Wednesday, March 12, 2014

Milih-milih Jenis Feed

Anda punya blog tapi merasa traffic segitu-segitu aja? Anda sudah pasang feed tapi nggak merasa ada peningkatan lalu lintas? Mungkin feed yang Anda pasang kurang tokcer. Gimana caranya bikin feed yang cuman sekelebat bisa bikin pemirsa tertarik untuk membuka isi blog kita?

Buat blog, feed itu ibarat iklan. Jika iklan bikin pemirsa jadi tertarik untuk beli produknya, maka feed adalah barisan tulisan yang bikin pemirsa jadi tertarik untuk baca isi blog tersebut.

MEDIA FEED ITU MACAM-MACAM
Seperti halnya mau pasang iklan, kita mesti paham karakteristik media yang jadi tempat kita memasang feed itu. Feed sebenarnya bisa dibikin di mana aja, misalnya dari social media seperti Facebook. Tapi rerata blogger sekarang jarang FB-an dan kebanyakan lalu lintas blog bersumber dari aplikasi feed.

Aplikasi ini macem-macem merknya. Saya sih baru pengalaman pakai aplikasi feed yang sederhana dari RSS Feed atau dari portal feed seperti Feedly.

RSS Feed, misalnya, muncul dalam bentuk barisan-barisan kecil di desktop pemirsa begitu pemirsanya nyambungin leptopnya ke internet. RSS Feed cukup disukai karena aplikasi ini bisa dipasang di HP, dan bisa disetel untuk update setiap kurun waktu tertentu. Saya pernah pakai RSS Feed ini di HP pada tahun 2008, dan RSS Feed-nya saya setel untuk update tiap 24 jam. Alhasil tiap jam lima pagi layar Home HP saya ngelaporin blog-blog siapa aja yang update sejak 24 jam terakhir.

Saya kemudian ninggalin RSS Feed, dan lebih seneng pake aplikasi Feedly di leptop coz aplikasi itu bisa disetel untuk hanya dibuka kalau saya mau aja, bukan update otomatis. Tampilan lay-out Feedly juga lebih menarik, coz buka Feedly laksana buka daftar isi majalah, jadi ada cuplikan tulisan blognya dan ada cuplikan foto dari masing-masing blog.

GIMANA BIKIN FEED JADI MENARIK?
Sekali saya buka aplikasi feed, saya bisa dapet update-an sekitar 300 blog sekaligus. Wow, banyak banget ya? Apakah kita akan membuka feed satu per satu dan baca masing-masing blog secara berurutan. Hahaa..saya yakin ini cara membaca yang ngebosenin banget. Kita pasti pilih feed yang terdengar paling menarik untuk dibuka duluan kan? Bayangin kalau feed blog Anda ada di antara ratusan itu, gimana caranya blog Anda terpilih untuk terbaca duluan? Maka kuncinya, feed Anda harus menarik.

Feed itu ada yang versi full feed dan partial/summary feed. Enaknya kita setting feed kita yang mana? Nah, itu tergantung tujuan kita pasang feed.

Sebagai pemasang feed blog, maka kita mesti punya tujuan kenapa kita ingin pasang feed.
1) Tujuannya adalah supaya isi posting baru kita dibaca.
2) Tujuannya adalah supaya pemirsa berkomentar di posting kita.

Kalo tujuan kita adalah tujuan nomer 1), berarti yang cocok adalah Full Feed. Dengan Full Feed ini, feed akan tersaji di aplikasi memuat seluruh isi posting kita dari paragraf pertama sampek paragraf terakhir. Pendek kata, feed jenis ini adalah copy paste isi posting kita, paling cuman nggak ada komentarnya aja di feed. Untuk berkomentar, pemirsa kudu buka link di feed itu supaya terbawa ke halaman blog kita dan berkomentar seperti biasa di kolom komentar.

Summary Feed lebih cocok kalau tujuan kita adalah nomer 2). Pada setting summary feed, feed akan tersaji cuplikannya doang, mungkin sekitar 10 baris pertama dari posting kita. Untuk membaca isi postingan aslinya sampek selesai, pemirsa kudu buka link di feed itu alias dateng ke halaman blog kita.

ENAKNYA GIMANA BUAT KITA?
Buat pemirsa yang seret koneksi internet, membaca Full Feed lebih menyenangkan coz lebih sedikit halaman yang harus dibuka untuk bisa baca seluruh tulisan blogger langganannya. Tapi jeleknya, pemirsa nggak bisa liat ilustrasi foto dari posting blog itu, lay-out dari halaman blog, komentar-komentar pengunjung lain, pokoknya hal-hal yang kira-kira bisa memicu pemirsa untuk bikin komentar baru. Sehingga feed jenis ini sebetulnya malah mengurangi proses interaksi antara blogger-blogger itu sendiri.

Summary Feed mengakomodasi interaksi ini dengan baik. Pemirsa yang sudah kadung kepincut oleh isi feed, akan terpaksa membuka link-nya dan buka halaman blog aslinya. Maka ia akan melihat seluruh jerih payah blogger yang menulis feed-nya, membaca seluruh isi posting, tidak sengaja melirik komentar-komentar yang sudah nongol duluan, dan syukur-syukur tertarik bikin komentar baru. Interaksi pun terjadi, dan tujuan blog pun berhasil. Malah syukur-syukur pemirsa akan lihat promosi dari posting-posting lainnya sehingga tertarik untuk baca karya lain sang empunya blog.

Jeleknya Summary Feed apa? Ya nggak asyik kalau mau buka halaman baru, tiba-tiba koneksinya ngadat, hahahaa..

Oke, itu ocehan saya tentang cara milih model feed. Sekarang lihat lagi traffic blog kita. Yuk, kita pikir sekarang, apakah feed kita sudah cukup ideal buat naikin traffic?
http://laurentina.wordpress.com
http://georgetterox.blogspot.com