Lho kok? UN kok ada wildcard-nya? Bukannya wildcard itu cuman ada di Indonesian Idol?
Ya sama aja menurut gw. Wildcard itu ada juga di UN. Cuman namanya bukan wildcard, tapi namanya..ujian ulangan.
Weekend lalu gw nonton siaran Indonesian Idol episode wildcard. Jadi begini nih, buat yang nggak ngerti cara mainnya Indonesian Idol. Dari audisi seluruh
Adapun orang-orang yang tadinya udah disuruh pulang, rupa-rupanya ditelaah ulang oleh juri. Delapan yang terbaik, dipanggil kembali buat masuk babak Wildcard. Nanti mereka disuruh nyanyi lagi, dan siapa yang paling banyak dapet SMS dari pemirsa, bolehlah dia masuk babak selanjutnya (biarpun tadinya sudah ditendang oleh penonton).
Gw mau komentar sedikit tentang babak Wildcard ini. Menurut gw, babak Wildcard ini nggak ada gunanya. Sudah berkali-kali Idol diadakan di banyak negara dan bikin juara baru, tapi gw nggak inget bahwa ada pemenang babak Wildcard yang berhasil menonjol di babak Spektakuler. (Mungkin pernah sih, yaitu Clay Aiken, yang akhirnya jadi juara 2 American Idol, tapi lainnya kayaknya enggak. Memang gw nggak menyangkal bahwa kadang-kadang ada aja kontestan yang bagus banget kualitasnya tapi kurang dapet SMS, tapi rata-rata penonton tuh nggak pernah bohong. Kalau penonton suka, mereka akan SMS. Tapi kalau penonton nggak suka, mereka nggak akan SMS biarpun mau pakai babak Wildcard sampek berkali-kali juga. Artinya, orang-orang Wildcard ini ya memang nggak bagus-bagus amat. Jadi menurut gw ya, babak Wildcard ini cuman buang-buang biaya aja, malah cenderung nggak adil buat para finalis non-wildcard.
Kenapa gw hubung-hubungkan ini dengan UN? Soalnya di UN ini ada ujian ulangan, di mana fungsinya adalah memberi kesempatan buat anak-anak yang punya nilai mata pelajaran di bawah standar kelulusan, untuk mengulang kembali ujiannya supaya boleh lulus dari sekolahnya. Sama aja
Kalau kelulusannya nggak bisa dibandingkan karena frekuensi kesempatannya berbeda, maka kualitasnya juga nggak bisa dipandang sama. Maaf ya buat para orang tua murid yang ujian ulangan, tapi gw juga pernah ujian akhir, dan gw pun jungkir balik belajar untuk itu. Dulu gw nggak ada ujian nasional, adanya Ebtanas, dan kalau gw nggak memenuhi standar kelulusan Ebtanas yang diharapkan oleh Depdiknas, maka gw harus mengulang satu tahun lagi di sekolah. Sama aja
Tentu saja gw nggak memungkiri bahwa pelaksanaan ujian nasional dan Indonesian Idol itu sendiri masih banyak cacat-celanya di banyak sisi. Sama-sama nggak adil. Nggak semua murid di
Jangan-jangan, mereka yang nggak lulus sungguhan dalam tiga hari ujian nasional itu sebenarnya rajin belajar, tapi gurunya ngajarinnya nggak lengkap? Jangan-jangan, orang-orang kontestan yang kekurangan SMS ini sebenarnya nyanyinya sebagus Kelly Clarkson, tapi dapet giliran tampilnya selalu nomer bontot sehingga kehilangan mood penonton yang udah bosan?
Biar saja wildcard cuman ada di kontes idol-idolan, dan ujian ulangan cuman ada di UN. Tapi ujian yang sesungguhnya datang setiap hari dalam hidup kita dalam bentuk masalah apapun, dan kita nggak bisa mengharapkan belas kasihan ataupun contekan kunci jawaban, atau pun bahkan minta wildcard atau ujian ulangan. Karena kalau kita nggak sanggup lulus dari ujian hari ini, maka kita nggak akan lulus untuk ujian besok. Tetapi kalau kita betulan bisa lulus dari ujian hari ini, maka berarti kita siap menanggung ujian yang lebih berat pada hari besok.
Gambar lembar jawabannya diambil dari sini