Keluarga saya bingung, coz salah satu kegemaran saya adalah motretin hal-hal nggak penting. Pizza yang sudah kemakan, jalanan yang bolong, sampek genteng rumah orang yang difoto ini. Mereka nggak ngerti kenapa saya mau repot-repot motret hal-hal remeh, lalu masukin fotonya ke blog saya. Begitulah blogger, kadang-kadang jalan pikiran blogger itu susah banget dipahami orang lain, termasuk oleh keluarganya sendiri. Padahal dari foto sepele ini, saya bisa dapet cerita yang cukup mencengangkan buat dibagi ke orang lain. Anda pasti tercengang kalau baca blog saya kan? Iya kan? Iya kan?
(Nggaaakk..) :-p
Foto ini saya ambil dari sebuah rumah di kompleks perumahan tentara di Jawa Barat. Ini sebenarnya gazebo yang berada di halaman depan sebuah rumah. Perhatikan bahwa genteng dari gazebo ini sudah mulai copot. Sayang banget ya? Padahal gazebonya bagus lho, enak buat duduk-duduk keluarga sambil minum teh sore.
Jangan tanya apakah penghuni rumah ini sayang sama genteng gazebonya. Soalnya, rumah ini kosong blong nggak pernah dihuni. Rumah ini disewa oleh seorang tentara, tapi tentaranya sendiri nggak tinggal di situ. Dia tinggal di manaa gitulah, pokoknya di tempat lain. Akibatnya rumahnya jadi kosong, lalu anak-anak liar dari kampung sebelahnya suka duduk-duduk di situ sembari main, kemudian mungkin ada orang iseng yang kayaknya naksir paku si genteng lalu nyopotin pakunya. Akibatnya gentengnya jatuh ke carport dan pecah. Rusak deh gazebonya.
Belakangan beberapa bulan terakhir kita sering baca tentang rumah-rumah pensiunan tentara yang diambil lagi oleh TNI. Agak miris juga bacanya, soalnya tuh rumah kan memang pada dasarnya milik negara, lalu disewakan ke tentara sebagai rumah dinas. Ketika tentara sudah pensiun, maka logikanya dia berhak tinggal di rumah negara, coz dia kan udah bertahun-tahun kasih jasa-jasanya buat jagain negara. Jadi ya nggak adil dong kalau pensiunan tentara tuh harus diusir dari rumahnya yang dia sewa dari negara juga itu.
Cuman memang kondisi manajemen negara kita morat-marit. Banyak banget tentara yang masih aktif bertugas, nggak bisa tinggal di rumah yang layak karena stok rumah dinas milik negara yang bisa ditinggalin pun juga nggak cukup buat semua tentara yang bertugas di Indonesia. Dulu waktu saya masih kerja buat rumah sakit tentara, saya sering lihat banyak banget tentara-tentara terpaksa tinggal di mess gara-gara nggak kebagian rumah. Mess itu kadang-kadang nggak cukup buat dikategorikan rumah sehat (tahu kan syarat rumah sehat? Tiap ruangan di dalamnya tuh harus ada akses buat masuk sinar matahari.)
Ada beberapa tentara yang asalnya memang berasal dari keluarga tajir, dan sebenarnya dia bisa beli rumah sendiri kalau dia mau. Tetapi jika seorang tentara sudah kedapatan punya rumah sendiri di luar rumah dinas, maka dia tidak akan diprioritaskan untuk diperbolehkan nyewa rumah dinas milik negara. (Mungkin, karena sudah dianggap kaya.)
Lalu, ada pula tentara yang rada rakus. Misalnya, dia udah boleh nyewa rumah dinas nih di suatu tempat. Tapi kenyataannya rumah itu nggak dia tempatin, dia sendiri tinggal di rumah pribadinya yang jauh lebih bagus daripada rumah dinas itu. Sedangkan rumah dinasnya, malah dia kontrakin ke orang lain. Oleh orang lain, rumah itu dipakai buat jadi ladang usaha, misalnya jadi rumah kost-kost-an. Yang lebih repot lagi, banyak banget rumah dinas tentara di Bandung yang disulap jadi toko baju alias factory outlet. Dan tuh toko sering banget bikin macet jalan di Bandung pada waktu weekend, lantaran omzetnya sehari bisa sampek 50-100 juta perak.
Jadi, memang susah jadi tentara itu. Yang tajir nggak bisa nampak tajir banget, coz nanti dia nggak memperoleh haknya untuk mendapatkan rumah. Yang gajinya nggak seberapa pun juga nggak dapet pula haknya untuk dapet tempat tinggal. Yang udah menunaikan kewajibannya sampek umur pensiun pun, nggak bisa tinggal dengan nyaman coz rumahnya mau diprioritaskan buat yang masih bekerja. Repot yah?