Friday, March 21, 2014

Kalau Pre Wedding Rush Jadi Film

Posting ini dibuat untuk mengikuti kontes "Pre Wedding Rush Stars" yang disponsori oleh Cotton Ink dan Stiletto Book.

Pre Wedding Rush adalah novel besutan teranyar Oktarina Prasetyowati (yang lebih beken dengan nama Okke 'Sepatumerah'). Kisah bergenre chicklit ini bercerita tentang seorang dosen bernama Menina, calon penganten yang lagi nyiapin pernikahannya, dan di tengah persiapan itu tahu-tahu dos-q kecantol dengan mantan pacarnya, Lanang.

Saya mencoba ngebayangin gimana jadinya kalau novel ini difilmin, siapa aja yang bakalan main. Mungkin foto-foto di bawah inilah kira-kira adegan yang bakalan nongol di filmnya.

Saya harus mengaku bahwa membayangkan bintang pelem Indonesia untuk mainin novel ini adalah kerjaan yang susah-susah gampang. Tokoh-tokoh sentral di novel ini punya tampilan karakter yang kuat, dan sulit cari aktor yang bisa menyerupai itu. Banyak sih yang sebenernya bisa mirip sedikit-sedikit, tapi yang mutu aktingnya bagus masih dikit.

"Kalau saja aku tidak lemah dan bisa menolak Lanang, mungkin sedikit lagi aku sudah sampai di Surabaya."
- Menina, halaman 96, nyesel karena nekat buntutin mantannya ketimbang pulang ke pertunangannya.

Misalnya aja Menina, protagonis utamanya, adalah cewek galau binti lusuh sekaligus mapan yang susah mempertahankan prinsipnya sendiri. Kalo nemu aktris yang bisa meranin cewek mapan sih gampang banget, tapi nemu yang tampangnya bikin orang males dicurhatin? Err..susah. Jadi setelah saya pikir-pikir, pilihan saya jatuh pada Adinia Wirasti. Soalnya dos-q yang fotonya paling pas dengan karakter Menina ini, hihihi..

"Lo kok nggak keliatan bahagia sih dibikinin surprise party kayak gini?"
- Agnes, halaman 21, dalam pesta ulang tahun Menina.
Berbeda dengan Menina, nyari prototype-nya Agnes jauh lebih gampang. Agnes ini cewek standar kebelet kawin yang dengan gampang bisa ditemuin di mana aja. Jadi saya tinggal cari yang kebetulan cukup menoreh prestasi gemilang sepanjang tahun lalu, maka saya pilih Laura Basuki..

"Maukah kamu menjadi istriku?"
- Dewo, halaman 29, ketika melamar Menina.
Tokoh Dewo sebenernya standar-standar aja. Figur kayak gini mungkin figur kesukaan sinetron: mapan, tampang serius, pake kacamata, pelindung, nggak banyak nuntut effort wanita, yaah..tipe pria sempurna gitu deh. Aktor sinetron mana pun bisa banget meranin kayak gini. Tapi kan saya kepingin aktor yang keren, bukan aktor ecek-ecek, dan siyalnya..aktor Indonesia yang bagus-bagus mutunya justru nggak ada yang kayak gitu. Maka oleh karena saya kebingungan membayangkan siapa yang pantas, lalu saya browsing dan menemukan sosok ini.. Indra Herlambang. Mmm..sebetulnya dos-q lumayan kan? :)

"Answer me, Nina itu bukan cuma teman kuliahmu kan?"
- Ayako, halaman 163, yang ternyata punya alasan kuat untuk nggak senang lihat Lanang selingkuh dengan Menina.
Berikutnya adalah Ayako. Nah, susah nyari yang karakternya kayak gini. Ayako keturunan Jepang, jadi mestinya gampang aja cari aktris berwajah Tionghoa. Tapi Okke membuatnya jadi sulit karena ternyata Ayako ini mungil dan berambut pendek. Sedangkan..aktris-aktris Tionghoa yang keren-keren di Indonesia itu kebanyakan berambut panjang dan tinggi semampai. Duh! Untunglah masih ada Poppy Sovia. Kalo nggak ada dos-q, saya betul-betul kehabisan ide.

"Lo tanya gue tinggal di mana? Well, sempat tinggal di Mentawai, baru pulang dari Papua."
- Lanang, halaman 34, menjawab pertanyaan Menina yang mencarinya.
Nah, yang paling susah adalah nyari cowok-cowok gondrong yang mirip dengan Lanang dan Sigit. Saya heran banget kenapa Okke memusatkan perhatian maskulin pada pria-pria gondrong, apakah karena dos-q ini seniman maka seringnya terpesona sama orang-orang gondrong? Nyari aktor-aktor gondrong di Indonesia juga sebetulnya gampang karena bejibun. Tapi Okke menggambarkan gondrongnya itu kudu sebahu dan bisa diiket kuncir ekor kuda segala.
"Korban banyak sekali."
- Sigit, halaman 129, sehabis mengecek sekitar rumahnya di Jogja yang baru kena gempa.
Padahal stok aktor gondrong yang keren di Indonesia itu kebanyakan gondrongnya ya cuman sisi samping atau poninya aja, nggak sampek kudu diiket kuncir ekor kuda, dan kebanyakan dari mereka itu keriting! (Lihat aja Reza Rahadian, Nicholas Saputra, Adipati Dolkien.) Akhirnya setelah perjuangan browsing, saya milih Vino Bastian dan Ariyo Wahab untuk Lanang dan Sigit.

Yak, kira-kira segitu proposal casting saya buat Mbak Okke. Sebagai casting director karbitan dadakan, saya ngaku ini adalah proyek yang menarik sekaligus menantang karena pengetahuan saya tentang film dan directory keselebritian Indonesia bener-bener diuji. Moga-moga Mbak Okke cukup baek hati ngomporin Luckty Sukarno buat kasih saya voucher-nya @cottonink dan buku-bukunya @stiletto_book. Amiieenn!