Tuesday, September 15, 2009

Dermawan Sih, Tapi..


Bahwa, bersedekah itu sangat dianjurkan, tapi nggak boleh sampai menghilangkan nyawa orang.

Hari ini tanggal 25 Ramadhan. Rakyat Mataram tau persis bahwa setiap tanggal ini, di rumah Pak Haji, akan diadain pembagian zakat massal. Ini sudah berlangsung bertahun-tahun, dan tahun ini Pak Haji melakukannya lagi. Setiap orang yang datang ke rumahnya, bakalan dikasih duit sebanyak Rp 25 ribu perak. Nggak heran, orang-orang datang berduyun-duyun ke rumah Pak Haji hari ini. Sebagian besar adalah ibu-ibu, dan sebagian besar di antara mereka sudah bangkotan banget, dan sebagian besar lagi bawa anak-anak masing-masing. Pikirnya, pembagian zakat nggak ada ubahnya seperti beli minyak goreng yang dijatah. Kalo kamu datang ke rumah Pak Haji bawa anakmu dua orang, berarti ada tiga orang di keluargamu yang dapet zakat. 3 x Rp 25.000,-; berarti kalian bawa pulang duit Rp 75.000,- ke rumah, enak kan?

Pikiran inilah yang bikin kerusuhan di rumah Pak Haji, dan gw liat beritanya barusan di tivi. Rumah Pak Haji yang diserbu banyak orang, menjadi tempat di mana ratusan orang berjejalan di halaman macam ikan pindang karena berebutan duit yang dikasih Pak Haji. Akibatnya bisa diramalkan. Tanpa ampun, puluhan orang terinjak-injak oleh massa.

Polisi datang melerai kerusuhan. Ratusan orang disuruh keluar. Gerbang rumah Pak Haji disegel rapat. Semua orang marah-marah, karena nggak bisa ngambil duit yang dilambai-lambaikan Pak Haji.

Pak Haji di Mataram ini seolah nggak belajar dari peristiwa tahun lalu, di mana puluhan orang tewas gara-gara berebutan zakat yang dibagi-bagikan oleh seorang haji di Pasuruan, Jawa Timur. Pak Haji yang satu ini juga sama, suka bagi-bagiin zakat langsung ke masyarakat. Akibatnya orang-orang berduyun-duyun memenuhi halaman rumahnya demi minta limpahan duit, dan saking beringasnya kepingin duit, banyak yang jatuh dan terinjak-injak. Buntutnya, banyak yang tewas. Yang kesiyan, gara-gara peristiwa bencana itu, anaknya Pak Haji terpaksa dipenjara tiga tahun. Soalnya, anaknya Pak Haji itu dianggap bertanggung jawab atas pembagian zakat secara massal tersebut.

Zakat adalah ibadat yang wajib buat muslim. Memberi zakat akan dapet pahala, sedangkan tidak kasih zakat itu berdosa. Pak Haji nggak salah ngeluarin hartanya buat bayar zakat itu. Tapi yang repot, kalau dia tidak mengantisipasi kelakuan orang miskin yang biasa meluap-luap ketika melihat rejeki nomplok.

Ada alasan bagus kenapa tiap orang yang mau bagi-bagiin zakat sendiri secara massal harus lapor polisi dulu. Pasalnya, supaya polisi bisa mengantisipasi kerusuhan yang bakalan timbul. Jangan sampai yang namanya pembagian rejeki kepada orang miskin bisa berubah menjadi bencana yang menewaskan orang banyak.

Sikap sekularitas gw terusik. Barangkali urusan kenegaraan dan agama memang jangan dipisah-pisahkan. Mungkin Pemerintah perlu ikut campur juga dalam urusan agama, apalagi untuk urusan zakat ini. Antara lain mengeluarkan larangan, dilarang keras membagi-bagikan zakat secara massal tanpa pengamanan polisi. Soalnya, meskipun kedua Pak Haji di atas boleh dibilang dermawan, tapi boleh jadi apa yang mereka lakukan telah membahayakan nyawa orang banyak.

Karena kalo pembagian zakat itu bisa bikin seseorang terbunuh, apakah zakat itu tetap jadi rejeki yang berkah?