Saturday, July 10, 2010

Bukan Sekedar "Halaah.."


Musim panas sudah datang, orang mulai senang telanjang di tempat terang. Bukan, ini bukan pantun. Saya kepikiran ini waktu beberapa hari lalu saya jalan di trotoar jalan raya Pasirkaliki, dan saya lihat ada seorang ibu mandiin anaknya di trotoar. Anak itu disiram emaknya pakai gayung yang airnya diambil dari ember, dan diisi pakai kran di tembok pagar sebuah kantor. Pemandangan yang bikin saya tertegun. Anak itu mungkin umurnya baru 1,5 tahun, dan badannya yang telanjang keliatan oleh setiap orang yang lewat Jalan Pasirkaliki.

Mungkin saya lebay, tapi kan bisa aja ada psikopat lewat dan ngeliatin anak yang telanjang itu, lalu kepikiran niat yang jelek-jelek.

Saya jadi inget beberapa minggu lalu saya nonton tivi bareng nyokap. Ada acara reality show di mana seorang seleb lagi mandiin bayinya. Ritual itu dimulai dari mandiin bayi dalam bak bayi, lalu menghanduknya, dan ngebedakin si bayi. Nah, di layar nampak gambar bagian selangkangan si bayi itu dibikin buram oleh stasiun tivinya. Lalu, nyokap saya mencemooh, "Halaah..cuma gambar bayi aja pake dibikin blur segala!"

Sontak saya dan adek saya memprotes cemoohan nyokap itu, dan kami berdua bilang bahwa anak itu sekarang nggak boleh lagi keliatan alat kelaminnya di layar tivi, meskipun dia masih bayi sekecil apapun. Dan stasiun manapun yang masih menayangkan alat kelamin bayi secara terang-terangan bisa kena denda.

Saya tahu agak susah buat orang umum (termasuk nyokap saya sendiri) untuk memahami bahwa anak pun berhak untuk dilindungi alat kelaminnya, bahkan meskipun dia masih bayi. Soalnya balita, bayi, atau anak kecil umumnya kan belum punya akal, jadi dia nggak punya rasa malu. Makanya ajakan untuk menutupi alat kelamin anak kecil biasanya akan ditanggapi dengan cemoohan "halaah.."

Tapi yang tidak diantisipasi banyak orang, melindungi alat kelamin anak dari pandangan orang lain yang tidak berkepentingan, akan mengurangi kemungkinan anak ini jadi calon korban intaian psikopat seks. Anda pernah nggak sih kepikiran bahwa di dunia ini ada orang yang senang mengoleksi foto-foto bayi, tapi hanya foto alat kelaminnya saja?

Tentu saja saya nggak melewatkan alasan kenapa orang masih senang mandiin anaknya di pinggir jalan. Sepupu saya, lebih sering mandiin anak-anaknya yang berumur dua dan satu tahun di halaman depan rumahnya ketimbang di kamar mandinya. Alasannya, seger coz di halaman kan nggak sumpek. Tapi saya sendiri kesulitan ngingetin sepupu saya tentang kemungkinan tetangga psikopat yang seneng ngecengin ponakan-ponakan saya yang lagi telanjang.

Kalau kita bingung gimana caranya kasih pendidikan seks pada anak-anak, sebenarnya mulai aja dari yang gampang-gampang.
1. Jangan mandi di tempat terbuka. Mandilah di kamar mandi yang pintunya ditutup.
2. Tutup alat kelamin anak dari pandangan orang lain yang bukan orangtuanya.
3. Termasuk juga kalau lagi siram-siraman di tempat umum, misalnya kolam renang. Jangan ganti baju di tengah-tengah muka umum.

Itu nasehat yang cukup membumi, bukan begitu?




Fotonya ngambil dari sini