Saturday, March 20, 2010

Undangan Membingungkan


Ada sedikit perdebatan penting yang nggak penting, seperti biasa di keluarga gw. Jadi gini, ingat ketika dua bulan lalu orang rame ngomongin foto pre-wed? Nah, ada yang bisa jelasin nggak seh sebenarnya foto pre-wed itu buat apa? Selain buat dipamer-pamerin di venue resepsi pas hari H? Selain buat meluapkan hasrat narsis sang penganten? Dan selain buat lahan rejeki para fotografer?

Jawab gw, foto pre-wed itu buat ditaruh di kartu undangan.

Nyokap gw nggak mufakat. Soalnya, undangan pernikahan itu pasti ujung-ujungnya ditaruh di tempat sampah. Jadi ngapain juga dipasangin foto pengantennya? Apa ada orang nyimpen kartu undangan pernikahan buat kenang-kenangan?

(Ada. Orang macam gini pasti jenis orang yang seumur hidupnya cuman sekali diundang ke pernikahan.)

Nah, kemaren siang, ada kurir nganterin undangan pernikahan ke rumah gw. Undangannya buat bokap gw. Yang nerimanya asisten pribadi nyokap gw, dan dia nggak tanya itu undangan kiriman siapa. Di sampul depan tertulis nama bokap gw, tanpa alamat. Jadi undangan itu dianter setangan, bukan pakai pos.

Ternyata bokap gw jadi bingung. Soalnya, baik nama pengantennya maupun nama orang tua kedua penganten itu, bokap gw nggak kenal.

Dilihat dari gelarnya, pengantennya bukan dokter. Jadi pasti bukan mahasiswanya bokap gw. Yang bikin pusing, alamat orangtuanya nggak ditulis lengkap, cuman nama pasangan suami-istri dan tulisan Bandung doang. Pasangan satunya di Pekanbaru. Dooh..ini undangan dari siapa seeh?

Dan yang nikah itu juga bukan temen-temen gw atau adek gw. Jadi ini siapa?

Gw malah akhirnya becanda ke bokap gw, "Mungkin ada orang merasa kenal sama Dad tapi Dad-nya nggak kenal sama dia.." :-p

Nah, terjawab kan sekarang kenapa kita sebaiknya naruh foto di undangan pernikahan? Soalnya orang memang suka nggak kenal sama yang empunya hajat, jadi mereka butuh petunjuk-petunjuk pengenal seperti nama kecil para pengantennya, alamat lengkap orang tua pengantennya, dan kalau perlu ya sekalian foto para pengantennya.

Jadi melalui blog ini, gw mau memohon maaf buat calon penganten yang udah ngirim undangan ke bokap gw, yang sedianya mau nikah hari ini di kawasan Turangga. Maaf, bukannya kita sombong, nggak mau dateng ke hajatan kalian. Tapi masalahnya, kita nggak tahu kalian ini siapa. Lain kali, kalau mau nikah, mbok sekalian dilampirin surat dong. "Halo Pak/Bu X, apa kabar? Dateng ya ke pesta hajatan kami. Jangan kuatir, suguhannya enak-enak lho.. Eh, masih inget kami kan? Itu lho, yang dulu pernah kenalan sama Pak/Bu X pas lagi ngantre beli sate Maranggi.."