Saturday, January 16, 2010

Pre-Wed yang Halal

Hore, ada yang bilang haram lagi. Eh, kenapa yang sering ngomong haram-haram gini kebanyakan orang Jawa Timur ya? Kenapa bukan para ulama dari propinsi lain gitu? Misalnya ulama dari Sulawesi Utara, ulama dari Papua, atau ulama dari Nusa Tenggara Timur? Kenapa mereka jarang ngeluarin fatwa haram juga? *wink*

Sekarang Jawa Timur ngeluarin pernyataan bahwa foto pre-wedding juga haram, soalnya laki-laki dan perempuan yang berada di dalam foto itu bercampur seperti suami-istri padahal mereka belum kawin.

Padahal gw sendiri lebih menghargai foto pre-wedding itu sebagai sarana seni. Gw perhatiin bahwa orang-orang kalau bikin foto pre-wedding itu bukan sekedar mamerin dua orang berpelukan aja, tapi ada banyak unsur seni yang ada di situ. Pencahayaan fotonya, pengarahan gaya pose orang-orangnya, nyari-nyari fokus buat spot fotonya, ngatur latar belakang yang artistik, sampai pemilihan kostum dan make-up. Tidak heran buat bikin foto pre-wedding ini bisa sampai kerja keras yang hectic-nya mengalahkan produksi sinetron kejar tayang. Menurut gw pribadi, foto pre-wedding yang bagus adalah foto yang bisa menimbulkan minimal satu dari tiga macam kemungkinan sekaligus:
1. Bikin orang jadi kebelet kepingin kawin.
2. Bikin orang jadi sirik sama yang difoto.
3. Bikin orang jadi sirik sama yang moto.

Maka gw pun bertanya-tanya, apakah foto pre-wedding itu harus selalu menampakkan tampang orang-orang berpelukan? Apakah suatu foto pre-wedding harus selalu ditafsirkan sebagai foto suami-istri? Jadi gw browse cari-cari foto pre-wedding, yang kira-kira tidak berpotensi ditilang MUI:

Foto 1. Diambil dari http://rickycophotography.com. Gw lebih terpesona sama latar belakangnya. Gimana caranya bisa turun ke daerah berbatu-batu karang begitu tanpa takut kaki tergores-gores?
Foto 2. Karya Randolph Quan, diunduh dari http://randolphquan.com. Kesulitannya adalah memotret dua orang yang meloncat pada saat yang bersamaan. Oh ya, foto ini bisa ditiru di tempat versi kita sendiri, misalnya di Jembatan Surapati – Bandung atau Jembatan Suramadu – Selat Madura. Dengan syarat nggak dipentungin hansip lantaran ngehalangin jalan. Oh ya, foto ini tidak cocok dilakukan di daerah Indonesia yang PLN-nya sering ngadain pemadaman bergilir.
Foto 3. Dijepret oleh Robert Hooper, gw ngambilnya di http://roberthooper.co.uk. Gw suka banget foto ini, coz si neng-nya tetap nampak bahagia bahkan ketika harus berpisah. Waktu gw ngomongin foto ini sama teman cowok tadi pagi, teman gw protes soalnya muka mas-nya cuman sekelebat doang, nggak keliatan. Susah memang kalau cowoknya narsis.
Foto 4. Diculik paksa dari http://baliwww.com. Lupakan latar belakang tembok pilarnya yang udah bulukan dimakan usia. Ini lebih mirip dua orang yang lagi main petak umpet ketimbang foto suami-istri. Hayo, fotonya mau haram di sebelah mananya?
Foto 5. Gw dapet karya Prayasa ini di http://prayasa.com. Cocok buat para pasangan yang kerja nyambi jadi tukang perahu di Sungai Musi atau Sungai Kapuas. Gw nggak ngerti kenapa orang senang foto di atas perahu, apa nggak takut kecebur? Kan kalau kecebur, sayang gaunnya lho. Dan fotonya nggak cocok buat tipe penganten cewek yang pecicilan.
Foto 6. Dipotret oleh Kosmas, dimuat di http://deviantart.com. Cocok buat para penganten gotik. Ini maksudnya apa sih? Persatuan antara pendekar persilatan dari Dunia Yin dan Dunia Yang?
Foto 7. Download dari http://dinomarket.com. Dua orang ini tidak nampak mesra coz saling memalingkan muka ke arah yang berbeda. Gw nggak melihat tanda-tanda mereka akan menikah, justru gw mengira mereka lagi sakit lantaran bibirnya mirip pasien syok hipovolemik. Oh ya, gw nggak sepakat sama ornament rumput-rumput itu. Gatel!
Foto 8. Bikinan Budiman Wira di http://warnasari.com. Ini kan tidak berpelukan? Cuman yang perempuan lagi mbetulin baju yang laki-laki. Ini pohon di mana sih? Kok akar-akarnya gede-gede gini..
Foto 9. Hasil karyanya Bernardo Halim, gw unduh dari http://citizenimages.kompas.com. Foto macam gini mengingatkan gw pada motto gw, “only me, my baby, and God”. Kalau orang-orang itu masih mengharamkan foto ini juga, gw angkat tangan deh..

Foto 10. Favorit gw dari http://aditiniranjan.com. Yang laki-laki jagoan motret, sedangkan yang perempuan jagoan pose manis. Mengingatkan gw pada sesuatu yang sangat familiar buat gw akhir-akhir ini. :-)
Satu hal lagi, dalam setiap foto pre-wedding mana pun, mau muka ceweknya yang sehari-hari mecucu kayak jeruk purut, atau cowoknya biasanya kayak pentol korek, kalau udah difoto pre-wedding pasti kelihatan kayak yang cantik dan ganteng. Makanya foto pre-wedding itu butuh fotografer yang bener-bener jago!

Oh ya, tema pre-wedding favorit gw adalah penganten kesasar. Kayak foto-foto ini. Ini yang laki ada di mana sih, kok mbaknya ditinggal sendirian?

Foto 11. Penganten kesasar di kota. Karya Jim Liaw, diambil dari http://jimliaw.com. Ganti gambar-gambar posternya pakai gambar gw, it’s absolutely perfect!
Foto 12. Penganten kesasar di sungai. Karya Jim Liaw juga. Ini background-nya palsu kan? Sayang gaunnya kalau sampai kecelup beneran.
Foto 13. Penganten kesasar di tangga spiral. Diunduh dari http://portraitg.easycgi.com. Pasti pegel naikin tangga yang anaknya banyak pakai high-heels itu. I’m dying for this pose for my own!
Jadi, seharusnya foto pre-wedding bisa kreatif dan artistik, tanpa mesti melawan sabda-sabda kaum religius. Yang kita butuhkan cuman cita rasa seni yang tinggi dan pikiran yang nggak melulu mesum.

Anda sudah melakukan foto pre-wedding? Atau mau melakukannya lagi? :-)