang sama HP, sampai-sampai di sebuah ritual keagamaan, pemuka agamanya minta semua HP DIMATIKAN, bukan digetarkan.
Memang, pada dasarnya kita ingin tetap berhubungan dengan orang-orang, di mana pun kita berada. Tapi kalo kita jadi terganggu gara-gara HP ngegetar pada saat tidak diinginkan, itu adalah tanda bahwa kita sudah mulai dikendalikan oleh HP. Padahal seharusnya kita yang mengendalikan HP, kan?
Inilah tanda-tanda kita sudah "diikat" oleh HP.
1. Pada hari libur, kantor tetap aja nelfon buat urusan kerjaan.
2. HP disetel di volume 100%, coz kita merasa nggak akan dengar jika volume suaranya dalam keadaan default (50% doang).
3. Merasa harus balas SMS saat itu juga, padahal kita lagi enak-enak berendam di bak mandi.
4. Punya prinsip lebih baik ketinggalan celana dalam daripada ketinggalan HP.
Ini bukan tugas insinyur HP buat merancang HP yang tidak ganggu hidup kita. Ini tugas kita yang mikirin gimana caranya supaya HP tetap bersifat mendukung kita, bukan memenjarakan kita.
Nah, HP Anda bunyi lagi tuh. Dari siapa ya?