Sunday, June 20, 2010

Kenapa Saya Bela Belanda, Bukan Jepang

Yang jelas, jawabannya bukanlah karena saya ke-Barat-Barat-an. Saya harap ada alasan yang lebih ilmiah daripada itu. :-p

Saya bukan penggemar sepakbola. Saya nggak tahu siapa yang menang Liga Inggris kemaren, atau siapa yang menang Liga Spanyol. Beda sama adek saya, yang jauh-jauh hari sudah belain tim Spanyol dan Inggris. Alasannya sungguh-sungguh khas cewek: soalnya pemainnya Spanyol ada yang cakep bernama Fernando Torres. Inggris-nya saya lupa dia pilih yang mana, mungkin Steven Gerrard atau siapaa gitu.

Ayah saya sih, sudah dari dulu seneng sama Belanda. Meskipun saya lihat Belanda kalah melulu di semifinal Piala Dunia kapanpun. Khusus request ayah saya, nggak peduli kondisinya kayak gimana, Jerman harus kalah! Sewaktu saya tanya alasannya, ayah saya bilang kalau ayah saya benci setengah mati sama Franz Beckenbauer. (Padahal pemainnya Jerman sekarang kan nggak ada yang namanya Franz Beckenbauer.) Ternyata, pasalnya, ayah saya masih marah gara-gara dulu Franz ngejegal Johan Cruyff yang mengakibatkan Belanda gagal menang Piala Dunia. Ya oloh, saya bahkan nggak tahu Johan Cruyff itu siapa. Saya nanya lagi, memangnya Johan n Franz itu berantemnya kapan sih? Kok saya nggak pernah baca koran bahwa dua orang itu berantem? Jawab ayah saya, “Dulu.. Piala Dunia tahun ‘72..”

Ibu saya mihak siapa? Ibu saya juga bukan penggemar bola, tapi ibu saya maunya tim apapun yang dibela ayah saya harus kalah. Lho kok? Ya, soalnya ibu saya sebel, saban kali ada pertandingan bola, pasti ayah saya tidurnya telat. Jadi menurut perhitungan ibu saya, kalau tim favorit ayah saya kalah, ayah saya jadi pundung dan nggak mau nonton Piala Dunia lagi. Sehingga ayah saya nggak usah tidur kemaleman, dan ibu saya nggak perlu pergi tidur sendirian lagi.. :-p

Saya sendiri nggak punya tim favorit. Tapi saya punya kebiasaan dalam setiap pertandingan olahraga apapun, kalau bisa yang menang itu negara yang lebih miskin. Kenapa? Coz negara kaya sudah punya segala-galanya: modal, tajir, mosok prestasi olahraga mau direbut juga? Kalau semua prestasi diborong negara kaya, lantas negara miskin mau jadi apa? Makanya saya belain Belanda. Soalnya, menurut Bank Dunia, dalam urusan produk domestic bruto Jepang menempati urutan nomer 2 setelah Amerika Serikat, sedangkan Belanda di nomer 16 (atau 17? 18? Ya..pokoknya segitulah.) Artinya, setajir-tajirnya negara Belanda, masih lebih tajir negara Jepang. Makanya saya dukung Belanda!

Saya sendiri, lebih suka kalau sekali-kali yang menang Piala Dunia itu jangan yang negara kaya. Kasih dong pialanya ke negara yang miskin. Coba diliat tuh jagoan-jagoan Piala Dunia: Italia, Jerman, Inggris, semuanya kan negara tajir yang masuk G20. Bahkan Brazil pun juga negara kaya meskipun banyak rakyatnya masih buta huruf. Bandingkan dengan negara-negara kecil seperti Nigeria, Ghana, Kamerun, mana pernah mereka jadi negara tajir? Kan lebih adil kalau Piala Dunia jatuh ke tangan mereka, biar sekali-kali rakyatnya seneng gitu.. :-p Saya bahkan nggak merestui kalau Afrika Selatan jadi juara biarpun mereka tuan rumah. Pasalnya, dari sekian negara Afrika yang ikut Piala Dunia, ternyata Afrika Selatan itu yang paling tajir coz penghasilan domestic bruto-nya paling tinggi.. :-p

Jadi, setelah saya pikir-pikir, saya berdoa, mudah-mudahan juara Piala Dunia tahun ini adalah..Paraguay!

Soalnya setelah saya lihat data penghasilan domestic bruto dari masing-masing negara peserta Piala Dunia, ternyata PDB yang paling rendah menurut Bank Dunia adalah Paraguay. Well, nggak juga sih, coz ternyata Honduras lebih rendah rankingnya ketimbang Paraguay. Tetapi berhubung Honduras kinerjanya memble sewaktu partai penyisihan kemaren, saya kayaknya lebih percaya kalau Paraguay lebih layak megang Piala Jules Rimet itu.

Anda dukung siapa buat Piala Dunia ini? Semoga tim yang paling miskin yang menang! WAKA WAKA.. wkwkwkwk..


Semua gambar diambil dari http://worldcupblog.com