Ciri khas keluarga Indonesia adalah berupa keluarga besar. Di negeri ini sering kita nemu sepasang kakek-nenek punya anak banyak dan akibatnya cucunya banyak juga. Orang-orang seumuran saya biasanya punya sepupu bejibun. Itu baru yang satu nenek, apalagi yang satu buyut, satu canggah, dan seterusnya. Kalo keluarga yang satu nenek itu disuruh tinggal bareng, kayaknya itu bisa bikin satu cluster di dalam sebuah kelurahan.
Sering banget kita temukan keluarga yang satu nenek itu kemudian tinggal terpisah-pisah karena masing-masing beranjak dewasa dan bikin keluarga sendiri. Untuk membuat silaturahmi umumnya mereka bikin arisan keluarga yang bisa diselenggarakan sedikitnya sebulan sekali. Bokap saya sendiri punya grup arisan keluarga yang dibentuk bareng sepupu-sepupunya dan mereka ketemuan setiap dua bulan.
Alternatif lain selain arisan keluarga adalah forum chat di grup messenger. Bila arisan keluarga punya kendala berupa susahnya ngumpulin keluarga setiap bulan padahal anggota-anggota keluarga itu tinggal di propinsi yang beda-beda, maka forum chat grup messenger ini bisa menjembatani kendala itu. Dengan chat grup messenger, para keluarga tetep bisa ngobrol setiap saat secara akrab tanpa harus kumpul bareng di suatu tempat.
Sekarang banyak banget aplikasi yang bisa dipake buat bikin chat grup messenger. Umumnya orang pake Blackberry Messenger Group atau Whatsapp Group. Kalo saya pribadi lebih seneng pake Line Group. Apalagi alasannya kalo bukan karena Line pake stiker-stiker unyu.
Cuman kadang-kadang chat grup messenger ini rasanya bisa jadi ngebosenin. Misalnya karena semua anggota keluarga dari seluruh klan tumplek blek semua, mulai dari kakek-nenek sampek cucu-cucu yang masih a-be-geh unyu-unyu. Yang namanya beda generasi, topik pembicaraan kadang-kadang nggak cocok. Remaja-remaja yang masih umur belasan tahun kadang-kadang nggak ngerti sama leluconnya nenek-nenek biarpun kalo dianalisis sebetulnya leluconnya itu lucu sekali.
Beberapa orang kadang-kadang ngeluh ketika forum chat grup berubah jadi lapak online shop. Sebetulnya fenomena ini cukup sering terjadi. Nggak usahlah di forum chat online, bahkan di arisan darat pun sudah sering kita liat sodara-sodara nawar-nawarin barang dagangan padahal kita sendiri lagi kepingin kangen-kangenan sama sodara. Nggak beli? Sungkan. Mau beli? Kok rasanya kemahalan yak?
Temen saya ngeluh bahwa akhir-akhir ini forum chat grup keluarganya jadi tegang gegara sodara-sodaranya mulai ngomongin Pemilu. Kelihatannya topik pembicaraan ini sudah menginjak zona sensitif. Mungkin yang satu terlalu semangat kampanye dirinya yang mau jadi simpatisan partai anu, sedangkan sodaranya sudah lama empet sama partai yang satu itu.
Memang nggak gampang kalau mau keluar dari grup chat itu. Di satu sisi, setiap kali grup itu update, entah si anu baru ganti status atau si anu baru upload foto baju dagangannya, pasti nguras bandwidth HP anggotanya biarpun cuman sedikit. Padahal dewasa ini kita nggak cuman mesti mikirin caranya ngirit dompet, tapi ya harus mikirin caranya ngirit bandwidth. Lha situ kira paket data internet telekomunikasi seluler di Indonesia nggak mahal, apa?
Tapi di sisi lain, kita tetep butuh forum chat messenger. Apalagi alesannya kalo bukan piara silaturahmi. Siapa yang nggak seneng denger langsung siaran bahwa si sepupu baru melahirkan anak pertamanya satu menit yang lalu? Atau siapa yang nggak langsung sedih ketika denger si pakde kena serangan jantung setengah jam yang lalu? Setiap orang seneng denger informasi seaktual mungkin, dan itulah gunanya forum chat messenger. Suka nggak suka, silaturahmi itu memperpanjang rejeki. Iya kan? (Meskipun kadang-kadang yang merasakan rejekinya itu cuman pedagang online shop.. ;p)
Tips piara forum chat keluarga supaya awet dan tetap menarik:
1. Pilihlah topik pembicaraan yang netral, yang kira-kira semua orang bisa ikutan.
2. Topik nyelametin ulang tahun ke salah satu anggota selalu bisa melibatkan semua anggota grup.
3. Kalau ada sodara yang mulai ngomong hal-hal sensitif, alihkan pembicaraan ke topik lain. Atau bikin jadi humor.
4. Upayakan ngobrol di satu ruangan aja. Kebanyakan ruangan dalam satu group chat malah bikin pusing. Emangnya majalah, punya banyak rubrik?
5. Ganti topik setiap saat supaya isi pembicaraan lebih variatif.
6. Kalau kita ngelempar pembicaraan, terus nggak ada yang komen, atau ada yang komen tapi cuman bunyi basa-basi, itu artinya memang isu membosankan.
7. Pakailah stiker yang saat ini lagi ngetrend. Selain buat kreatif mengekspresikan bahasa tubuh, juga bisa buat bahan lucu-lucuan.
http://laurentina.wordpress.com
http://georgetterox.blogspot.com
Sering banget kita temukan keluarga yang satu nenek itu kemudian tinggal terpisah-pisah karena masing-masing beranjak dewasa dan bikin keluarga sendiri. Untuk membuat silaturahmi umumnya mereka bikin arisan keluarga yang bisa diselenggarakan sedikitnya sebulan sekali. Bokap saya sendiri punya grup arisan keluarga yang dibentuk bareng sepupu-sepupunya dan mereka ketemuan setiap dua bulan.
Alternatif lain selain arisan keluarga adalah forum chat di grup messenger. Bila arisan keluarga punya kendala berupa susahnya ngumpulin keluarga setiap bulan padahal anggota-anggota keluarga itu tinggal di propinsi yang beda-beda, maka forum chat grup messenger ini bisa menjembatani kendala itu. Dengan chat grup messenger, para keluarga tetep bisa ngobrol setiap saat secara akrab tanpa harus kumpul bareng di suatu tempat.
Sekarang banyak banget aplikasi yang bisa dipake buat bikin chat grup messenger. Umumnya orang pake Blackberry Messenger Group atau Whatsapp Group. Kalo saya pribadi lebih seneng pake Line Group. Apalagi alasannya kalo bukan karena Line pake stiker-stiker unyu.
Cuman kadang-kadang chat grup messenger ini rasanya bisa jadi ngebosenin. Misalnya karena semua anggota keluarga dari seluruh klan tumplek blek semua, mulai dari kakek-nenek sampek cucu-cucu yang masih a-be-geh unyu-unyu. Yang namanya beda generasi, topik pembicaraan kadang-kadang nggak cocok. Remaja-remaja yang masih umur belasan tahun kadang-kadang nggak ngerti sama leluconnya nenek-nenek biarpun kalo dianalisis sebetulnya leluconnya itu lucu sekali.
Beberapa orang kadang-kadang ngeluh ketika forum chat grup berubah jadi lapak online shop. Sebetulnya fenomena ini cukup sering terjadi. Nggak usahlah di forum chat online, bahkan di arisan darat pun sudah sering kita liat sodara-sodara nawar-nawarin barang dagangan padahal kita sendiri lagi kepingin kangen-kangenan sama sodara. Nggak beli? Sungkan. Mau beli? Kok rasanya kemahalan yak?
Temen saya ngeluh bahwa akhir-akhir ini forum chat grup keluarganya jadi tegang gegara sodara-sodaranya mulai ngomongin Pemilu. Kelihatannya topik pembicaraan ini sudah menginjak zona sensitif. Mungkin yang satu terlalu semangat kampanye dirinya yang mau jadi simpatisan partai anu, sedangkan sodaranya sudah lama empet sama partai yang satu itu.
Memang nggak gampang kalau mau keluar dari grup chat itu. Di satu sisi, setiap kali grup itu update, entah si anu baru ganti status atau si anu baru upload foto baju dagangannya, pasti nguras bandwidth HP anggotanya biarpun cuman sedikit. Padahal dewasa ini kita nggak cuman mesti mikirin caranya ngirit dompet, tapi ya harus mikirin caranya ngirit bandwidth. Lha situ kira paket data internet telekomunikasi seluler di Indonesia nggak mahal, apa?
Tapi di sisi lain, kita tetep butuh forum chat messenger. Apalagi alesannya kalo bukan piara silaturahmi. Siapa yang nggak seneng denger langsung siaran bahwa si sepupu baru melahirkan anak pertamanya satu menit yang lalu? Atau siapa yang nggak langsung sedih ketika denger si pakde kena serangan jantung setengah jam yang lalu? Setiap orang seneng denger informasi seaktual mungkin, dan itulah gunanya forum chat messenger. Suka nggak suka, silaturahmi itu memperpanjang rejeki. Iya kan? (Meskipun kadang-kadang yang merasakan rejekinya itu cuman pedagang online shop.. ;p)
Tips piara forum chat keluarga supaya awet dan tetap menarik:
1. Pilihlah topik pembicaraan yang netral, yang kira-kira semua orang bisa ikutan.
2. Topik nyelametin ulang tahun ke salah satu anggota selalu bisa melibatkan semua anggota grup.
3. Kalau ada sodara yang mulai ngomong hal-hal sensitif, alihkan pembicaraan ke topik lain. Atau bikin jadi humor.
4. Upayakan ngobrol di satu ruangan aja. Kebanyakan ruangan dalam satu group chat malah bikin pusing. Emangnya majalah, punya banyak rubrik?
5. Ganti topik setiap saat supaya isi pembicaraan lebih variatif.
6. Kalau kita ngelempar pembicaraan, terus nggak ada yang komen, atau ada yang komen tapi cuman bunyi basa-basi, itu artinya memang isu membosankan.
7. Pakailah stiker yang saat ini lagi ngetrend. Selain buat kreatif mengekspresikan bahasa tubuh, juga bisa buat bahan lucu-lucuan.
http://laurentina.wordpress.com
http://georgetterox.blogspot.com