Friday, November 20, 2009

Kau Anjing, Lantas Kenapa?

Apa yang Anda rasakan kalo orang yang menulis kepada Anda selama ini bukan gadis cantik, tapi ternyata laki-laki yang mukanya bisulan? Bukan direktur sekolah mode, tpi pemulung sampah? Bukan lulusan Harvard, tapi nggak pernah sekolah? Bukan tinggal di Jakarta, tapi di sebuah dukuh kecil di Cibonang? Bukan manusia, tapi hanya seekor anjing?

(Gw pasti semaput. Anjing macam apa yang bisa menulis?)

Baiklah, gw berlebihan. Tidak ada anjing yang bisa menulis, padahal mukanya bisulan, sering mulung sampah, nggak pernah sekolah, dan tinggal di Cibonang. Gw bahkan tidak tahu, di mana Cibonang itu??

Belakangan ini dunia blog di Indonesia gempar lantaran seorang blogger tau-tau pupus lantaran kanker payudara. Jemaah blognya menangis, dan sebagai tanda perkabungan, mereka bahkan mau bikin yayasan segala untuk mengenangnya.

Sampai kemudian seseorang iseng meneliti si blogger almarhumah, melacak jejaknya, main detektif-detektifan. Hasil investigasinya ternyata sangat mengagetkan: si blogger almarhumah itu, di dunia nyata, ternyata nggak meninggal karena kanker payudara. Dia bahkan belum meninggal, coz dia memang belum pernah hidup di dunia nyata. Karakter blogger itu ternyata fiktif!


Jemaah blognya, yang tadinya berduka mengharu-biru, sontak jadi naik darah. Berani-beraninya orang menipu dengan menciptakan karakter fiktif, bonus pura-pura sakit kanker sampai ujung-ujungnya dibikin mati pula. Itu kan bikin sedih banyak orang. Kejahatan macam apa yang lebih kejam daripada mempermainkan perasaan orang?

Lalu gw memutuskan untuk menelusuri jemaah-jemaah yang suka baca blog gw, dan sering gw kunjungin juga. Dan terpikirlah sesuatu di kepala gw: Guys, are you real?

:-D

Yah, kalo dipikir-pikir sebagian besar dari jemaah blog gw tidak pernah sungguh-sungguh pernah gw temui secara nyata. Hanya empat orang jemaah yang pernah satu sekolah dengan gw. Hanya dua orang jemaah yang pernah ketemu sama gw di konferensi dokter. Dan hanya tiga orang aja yang pernah minum kopi bareng gw (itukah definisi kopi darat? Minum kopi di darat? Kalo ketemunya di atas pesawat terbang, nggak termasuk dong?) Sisanya tidak pernah sungguh-sungguh gw liat orangnya. Nggak tau apakah dagunya buluan atau nggak. Badannya bau Calvin Klein atau bau minyak tawon. Jangan-jangan pipinya kedutan terus-menerus.

Gw rasa itu gunanya kopi darat. Membuktikan bahwa semua yang pernah dia katakan mengenai dirinya di dunia maya, itu memang benar. Meskipun gw tau realisasi kopi darat itu tidak gampang. Waktu yang nggak ada. Tempat yang nggak cocok. Males ketemu secara real time. Atau..orangnya sudah terlalu banyak bohong di dunia maya sampai-sampai kebohongannya itu akan menjungkalkannya kalau sampai ketauan di dunia nyata. Termasuk bohong karena tidak mengatakan bahwa dirinya anjing?

Tapi kemudian gw terpikir sesuatu yang lain lagi. Kalo memang selama ini yang menulis kepada kita adalah anjing, lantas kenapa?

Tulisannya bagus. Banyak manfaat yang bisa ditarik. Menghibur dan bisa bikin ketawa terbahak-bahak. Dan dia melayani komentar kita dengan baik.

Jadi, kalo ternyata blog yang kita kunjungin selama ini ternyata dikelola oleh orang yang bukan seperti bayangan kita, ya nggak pa-pa kan?

Toh penjahatnya paling banter anjing. Lain soal kalo selama ini yang nulis blog itu makhluk halus alias lelembut binti dedemit, nah itu baru bikin repot. :-p

P.S. Tulisan ini gw bikin karena pernah dengar idiom, “Di dunia maya tidak ada yang pernah menyadari bahwa Anda seekor anjing.”

P.S lagi. Gw menulis ini bukan berarti bilang bahwa gw seekor anjing.

P.S. terakhir. Foto yang di atas diambil pas gw lagi kopi darat sama sesama blogger. Yang ngejepretnya Eddy Fahmi. Bukan, bukan yang gambar anjing itu. Kalo yang gambar anjing itu sih diambil dari sini.

P.S lagi. Oke! Ini yang terakhir. Gw mulai mirip teman gw Arman Tjandrawidjaja, kebanyakan nulis P.S. di blognya.