Wednesday, May 4, 2011

Ketika Bu Dokter Nonton Bang Rhoma

Ayayaa..maksud hati mau dugem, ujung-ujungnya kok jadi nonton Rhoma Irama seeh..? *tepok jidat*

Jadi gini, ceritanya Surabaya ulang tahun bulan Mei ini, tapi saya sendiri nggak ngeh ulangtahunnya tanggal berapa (maklumlah, kan warga pendatang baru di Surabaya..), jadi mal Tunjungan Plaza ngadain acara pesta bernama Pasar Malem Tjap Toendjoengan. Konsepnya sendiri sebenarnya bazaar gitu, isinya adalah kios-kios dadakan yang jualan cindera mata khas Jawa Timur, yang digelar di parkiran mal. Selain cindera mata seperti batik dan jamu-jamu tradisional, juga banyak banget yang jual makanan. Saya, yang nampaknya nggak bisa nahan diri untuk tidak berwisata kuliner, mencium bau-bau dugem alias DUnia GEMbrot alias acara makan-makan. Makanya waktu kolega saya, Rachmi (fotonya di atas), ngajakin saya jalan-jalan, spontan saya ngajakin dos-q ke Pasar Malem Tjap Toendjoengan..


Banyak banget jenisnya penganan yang dijual di sini. Selain rujak cingur, sate klopo, lontong balab dan lain-lainnya yang khas Jawa Timur, ternyata di bazaar bernuansa pasar kampung ini dijual juga penganan-penganan dari alam selain Jawa Timur, misalnya pempek Palembang dan cireng. Saya sendiri, akhirnya malah kelayapan menggerayangi penganan luar seperti surabi blueberry dan takoyaki keju, hihihi..


Cuman yang kurang mufakat adalah banyaknya tenant yang menggelar kios tidak diimbangi dengan menyediakan tempat buat pengunjung yang kepingin makan di tempat. Sedikit sekali disediakan kursi dan meja makan di tengah-tengah jalur untuk tempat nongkrongnya pengunjung. Padahal makanan yang dijual cukup berat lho, kayak misalnya soto, mosok mau dimakan sambil jalan-jalan atau a la standing party? Panitia nampaknya menggiring pengunjung buat makan-makan a la lesehan, soalnya banyak disediain meja makan lesehan dengan menggelar tiker di depan panggung utama yang nampaknya didesain sebagai spot utama. Panggung ini nampak nanggung, soalnya waktu saya dateng, panggungnya nggak ada pengisinya alias cuman standing mic doang. Ini mungkin maksudnya buat tempat manggung band ya, cuman band pengisi acaranya belum dateng.


Sebagai gantinya, di sebelah panggung digelar layar tancep segede-gede gaban. Alamaak..entah mungkin karena kebelet sama suasana pasar malemnya, layar tancepnya muterin film jadul dengan aktor utama Rhoma Irama dan Yati Octavia!

Walhasil saya jadi nggak betah berlama-lama di pasar malem itu. Yah, selain karena kekurangan variasi pilihan jajanan (coba kalau ada yang jual cheese cake atau tiramisu, mungkin saya masih betah), juga lantaran saya takut ketangkep basah wartawan lagi nonton layar tancep yang muterin film dangdut. Aiih, bisa jatuh nih pamor eike, bo’. Katanya Bu Dokter niatnya ke sini mau dugem, kok malah jadi nonton Bang Rhoma siih?

Buat Jemaah Georgetterox yang kepingin dateng, satronin aja pasar ini di area parkirnya Tunjungan Plaza, tepatnya di sebelahnya Sogo. Konon, pasarnya main sampek tanggal 15 Mei. Eits..jangan dateng siang-siang coz kiosnya belum pada buka. Lhaa..namanya aja Pasar Malem, jadi pasti bukanya baru malem dong. Mudah-mudahan kalian yang dateng ke sana lebih beruntung daripada saya, dan layar tancepnya muterin pelem yang lebih bermutu. Kan mendingan diputerin film lain, misalnya film Warkop DKI, atau film Suster Creambath, gitu? Atau mau sekalian diputerin film G30S/PKI di layar tancepnya? Oh oh, kalau katanya si Bang Jenggot, “Terlaluuu..!”