Monday, February 8, 2010

Helm Tukang Naik Sepeda


Pria-pria ini menarik perhatian gw sehingga gw nggak tahan buat nggak motretin mereka. :D

Komunitas pengendara sepeda naik daun dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir dan gw merasa melihat mereka ada di tiap kota. Kemaren pagi, pas gw lagi beli bubur ayam di deket rumah, pria-pria pesepeda ini nongol dan ikutan ngantre.

Gw lihat pesepeda pada umumnya kalau pakai helm itu rata-rata beda ya dari pengendara motor. Padahal kalau dipikir-pikir, kan kendaraannya sama-sama beresiko kecelakaan juga. Memang yang satu bisa dijalanin tanpa bahan bakar, sedangkan yang satu lagi dijalanin harus pakai bensin atau minyak tanah (atau minyak goreng!). Tapi kenapa helmnya mesti beda? Apalagi per 1 April nanti semua pengendara motor mesti pakai helm yang ada cap Standar Nasional Indonesia-nya, dan kalau nggak ada cap SNI itu helmnya ke laut aja. Menurut gw, regulasi SNI itu bagus banget buat melindungi dari kecelakaan, tapi kenapa nggak diberlakukan sekalian aja kepada para pesepeda?

Bayangin pesepeda pakai helm yang nutupin seluruh kepala kecuali muka. Jalannya miring curam, pesepeda meluncur turun dan dia kehilangan keseimbangan. Pesepeda jatuh, batok tengkorak terlindungi, tapi mukanya menghantam jalan. Minimal giginya rontok dua biji.
Mungkin kecelakaan begini bisa dihindari kalau aja dia pakai helm yang juga nutupin seluruh mukanya.

Ide gw mungkin konyol, tapi adakah alasan buat bilang tidak? ;-)