Tuesday, February 3, 2009

Mengharamkan yang Tidak Haram


Banyak yang kecewa setelah keluar fatwa bahwa merokok itu haram. Persis yang udah diduga, mereka yang kecewa itu adalah para perokok yang tentu aja ngga mau berhenti ngebul. Pikir mereka, ngapain juga asosiasi ulama terbesar di Indonesia itu mengharam-haramkan rokok segala? Apa para kyai itu ngga tau, kalo merokok itu..wueenaak!

Belum selesai kontroversi ngomongin fatwa haramnya merokok itu, minggu lalu udah keluar satu fatwa lagi dari perkumpulan para kyai itu: Golput juga haram. Nah! Apa pula ini?

Terang aja banyak yang protes. Protes pertama berasal dari orang-orang yang selama ini ikutan Golput. Selama ini hidup dan kerjaan mereka kan bergantung kepada Golput. Yap, Golput adalah singkatan dari angkutan trayek GroGOL-CiPUtat!
Kalo Golput haram, para penumpang dan supir ini mau naik apa dong? :-P

Protes kedua ya dari mereka yang pendukung Golput sungguhan (emangnya para penumpang angkutan di atas itu bukan Golput sungguhan ya?), yang udah dari sononya milih untuk ngga milih pas Pemilu nanti. Yap, mau golput itu dilarang kek, pada dasarnya kalo para kandidat peserta Pemilu itu ngga sreg dengan hati nurani, apa yang mau dipilih? Kan mending tinggal di rumah, daripada dateng jauh-jauh ke TPS. Apalagi sekarang musim hujan, bikin males keluar rumah. Udah ujhan, bechek, ngga ada ojhek..:-P

Gw bingung kenapa para kyai asosiasi ulama ini harus repot-repot bikin fatwa segala bahwa merokok dan golput itu haram. Terlepas dari alasan profesional gw sebagai dokter dan alasan pribadi gw yang benci setengah mati sama rokok, gw ngaku bahwa setelah gw bolak-balikin kitab suci gw, kayaknya ngga ada tuh yang bilang ngebul itu haram. Malah seorang responden yang diinterview di tv pernah bilang, perasaan rokok itu ngga mengandung babi deh, kenapa disebut haram segala?

Dan gw sendiri cukup berempati terhadap para perokok dan para pecinta golput yang diharamkan fatwa dadakan ini. Inget dulu majalah Playboy pernah difatwakan haram, dan gw ngamuk-ngamuk di blog Friendster gw. Playboy bikinan Amrik sana mungkin nista dengan foto-foto bugilnya. Tapi Playboy Indonesia ngga layak disebut haram, coz ngga ada yang telanjang di dalam majalah itu dan gw pastiin semua orang di situ pake baju.

Adakah kemungkinan fatwa-fatwa haram tentang Playboy, merokok, dan golput ini di-launching begitu saja tanpa memperhatikan uji kaidah agama yang ilmiah?

Kalo sembarangan hal begitu aja dibilang haram, maka gw mau usul supaya para kyai ini ngeluarin satu lagi fatwa haram. Ayo bilang, bersikap tidak adil terhadap istri itu juga haram! Apakah mereka masih tega membudayakan poligami yang jelas-jelas menyakiti hati para perempuan?

Nah, kalo memang benar bahwa golput itu haram, tolong sosialisasikan pada Menteri Kesehatan. Soalnya Depkes menugaskan gw buat kerja di Cali sini sampai September nanti. Kalo golput memang haram, berarti gw harus pulang ke Bandung pada bulan April nanti untuk nyoblos di Pemilu, coz KTP gw kan KTP Bandung, bukan KTP Cali. Berarti Negara harus bayarin tiket pulang gw bulan April nanti dong, kan gw ngga boleh golput! Hahaha!:-P