Friday, March 5, 2010

Pemberdayaan Ibu-ibu Gaptek


"Maklumlah, kan saya ibu-ibu, jadinya gaptek."

Kalimat itu gw baca di komentar sebuah blog minggu lalu. Pelontarnya adalah seorang wanita berumur hampir 40-an dan beranak dua. Gw mbacanya langsung miris kepingin nangis. Duh, nih ibu bodo bener sih? Bukan, bukan bodo lantaran gapteknya. Tapi bodo coz nyambung-nyambungin dua kalimat yang korelasinya sama sekali nggak ada. Apa hubungannya menjadi ibu-ibu dengan menjadi gaptek, coba? Nggak ada itu, nggak ada, nggak ada!

Nah, lupakan. Kali ini gw mau cerita tentang persekutuan arisan ibu-ibu dari sebuah klub. Suatu hari ibu-ibu ini berdarmawisata keluar kota naik bis. Nah, dari sekian banyak ibu-ibu yang nungguin bis berangkat sembari ngegosip, tersebutlah Bu X yang nggak ikut ngegosip tapi malah cetek-cetek HP.

"Lagi sms anak, Bu X, dari tadi nggak selesai-selesai?" tanya Bu Anita, sebut aja namanya begitu.

"Saya nggak lagi sms-an, saya lagi baca beritanya Pansus," kata Bu X.

"Ha? Bisa gitu, Bu X, keliatan dari HP sekecil gitu?" tanya Bu Anita takjub.

"Ya bisa dong, kan tinggal dipencet ajah," jawab Bu X sambil nunjukin layar Opera Mini-nya yang lagi buka Detik.com.

"Walah! Hebat ya HP-nya Bu X! Kalo HP saya bisa kayak gitu juga, nggak? Saya juga pengen atuh!"

"Ya pasti bisa dong. Kan HP Ceu Anita lebih baru dari HP saya. Katanya baru ganti HP sebulan kemaren, kan?"

"Ya udah, ajarin saya dong, Bu X. Pencet apa dulu?" sahut Bu Anita sambil ngeluarin HP-nya dari tas.

"Yak, pertama-tama pencet Menu dulu."

"Menu." Bu Anita tekan tombol. "Terus?"

"Tekan Opera Mini."

"Hah? Apa itu Mini-Mini, Bu X?"

Bu X ngernyit. "Lha HP-nya Ceu Anita ada Opera Mini-nya, nggak?"

"Nggak tau atuh.."

Bu X ngambil HP Bu Anita, truz bongkar-bongkar daftar aplikasi segala macam. "Walah, ini HP-nya mah mesti dipasangin Opera Mini dulu atuh, Ceu Anita.."

"Hah? Jadinya beli HP-nya mesti yang tipe apa dong?"

"Aduh, nggak usah tipe-tipean. Saya mah pergi ke tukang HP pinggir jalan, terus minta dipasangin Opera Mini. Saya bayarin aja 10.000 perak. Jadi deh, cuman 10 menit."

"Hah, murah bener? Masa' cuman segitu aja udah bisa baca berita kayak Bu X?"

Tiba-tiba, seorang ibu lain yang dari tadi udah nguping, ikutan nimbrung. "Kalo HP aku bisa nggak, Mbak X, dipake internet?"

Bu X noleh. "Ya bisa dong, Debbie, kan HP-nya Debbie merknya blekberi?"

"Iya, tapi gimana caranya?" tanya Bu Debbie.

"Sok atuh, sini saya liatin. Kalo blekberi punya ponakan saya mah, baru beli udah langsung ada Opera Mini-nya," kata Bu X sambil nerima smartphone-nya Bu Debbie. "Eh, nyalain dulu biar on dong, Bie."

Bu Debbie bingung. "Eh, gimana caranya nge-on-innya?"

"Hah, masak Debbie punya blekberi tapi nggak tau nge-on-innya?"

"Nggak tau," jawab Bu Debbie polos.

"Hah? Jadi bawa blekberi ke mana-mana di tas tapi nggak pernah on??"

"Ya ini kan saya cuman disuruh papanya anak-anak bawa blekberi ini. Tapi saya kalo nelpon anak-anak ya pake HP yang ini," jawab Bu Debbie ngeluarin HP yang lain dari tasnya. "Tapi kalo HP saya yang ini bisa dipake internetan kayak punya Bu X nggak, ya?"

"Ah, saya mau beli HP kayak punya Bu X ajah!" kata Bu Anita nggak mau repot.

"Halah, Ceu Anita! HP saya ini jadul banget. Masih bagusan HP Ceu Anita ketimbang HP saya!"

"Ah, biarin! Pokoknya saya mau beli yang sama. Merknya apa, Bu X?"

Bu X ngernyit. "Ini? Nokia."

"Sok lah, besok-besok saya mau beli juga!"

Sepulangnya ke rumah, Bu Anita bilang sama anaknya kalau mau beli HP kayak punya Bu X. Nanti ajarin ya, Teh, biar Mama bisa baca berita di HP kayak Bu X.

Anaknya itu, sebut aja namanya Michelle, bingung. "HP yang kayak gimana, Mah? Kan HP buat internetan kan banyak?"

"Pokoknya kayak yang punya Bu X," jawab mamanya bersikukuh.

Michelle, meskipun bingung, tapi berusaha jadi anak berbakti. Untunglah dia berteman baik dengan anaknya Bu X di fesbuk. Akhirnya dia kirim pesan ke fesbuknya anaknya Bu X itu.

Dan kemaren, gw dapet pesan ini di inbox fesbuk gw.
"Vic, pa kabar? Mau tanya.. Kalo handphone mamamu apa? Soalnya mamamu ngajak mamaku ganti hp seperti mamamu. Gwa bingung yg kayak gimana :p hehehe Thanx yah.."

Gw ketawa ngakak berderai-derai.

***

Jadi, menurut gw, ada satu lagi agenda yang sebaiknya kita lakukan dalam urusan pemberdayaan perempuan. Selain memperjuangkan kesempatan perempuan buat sekolah tinggi dan membebaskan perempuan dari ancaman kekerasan psikologis dalam rumah tangga, juga mestinya kita ngajarin ibu-ibu supaya nggak gaptek. Bagaimana ini, Sodara-sodara? *wink wink*