Pak Abdul Cholik, tetangga saya di Surabaya yang perwira dan kini membaktikan masa pensiunnya sebagai blogger itu, hari ini lagi bikin giveaway. Tugas dari giveaway ini adalah bikin artikel blog tentang status galau yang pernah kita bikin di Facebook. Caranya cukup nyebut dua buah status galau yang pernah ditulis di Facebook, tuliskan alasannya dan komentarnya. Kedengerannya gampang kan?
(Sebetulnya saya curiga kalau ini akal-akalan Pakde Cholik yang kepo sama status galau seseorang.)
Saya mau ikutan. Tapi..tapi..tapi..saya kan nggak pernah ngegalau di Facebook!
*dikeplak*
Iya, saya mencoba menelusuri profil Facebook saya sendiri, dan ternyata saya nggak nemu status galau di sepanjang tahun ini atau tahun 2013. Saya mencoba scroll ke tahun 2012, tapi dasar Android rese, display-nya malah balik ke tahun 2014! Bahh.. *be-te kepingin ganti Android*
Bukan saya nggak pernah ngegalau. Saya ini galau tiap hari, malah. Tapi saya memang nggak pernah ngegalau di Facebook. Saya ini kalau ngegalau ya di Twitter! Ngapain ngegalau di Facebook? Facebook penuh dengan orang jualan dan orang pamer foto anaknya, nanti kegalauan saya tidak akan menarik perhatian!
*dikeplak lagi*
Lalu saya merenung-renung lagi betapa saya telah meremehkan Facebook. Iya, saya memang jarang buka Facebook. Saya cuman update Facebook kalau mau promosi link blog, hihihi. Akhir-akhir ini saya lagi mulai debut sebagai buzzer, terus Facebook itu saya peralat sebagai media nge-buzz sama seperti socmed-socmed saya yang lain, dan saya tercengang sendiri coz ternyata dibandingkan socmed-socmed lainnya, Facebook itu menghasilkan income terbanyak untuk kegiatan nge-buzz saya. Ini seperti kalau saya buka cabang warung ayam penyet di beberapa mall sekaligus di Surabaya, dan tiap hari saya mantau income cabang warung di Lenmarc atau di Grand City, padahal ternyata yang paling banyak pembelinya justru cabang warung saya yang di Royal Plaza..
Jika Facebook bisa diibaratkan sebagai seorang istri, maka saya adalah seorang suami yang telah menganiaya hatinya karena tidak pernah memperhatikannya seperti memperhatikan yang lain.
Jemaah, janganlah kalian meninggalkan Facebook kalian. Pada akhirnya, Facebook selalu ampuh untuk mencari seseorang yang kalian perlukan. Nggak percaya? Coba ketik nama saya di search engine, pasti yang keluar duluan link Facebook saya kan, bukan link Instagram saya.. :p
Dan untuk Pakde Cholik seandainya Pakde baca ini, saya mohon mbok lain kali kalau minta klarifikasi status galau janganlah cuman status yang di Facebook. Mbok yang ditanyain itu status galau yang di Twitter aja napa sih..
http://laurentina.wordpress.com
http://georgetterox.blogspot.com
(Sebetulnya saya curiga kalau ini akal-akalan Pakde Cholik yang kepo sama status galau seseorang.)
Saya mau ikutan. Tapi..tapi..tapi..saya kan nggak pernah ngegalau di Facebook!
*dikeplak*
Iya, saya mencoba menelusuri profil Facebook saya sendiri, dan ternyata saya nggak nemu status galau di sepanjang tahun ini atau tahun 2013. Saya mencoba scroll ke tahun 2012, tapi dasar Android rese, display-nya malah balik ke tahun 2014! Bahh.. *be-te kepingin ganti Android*
Bukan saya nggak pernah ngegalau. Saya ini galau tiap hari, malah. Tapi saya memang nggak pernah ngegalau di Facebook. Saya ini kalau ngegalau ya di Twitter! Ngapain ngegalau di Facebook? Facebook penuh dengan orang jualan dan orang pamer foto anaknya, nanti kegalauan saya tidak akan menarik perhatian!
*dikeplak lagi*
Lalu saya merenung-renung lagi betapa saya telah meremehkan Facebook. Iya, saya memang jarang buka Facebook. Saya cuman update Facebook kalau mau promosi link blog, hihihi. Akhir-akhir ini saya lagi mulai debut sebagai buzzer, terus Facebook itu saya peralat sebagai media nge-buzz sama seperti socmed-socmed saya yang lain, dan saya tercengang sendiri coz ternyata dibandingkan socmed-socmed lainnya, Facebook itu menghasilkan income terbanyak untuk kegiatan nge-buzz saya. Ini seperti kalau saya buka cabang warung ayam penyet di beberapa mall sekaligus di Surabaya, dan tiap hari saya mantau income cabang warung di Lenmarc atau di Grand City, padahal ternyata yang paling banyak pembelinya justru cabang warung saya yang di Royal Plaza..
Jika Facebook bisa diibaratkan sebagai seorang istri, maka saya adalah seorang suami yang telah menganiaya hatinya karena tidak pernah memperhatikannya seperti memperhatikan yang lain.
Jemaah, janganlah kalian meninggalkan Facebook kalian. Pada akhirnya, Facebook selalu ampuh untuk mencari seseorang yang kalian perlukan. Nggak percaya? Coba ketik nama saya di search engine, pasti yang keluar duluan link Facebook saya kan, bukan link Instagram saya.. :p
Dan untuk Pakde Cholik seandainya Pakde baca ini, saya mohon mbok lain kali kalau minta klarifikasi status galau janganlah cuman status yang di Facebook. Mbok yang ditanyain itu status galau yang di Twitter aja napa sih..
http://laurentina.wordpress.com
http://georgetterox.blogspot.com